Tuesday, December 11, 2012

ALL ABOUT US .....


all is about youuu........ ayoo PAP B RADIOOO,...


all about us.. BALI ON VACATIOONNNN ...


I LOVE YOUUU ...


MEEEEE ^^


OUR JOURNEYYYY..... OF LIFE

STORY OF LIGHT ~

KEPUTUSAN UNTUK BAHAGIA


Hal yang tak pernah ku sangka hingga saat ini adalah kembali menjadi arma yang dulu tersenyum bebas tanpa harapan membumbung maupun tikaman-tikaman kemunafikan yang tertera dalam setiap ucapan.  

Bukan berarti selama ini adalah sebuah kemunafikan hanya tak mau menjadi seperti itu. And let’s join with me to pround about it.


Beberapa waktu yang lalu aku berkujung ke banyak tempat. Menikmati setiap alunan simbol kehidupan yang sekiranya menjadi perbincangan hangat di tepian kehidupan dengan teh hangat. Setidaknya tabungan cerita untuk masa tuaku kelak.


Berjalan di tepi pantai ketika bersama teman2 BEMKM UNNES beberapa waktu yang lalu itu menambahkan sebuah kepemilikan perumpamaan pergalauan hati yang berbeda.


Bukan tentang masalah aku atau permasalahan kehidupan tentang percintaan. Hallooo.. aku bukan anak sma yang hanya berpikir kehidupan ini soal cinta doang. Namun lebih dari itu. Aku berpikir lebih keras untuk membaca realita lebih simple dan lebih membahagiakan dalam diriku sendiri. I want to move on about my life .. satu2 nya hal yang perlu aku perjuangkan adalah kebagiaan orang tua dan diriku dulu.. itu penting.. itu yang kadang terlupa.. 

bukan. 

Selama ini coba aku lupakan namun aku bukan dan tidak bisa jadi anak perempuan munafik yang menyepelekan ibu yang sendirian di rumah lagi tanpaku di akhir pekan, TAK AKAN BISA LAGI..


Jadi ketika tepian cakrawala berada di hadapanku. Dan rasanya sejuta keinginan mengijinkanku untuk bertahan maupun pergi. Aku tak memilih semuanya. Aku memilih disini. Aku memilih jadi arma yang satu satunya anak perempuan ibu yang akan berbakti padanya tanpa adanya DOKTRIN dan segala macam KETAKUTAN maupun ANCAMAN dari siapapun..
Dan satu hal yang pasti aku ikrarkan pada 10 menit itu...

Aku tersenyum
Dan
Bergumama lirih..

ARMA SETYO NUGRAHANI..

Patas untuk
BAHAGIA..

Pena ~


Nampaknya mentari mengisyaratkan hal yang lain kepadaku. Pada beberapa akhir kehidupan dan tentang menerima sebuah keputusan. Memang pada awal dan akhir sebuah mimpi ada sebuah hal yang perlu kembali kita renungkan. Bahwa kita hanyalah mahluknya. Satu diantara sejuta bahkan milyaran hamba yang mengharap sepenuhnya apa yang kita pinta menjadi nyata.

Namun yang terjadi adalah fakta. Yang terjadi adalah sebuah kebenaran dan ketentuannya. Dan faktanya gugurnya apa yang kita inginkan bukan hanya tentang mengiklaskan keadaan. Namun lebih dari itu juga berbagai cara menerima sebuah hari dan mencari makna dari peristiwa.

Dan kali ini aku ingin seperti orang lain. Yang tak sebenarnya tau apa yang menjadi jalan ini adalah kebenaran. Namun mengapa ada yang berbeda. Dan rasanya lebih menyakitkan untuk di tempuh ketimbang harus di terima. Apa hati ini telah berkarat oleh sesuatu yang tak kuketahui artinya. Haruskah aku berbangga tak bisa merasa apa apa?

Namun biarkan hari ini berjalan. Cerita ini berlanjut. Dan kisah ini mengalir sebagaimana adanya. Mungkin akan ada jawaban dalam setiap akhir cerita. Akan ada makna dalam peristiwa dan terlantun satu doa.

Ya Rabbi.. bila memang takdir ini yang terbaik, maka lampirkan sebuah keiklasan untuk satu yang memang sudah terjadi dan jangan hapus kerelaan dan kekuatan dari hati dan raga ini untuk segala sesuatu yang akan terjadi kelak. 

Aamiin..

Catatan Seruni ~


Tiba tiba ada seseorang yang terasa mengamati dari kejauhan. Ada yang berbeda dirasakan oleh Seruni. Hatinya nampak tak nyaman walaupun di tengah keheningan. Tak biasanya seperti ini. duduk di bangku pinggir lapangan sendirian bersama buku dan keheningan adalah momen yang biasa di lakukan namun kali ini terasa berbeda.

Benar saja di ujung sana ada tatapan yang mengamatinya. Dan Seruni tahu benar itu siapa. Tahu benar tatapan itu untuk siapa. Tahu benar bagaimana melanjutkan pertemuan tatapan mata itu bagaimana.

Di bereskannya segala macam perlengkapan yang di pakainya. Di tutup buku dan laptopnya. Dan ketika ia hendak beranjak.

“ bukan masalah jika uni tak berkenan , namun masih bisa kan kita berkawan?” tiba tiba suara itu hadir tanpa ijin.

“ untukku kita bukan hanya kawan”  jawab seruni tanpa memalingkan muka.

“benarkah?” ungkap suara khas lelaki itu dengan logat yang begitu di kenali setiap rapat berlangsung.

“ iya, kita saudara seiman. Mengapa tidak bisa saling menjaga itu dan berada pada jalurnya” ucap seruni yang kemudian benar-benar beranjak.

“ bagiku , abang senior yang baik, jangan ubah itu dari pikiran uni. Assalamu’alaikum”  kata seruni sebari melangkah.

“wa’alaikumsalam” jawab lelaki itu sebari melihat seorang kawan yang begitu dikaguminya berlalu. Hanya karena sepatah kata yang tak mampu di tahannya. Dan kemudian lelaki itu tertunduk seiring hilangnya seruni di ujung jalan.

Mengiba atas apa yang sudah di rasanya belum tepat dan belum saatnya. Dan akhirnya dia memilih berbalik, dan mengambil keputusan terbaik yang bisa di tempuhnya saat ini. mengambil air wudhu dan menghadap sang pencipta dengan taubat yang terlantun dalam setiap sujudnya.

Ada Yang


Ada yang tak pernah lepas dari diriku.
Ada yang tak akan pernah jauh dari pikirku.
Ada yang tak pernah terlupa dari doaku.
Ada yang tak pernah ku ragu sampi akhir hidupku.
Ada yang tak akan pernah sirna dari mataku.
Ada yang tak pernah henti aku rengkuh dalam rindu.
Ada yang tak pernah aku jauhi sepanjang hidup.
Ada yang tak pernah aku lepaskan dari setiap ketentuan hidup.
Ada yang selalu ada dalma setiap langkahku.
Ada yang menemani bahkan dalam sepiku.
Ada yang siaga dalam tangisku.
Ada yang mengenaliku tanpa pertemuan.
Ada yang memelukku tanpa sentuhan.
Ada yang merinduku tanpa ungkapan.
Ada yang disampingku tanpa rupa.
Ada yang rupawan tanpa warna.
Ada yang melihatku tanpa mata.
Ada yang mencium tanpa sentuhan.
Ada yang mengenali tanpa pertemuan
Ada yang membaca takdir  tanpa tulisan
Ada yang berjanji tanpa waktu
Ada yang mereka tanpa kira
Ada yang datang tanpa isyarat
Ada yang menerima tanpa arah
Ada yang melangkah tanpa tujuan
Ada yang berlabuh tanpa ujung
Ada yang berlayar tanpa perahu
Ada yang tak jenuh mendengarkanku tanpa kata
Ada yang tak jenuh menemaniku tanpa pertemuan
Ada yang tak mengerti tanpa memahami
Ada yang melintasi tanpa jalan
Ada yang diam tanpa ketenangan
Ada yang merenung dalam keramaian
Ada yang duduk sendiri walau dalam keramaian.
Ada yang ada
Namun...

Ada Yang


Ada yang tak pernah lepas dari diriku.
Ada yang tak akan pernah jauh dari pikirku.
Ada yang tak pernah terlupa dari doaku.
Ada yang tak pernah ku ragu sampi akhir hidupku.
Ada yang tak akan pernah sirna dari mataku.
Ada yang tak pernah henti aku rengkuh dalam rindu.
Ada yang tak pernah aku jauhi sepanjang hidup.
Ada yang tak pernah aku lepaskan dari setiap ketentuan hidup.
Ada yang selalu ada dalma setiap langkahku.
Ada yang menemani bahkan dalam sepiku.
Ada yang siaga dalam tangisku.
Ada yang mengenaliku tanpa pertemuan.
Ada yang memelukku tanpa sentuhan.
Ada yang merinduku tanpa ungkapan.
Ada yang disampingku tanpa rupa.
Ada yang rupawan tanpa warna.
Ada yang melihatku tanpa mata.
Ada yang mencium tanpa sentuhan.
Ada yang mengenali tanpa pertemuan
Ada yang membaca takdir  tanpa tulisan
Ada yang berjanji tanpa waktu
Ada yang mereka tanpa kira
Ada yang datang tanpa isyarat
Ada yang menerima tanpa arah
Ada yang melangkah tanpa tujuan
Ada yang berlabuh tanpa ujung
Ada yang berlayar tanpa perahu
Ada yang tak jenuh mendengarkanku tanpa kata
Ada yang tak jenuh menemaniku tanpa pertemuan
Ada yang tak mengerti tanpa memahami
Ada yang melintasi tanpa jalan
Ada yang diam tanpa ketenangan
Ada yang merenung dalam keramaian
Ada yang duduk sendiri walau dalam keramaian.
Ada yang ada
Namun...

Ada Yang


Ada yang tak pernah lepas dari diriku.
Ada yang tak akan pernah jauh dari pikirku.
Ada yang tak pernah terlupa dari doaku.
Ada yang tak pernah ku ragu sampi akhir hidupku.
Ada yang tak akan pernah sirna dari mataku.
Ada yang tak pernah henti aku rengkuh dalam rindu.
Ada yang tak pernah aku jauhi sepanjang hidup.
Ada yang tak pernah aku lepaskan dari setiap ketentuan hidup.
Ada yang selalu ada dalma setiap langkahku.
Ada yang menemani bahkan dalam sepiku.
Ada yang siaga dalam tangisku.
Ada yang mengenaliku tanpa pertemuan.
Ada yang memelukku tanpa sentuhan.
Ada yang merinduku tanpa ungkapan.
Ada yang disampingku tanpa rupa.
Ada yang rupawan tanpa warna.
Ada yang melihatku tanpa mata.
Ada yang mencium tanpa sentuhan.
Ada yang mengenali tanpa pertemuan
Ada yang membaca takdir  tanpa tulisan
Ada yang berjanji tanpa waktu
Ada yang mereka tanpa kira
Ada yang datang tanpa isyarat
Ada yang menerima tanpa arah
Ada yang melangkah tanpa tujuan
Ada yang berlabuh tanpa ujung
Ada yang berlayar tanpa perahu
Ada yang tak jenuh mendengarkanku tanpa kata
Ada yang tak jenuh menemaniku tanpa pertemuan
Ada yang tak mengerti tanpa memahami
Ada yang melintasi tanpa jalan
Ada yang diam tanpa ketenangan
Ada yang merenung dalam keramaian
Ada yang duduk sendiri walau dalam keramaian.
Ada yang ada
Namun...

Seruni ~


Gerimis nampak melantunkan banyak cerita. Senyum Seruni tak henti menghiasi paras ayunya. Tak terhenti saat ada tangan menarik lengannya sebari melihatnya penuh rasa aneh.

“kenapa?” tanya Seruni dengan senyuman khasnya pada sahabatnya.

“Uni... lihat deh gerimis, mo ujan..” Ucap Retno sebari menunjuk langit.

“iya cantik yah, liat deh..” ucap seruni sebari kembali mendekat ke tetesen hujan.
“heh...” kata Retno sambil kembali menarik Seruni.

“iya bagus, tapi liat tuh, baju lo yang panjang itu basah dan liat tuh jilbab” ucap Retno sebari menunjuk jilbab seruni yang memang basah oleh percikan air hujan.

“ iya deh iya..yuh makan mie ayam yuk” ajak seruni sambil menggandeng Retno menuju ke kantin.

Seruni melangkah. Meninggalkan apa yang di pikirkannya sejenak. Bahkan langit mampu menghadirkan hujan untuk menghiburnya. Di sertai oleh sahabat dan berjuta senyuman dari kawan dan keluarganya. Dia butuh apa lagi selain itu.

Jikalau alam memilihnya untuk jadi antagonis saat ini sengar berbagai cara dia lakukan. Semoga realita mengajarinya sesuatu. Terlihat benar mana yang benar memilihnya sebagai kawan karena pribadinya dan apa yang dimikilinya. Atau mereka menilai dari penampakan dan apa yang di tuturkannya.

Dan di biarkannya alam menyeleksi orang –orang tulus yang ada di sampingnya. Dan menghadirkan mereka yang menerimanya sebagaimana dia ingin dan di terima apa adanya bukan hanya karena penilaian orang lain. 

Wednesday, December 5, 2012


Hujan kali ini memang kurasa agak berbeda. 

Setelah beberapa pekan aku berkecimpung dengan dunia penulisan karena di kejar agenda dan segala macam tugas yang tak ada hentinya. Berharap untuk mampu menengok mempiku dan hatiku yang tetap ku jaga adalah pilihan paling sempurna walau begitu sulit untuk melakukannya.

Apa kabar sobat kecilku,

Menyapa bayangan seseorang di balik cermin ketika aku berkaca adalah memorial waktu yang begitu mengagumkan. Ingin rasanya memeluk bayangan itu dan berkata pilihanmu tepat sobat. Apapun yang terjadi adalah sebuah langkah menuju sebuah jalan dan kesempatan yang baru.

Percayalah tak akan ada yang akan menghakimimu walaupun dalam mimpi..

sobat..

Mata dan komentar itu tak sebanding dengan apa yang akan kau pilih kelak. Apa jadinya mereka yang hanya mengangapmu kawan karena simbol persamaan. 

Apa jadinya mereka yang mengangapmu baik hanya karena kepalsuan. Apa jadinya mereka yang mengagapmu sempurna hanya karena anggukan. Sebenarnya apa yang mereka benarkan jika hanya di perbenarkan karena persekutuan

Bahkan kau akan tersenyum walau hanya dengan memandangku dalam diam anpa kata di sana , sobat.

Berterima kasihlah padaku karena tetep kuat.

Berjanjilah tak akan melangkah menjauh meski kita tak sama..

Berjanjilah untuk tatap menatapku seperti itu walaupun aku kian mengubah apa yang sudah ku taklukan.


Karena sesungguhnya aku hanya inginkan kebahagiaan yang tak mempu aku berikan pada mereka yang selama ini aku bahagiakan dengan anggukan.



Sahabatku ,

Percayakan hari ini dan seterusnya padaku..

Hingga suatu saatnya nanti akan ku pastikan

Ku balikkan apa yang mereka nggap salah dan berbeda itu..
Menjadi sebuah simbol tak bermakna dari sekedar..
Ilustrasi kemunafikan karena ketakutan untuk kesepian..


Kesepian dalam pilihan..

bukanlah pejuang jika tidak melawan arus’



Quote yang cukup menggugah untuk yang pertama mendengarnya. Namun untuk yang sudah tau lama maka ia akan sekali lagi berpikir untuk menggunakannya. Setidaknya itu yang beberapa waktu ini ku pikirkan. Bahwa hak untuk berbeda dan berjuang tidaklah untuk selalu melawan arus, namun tetap mengikuti arusnya namun tetap menjadi diri kita sendiri.
Nampaknya itu yang mulai berafiliasi di kehidupanku kini. 

Tak ubahnya seorang kupu-kupu yang tak ingin terus menjadi kepongpong semata. Namun ingin terus berkembang menjadi sosok baru yang akan melintasi angin dan menjaga keseimbangan sendiri.

Dan tak terasa sudah di titik ini perubahan itu berlangsung. Beberapa pekan melawan arus secara terang terangan membuatku tahu mana yang benar-benar iklas berada di sampingku dan mendampingiku . atau hanya sekedar melewatikehidupanku untuk menjadikan ceritanya lebih berwarna. Namun secara nyata aku menikmati semua.


Toh kali ini dan biasanya biasa saja. masih sama saja. menjadi berbeda memang caraku mengutarakan diri. Senang atau tidak. Inilah kejujuran yang di tanamkan orang tua dan menjadikanku tetap bertahan hingga hari ini.


Mengecewakan !!


Ada yang tak bergerak namun mereka bahagia.


Ada yang bergerak namun biasa saja.
Ada yang tak bergerak namun tau apa yang terjad


i
Ada yang  bergerak namun tak tahu apa apa.
Ada yang tak bergerak namun perduli


Ada yang bergerak namun tak mengerti
Ada yang tak bergerak namun mudah melupakan
Ada yang bergerak namun memendam dendam



Ada atau tiada
Itu bahasa alam
Untuk menjagamu
Tetap peka..

PERUBAHAN

sesekali ketika menatap hujan dari kejauhan. aku hanya menatap nanar beberapa pinta yang pernah hadir mengiringinya. hingga kini masih terjaga dan kemudian masih begitu indah melintasi pikiran setiap rintiknya membasahi bumi yang masih dan akan dimilikiNya.

seketika apa yang terjadi dalam hidupku begitu berbeda. langkah yang kian pasti. arah yang kian jelas dan waktu yang kian sempit untuk menolak banyak pinta tentang keadaan..

entah kemarin, kini atau nanti...

semuanya akan banyak berubah..

hanya satu yang tak akan berubah..

yaitu..

perubahan itu sendiri ~

Padahal mereka salah, menilai aku..



Mendengarkan adalah caraku untuk mengabadikan banyak hal. bahkan ketika ada di tengah orang asing sekalipun. Itu membuatku menjadi pribadi yang di terima dan dinilai banyak orang sebagai seseorang yang mudah dekat dengan orang lain. Itu yang selama ini menjadi sebuah pencitraan yang ada. Padahal mereka salah. Mereka salah menilaiku.
Mendengarkan adalah sarana aku belajar. Menjadi orang kesekian yang mampu menelaah makna dan mengabadikannya dalam cerita maupun tulisan membuatku senang untuk mendengarkan. Banyak hal yang membuat aku kembali terbersit banyak kisah maupun banyak ilusi klasik tentang perjuangan, harapan dan kesungguhan.

Cerita klasik yang tak akan pernah bosan untuk di dengar dan di baca yang membuat penikmanya tak enggan untuk bercengkrama dengan sebuah kisah tentang pengalaman, yang tak akan tergantikan oleh masa. Yang tak akan terampas oleh waktu. Dan akan abadi walau di telan banyak hari.

Itu yang membuatku bertahan. Bahwa setiap orang punya keterbatasan kemampuan yang akan menemui masanya pada setiap tingkatan ketaqwaan. Dimana di berada kini. Di tingkat apa dia  memposisikan diri. Disanalah dia berada dan menjanjikan kesungguhkan pada Rabb nya untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam menghadapi masalah selanjutnya.

Dan kini..

Ada cerita lain yang ingin ku dengar. Cerita yang sesungguhnya sudah lama ku kenali. Namun begitu membumi di hati. Mungkin tak terucap. Mungkin tak teraba. Namun kisah itu telah menyatu dalam hidup ini sejak 2 tahun yang lalu. Akhir 2010 yang indah untukku.
Dan kelak semoga ada melodi yang indah untuk menjadikan lengkap atas itu. Dan kelak pun ada cerita mengesankan lain yang tertoreh dalam sejarah seorang pujangga dan penulis. sosok yang tak akan terlupa..

Selamat menikmati hidup yang kian mengesankan. Selamat menjalani kehidupan yang luar biasa dalam waktu. Dan semoga doa dan tekad kian memeluk hangat sebuah ruang waktu yang tak terbaca oleh masa kini. Namun akan teraba oleh masa depan. Amin J

Tuesday, November 13, 2012

Bermanja dengan keadaan


Lama tak meraba panggung penulisan. Mungkin karena beberapa pekan ini terlalu disibukan dengan berbagai macam problematika dunia yang mulai menyita waktu dan kesempatan untuk menyendiri dan sedikit menepi dari peradaban. Namun tidak untuk kali ini, walau sejenak mari kembali merapat untuk berbincang tentang kehidupan dan siluetnya yang tiada batas atas rahmatNya.

Disaat sebagian besar orang menimbang untuk menerima hidupnya dan melanjutkan. Mari sejenak berhanti untuk menilai diri sendiri dan lingkungan yang pembaca miliki. Mungkinkah ini adalah lingkungan yang pembaca inginkan atau hanya sekedar pembaca terima sebagai sosok yang kemudian menjabat sebagai peran atau komuniikator antara mimpi dan realita.

Beberapa orang yang menyambut pertanyaan saya itu dengan beragam. Beberapa menyebut dirinya adalah pahlawan hari ini yang membuat sejuta makna dan manfaat untuk orang lain. Namun lebih banyak yang berkata biasa saja, hidup ini bagian dari teka teki yang kadang benar kita menerka sesuatu namun bila salah ya di perbaiki. Sama halnya dengan apabila kita ulangan dan remidi, semua naik kelas namun harus kembali di ingat. Tempat dan peringkat kita akan berbeda.

Bukanlah begitu pemurah Tuhan memberikan kita sejuta makna dan penghidupan yang selayaknya kita syukuri dengan ketaqwaan dan kesanjungan yang beragam terhadap apapun karunianya. Namun terkadang kita lupa atau malah lebih banyak untuk melupakan secara perlahan pemahaman kita. Bagaimana bisa hamba menciptakan karunia penciptanya? Dengan hanya hidup tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaa untuk orang lain atau malah tanpa memaksimalkan hidup, jangan sampai saya bicara anda menyia-nyiakan hidup anda .

Keadaan yang ada saat ini memudahkan kita untuk bersikap biasa saja. keadaan yang membuat anda merasa bahwa kehidupan anda ya seperti ini maka terimalah apa yang terjadi. Tanpa memandang bahwa anda adalah sosok muda yang memberikan potensi terbaik pada dunia dan sesungguhnya memiliki sejuta makna kehidupan yang memudahkan anda untuk sebenarnya lebih bermanfaat untuk kehidupan di sekitar anda.

Keadaan bukan alasan anda untuk pareah padanya. Keadaan bukan alasan anda untuk menyrah pada mimpi-mimpi anda. Namun kehidupan adalah siluet yang menyajikan bahan-bahan yang memperbolehkan anda untuk bereksperimen pada kehidupan dan menjadi peneliti handa dengan berbagai macan resikonya. Resiko yang akan membuat anda lebih baik dan lebih tegar dari sebelumnya.

Pembaca, saya yakin anda adalah orang-orang yang bukan hanya membutuhkan kehidupan yang nyaman dan baik untuk diri anda. Namun anda adalah orang orang potensial yang sebenarnya mampu untuk bermanfaat dan berguna untuk orang lain. Hanya saja ada perlu satu kata untuk semua impian itu. Yaitu.. “MULAILAH UNTUK MEMPERBAIKI KEHIDUPAN ANDA..”

‘ITU ?’


Tak pernah terpikir untuk berbincang ini untuk beberapa periode ini. karena memang belum terlampir untuk terlalu memikirkannya. 

Masih sangat muda. Namun entah mengapa, rasanya tak lama lagi.
Aneh yang begitu meraja ketika ada seseorang yang baru masuk di kehidupanku begitu lugas untuk berbincang dengan ini. bukan tidak boleh, hanya saja mungkin sudah terbiasa untuknya melewati berbagai hal dalam kehidupan yang tak pernah ku temukan sehingga berbincang tentang ‘itu’ pun begitu renyah untuk di buatnya bercanda dan kemudian tawa melepas lelah hari.

Namun aku tak pernah berkata bahwa ‘itu’ begitu nampak sebagai canda akhir pekan ketika aku memandang kedepan dan melihat bahwasannya aku bukan anak kemarin sore yang kemana-mana masih bersama ibu dan masih di antar bapak untuk sekedar meminta ijin observasi. Namun lebih jauh bukankah ‘itu’ adalah hal yang cukup penting untuk di bicarakan secara matang dan terencana. 

Hanya satu inginku dari dulu, bahwa ketika menemukan seseorang untuk pertama dan terakhir itu bukan hanya tentang sekedar berjalan saja. hingga jika kelak menenukan rasa itu hadir dan menghias itu hanya ku anggap sebagai selingan yang nampak menawan untuk di  lihat namun belum terlalu halal untuk di nikmati secara seksama. 

Hingga aku tak terbiasa untuk berbicara tentang mimpiku pada orang lain. Mungkin sama halnya dengan mereka yang terlebih dahulu untuk menjalani proses ini, hanya saja kini aku tengah melaluinya.

Satu hal yang begitu mengesankanuntukku. Bukan untuk apa dan mengapa. Hanya saja ada yang kupinta untuk menerima dan meiklaskan apapun itu. Setidaknya untuk saat ini agar tak terlampau dekat. 

Karena kelak aku dan dia tahu. Kami punya seumur hidup untuk mulai menerima, memahami dan meiklaskan seumur hidup kita.. kelak..

Karena tak setiap dari kita tahu apa yang terjadi nanti maka mari berkisah tentang ‘itu’ yang biasa ku sebutkan untuk menghindari kata nikah.