Monday, September 26, 2011

‘Buku yang Mengesankan’

Kalo boleh sedikit meminjam sepetik kata dari akh.Dony yang selalu di ungkapkannya setiap meng-update status. Walau pernyataan itu bukan hanya sekedar ikut-ikutan belaka. Namun lebih jauh kata itu tentang bagaimana seorang Arma Setyo Nugrahani mengapresiasi sebuah buku berjudul ‘Mengapa Aku Mencintai KAMMI’.

Buku yang sampai dengan selamat di tangan saya beberapa waktu yang lalu. Terima kasih sekali lagi pada Akh. Lukmanul Hakim, atas inspirasinya atas buku dan atas kehadirannya yang luar biasa dalam segala tempat dan memberikan pencerahan bagi saya dan teman-teman yang mengundang beliau di segala acara .

Dan terima kasih pada akh. Muhammad Nur Kholis atas tagihan demi tagihan tulisannya. Membuat saya tak henti berpikir, tak henti mengurai inspirasi inspirasi yang berada di sekitar dan melukiskannya di untaian kata demi kata dalam setiap lcelotehan saya.

Mengapa rasanya saya jadi berasa memenangkan music award ya??? Terima kasih mulu.. oke kembali fokus.. luruskan niat.. heheh

Banyak diantara kita memang kurang atau bahkan tidak mengetahui apa itu kammi. Atau mungkin saya pun begitu. Makanya cinta ini pun kadang tenggela, dan muncul lagi. Itu karena saya belum mengenal kammi lebih dekat dan mengertinya. Bagaimana mengerti dan paham jika kenal saja tidak? Iya bukan?

Mungkin itu maksud mengapa buku itu sampai ketangan saya (atau mungkin memang dapet jatahnya yang itu? Hehe.. just kidding) menyelesaikannya butuh waktu. Itu yang pertama saya inginkan. Karena saya bukan hanya ingin membaca namun ingin mengerti detailnya. Hingga saat ini pun belum terselesaikan. (serusly, bukan ngeles) hal itu karena saya lebih suka membacanya di bis atau saat di perjalanan atau saat di kampus ketika sendirian.

Suasana dan penangkapan yang berbeda. Itu yang ingin saya letakkan ketika menangkan derai demi derai cita dan cinta yang terurai dari buku itu. Karena itu mereka mencintai KAMMI. Dari mulai pahit hingga manis. Seperti itu juga saya mengerti dan memahami bu inggit (istri pertama bung karno) yang kemudian melepaskan bapak negara itu di pintu gerbang kemerdekaan. Ketika terlanjut sudah hati sang proklamator itu terbagi. Disana dia memilih untuk pergi dari pada meniti pahit di duakan (brrr.. bahasanya)

Dan mereka yang ada dan berkobar diri di jalan dakwah ini punya cita dan cinta yang mulia lebih dari sekedar tentang ‘aku’ atau ‘saya’. Karena mereka menggadaikan dunia untuk akhirat. Hingga mereka terjerembab. Ya begitulah. Akhirnya mereka terjerembab di jalan yang benar dan berbangga atas apa yang ada.

Dan di saat ini, ketika belum sampai diri untuk mengerti dan benar-benar yakin. Sebagai manusia yang hanya berhak berharap dan merencanakan tanpa tahu akan apa yang terjadi di depan. Seorang ini hanya sanggup berkeyakinan bahwa Allah memilihkan jalan terbaik bagi siapapun nanti. Kita hanya berkah untuk berusaha,berdoa dan berikhtiar. Allah yang menentukan.

Dan jika berbicara komitmen..
Itu pun..
Masalah..

....

Semarang,25 sebtember 2011
‘kos putih.. dan siluet malamnya..’

No comments:

Post a Comment