Tuesday, September 6, 2011

Tentang sebuah malam..

Malam ke malam. Selalu terasa alam bertasbih dalam hembusan angin. Menyela sepi dalam alunan nada alam.terendap laraku disana menepikan bujur bujur dunia yang terlalu pekat untuk di telusuri. Terlalu rumit untuk di mengerti dan terlampau menyelidik untuk mengakui.

Seakan hari ini bukan yang kemarin. Menjanjikan sebuah keajaiban tentang duniaku. Ya.. dunia yang pernah ku raba dengan sentuhan demi sentuhan ilahi dan keromantisan ramadhan yang menyentuh setiap masa. Namun aku tak pernah salah. Kehidupan adalah balasan tanpa celah atas apa yang ada dan terdampar dalam nada-nada sumbang tak beraturan.

Kini.. bulan itu telah pergi..
Ditengah gempita dan eforia di sekitarku..
Aku duduk sendirian disini..
Bertemankan sajadah ini..
Mencoba menyusuri arti takbir yang berkumandang..
Menyelesaikan tangisan yang belum ku tuntaskan.
Dalam malam..
Dalam perenungan..
Dalam takbir..

Magelang,30 agustus 2011

Allah..
ijinkan aku mencintaiMu..

entah kenapa aku menyukai waktu ketika sendirian. Bukan berarti aku akan selalu menepi dari peradaban, namun ditengah kesendirian dan dekapan alam aku selalu menemukan hal yang lain dan lain lagi. Hingga ketika perjalanan demi perjalanan ku tempuh. Ada satu per satu keinginan ku gapai. Kesendirian dalam malamku adalah waktu dimana aku mengadu dan membenamkan diri dalam sajian alam terindah berasama Rabb ku.

Kini ketika kembali ke Yogjakarta. Sajian keindahan itu juga punya sejuta arti. Keindahan dan keramaian dunia di malioboro selalu mengusik untuk di jadikan objek foto. Namun sudut kecil di ujung gang ini punya cerita lain.

Seorang ibu tengah menggendong anaknya sebari mendendangkan lagu jawa. Tersengat menyejukkan. Mendengarnya sebari bersanding teh hangat dan kepenatan pikiran membuatku sedikit banyak bercengkrama dengan pikiranku sendiri.

Melihat wajah itu. Menyelidiki ketulusan itu membuatku punya banyak waktu untuk menerka mimpi yang di singkirkannya untuk makhluk kecil anugrah terindah di gendongannya itu. Tangan itu punya cerita tentang gurat gurat kerinduan atas kerindhoanNya atas apa yang di pintanya. Semoga dunia engajari kebaikan atas anak itu, semoga ketaatan atas agama menjadi langkahnya dalam hidup. Semoga bekal dunia adalah segala sesuatu yang dapat menjadi kebaikan akhirat juga untuk nya.

Ada yang mengalir di mataku. Sejenak menyelami apa yang ku pikirkan sendiri. Teringat akan ‘jarit’ atau selendang dengan motif batik yang selalu ku bawa tidur ketika merindukan ibu saat berada jauh darinya. Jarit yang menemaniku sangat lama hingga akhirnya kini berada menetap di almari ibu dengan sobekan yang memang tak di jahit.

Kenapa tiba tiba jogja menawarkan cerita baru untukku. Menyelidiki senyuman apa yng ku berikan pada orang tuaku atas doa dan peluh kerja mereka?

Jogja selalu punya cerita. Tentang ukhwah.. tentang persahabatanku dengan kawan”ku di SMA, tentang pantai.. tentang UIN.. tentang penantian..hampir 5 jam untuk seorang kawan dan impiannya. Tentang mario bros yang kini menemukan jalannya menjadi seorang yang berbeda kelak. Dan tentang perenungan..

Jogja membuatku selalu ingin mencintaNya lebih dekat. Dia yang setia menyajikan pemikiran demi pemikiran, perenungan dan penyimpulan tentang banyak hal.. hingga membuatku secara sadar atau tidak kembali dan kembali tenggelam dalam cintaNya yang tak pernah terhenti..

Bahkan.
Hingga nafas bukan lagi milik diri..

aku ingin mencintaiMu..

magelang,1 agustus 2011

No comments:

Post a Comment