Tuesday, September 6, 2011

ketika masa dan waktu berganti,

Malam yang menjelaga petang. Terbenamnya sang surya di peraduannya pertanda kedatangan malam. Terkadang diantara kita masih sibuk dengan pemikiran pemikiran kosong tentang ketidak mengertian dan kesalahpahaman semata. Seandainya semuanya hanya semu dan padam mungkinkah keadaan mampu memiliki masa untuk kembali bersua dengan keberagaman kekecewaan dunia. Salah satunya adalah mereka yang tengah berdiri diatas amanah dan menggengam cinta kepada agamaNya. Melanjutkan hidup sesuai dengan keinginan Rabb-nya. Dalam jalan ini segalanya bisa terjadi. Segalanya dapat terjadi. Dengan Agama segalanya menjadi mungkin.
Dan segalanya adalah bagaimana mengerti dan memahami. Terkadang kita hanya sibuk tentang mereka. Tentang pemikiran orang lain. Namun akhirnya kita hanya terjerembab dam lubang suram bernama kecewa dan tunduk pada kepasrahan. Entah apa yang di janjikan bulan padang pada sang surya. Sehingga begitu waktunya tiba. Ia akan tunduk dan takluk pada penciptanya. Terbenam dan terbit seketika. Tak ber alasan kepatuhannya. Tak banyak cakap ia beribadah. Hanya dengan apa yang dia tahu. Bukan hanya dengan perdebatan panjang ia menjelajah keraguan hatinya.

Malam ini..

Ketika eforia ramadhan di akhiri. Akukah yang menangis dan merasa di tinggalkan. Aku kah yang seorang diri menjelma menjadi malam dan malam selanjutnya. Menanti sebuah bulan yang tak boleh kita lupakan. Bulan penuh anugrahNya. Bulan penentuan atas segalanya. Bulan di atas bulan selanjutnya. Kalau kalut itu jadi benar. Maka benarkan jiwa ini tetap jadi jiwa yang benar diantara kebenaran yang ada.
Ramadhan pergi.. syawal menanti..
Menunggu setahun lagi bukanlah sebuah jawaban atas kerinduan yang belum lagi terobati. Namun sebuah kata dan kerinduan tak akan diobati oleh apapun kecuali bersama Rabb nya..

ketika masa dan waktu berganti,,

magelang,29 agustus 2011

No comments:

Post a Comment