Friday, September 9, 2011

tentang pertemuan.. part 2

Ku rasa kali ini bumi tengah menengadah dan kembali memberikan segenap isyarat bagi manusia untuk segera mengadu dan kembali padaNya. Suasana yang panas seperti ini membuatku jadi teringat pada cerita guru Sdku tentang neraka. Ahh khayalanku mulai melayang. Namunseketika khayalan itu tersingkir ketika rombongan orang memasuki ruangan.

‘trus gimana menurut kalian, kalo kayak gini bisa di complain , pak PR 3.’ Begitu sepetik perbincangan yang di bicarakan seniorku yang dari FIP, dengan muka gelisahnya , dia sibuk mondar mandir dengan maksud menghilangkan kegelisahannya namun gerakannya tanpa disadari membuat kegelisahan baru pada kami.

Oh iya lupa aku bercerita. Kini aku tengah berada di situasi yang cukup genting. Saat dimana menjadi sekertaris PPU Online pertama di Indonesia. Deg.. deg... dessss... begitu juga rasanya hatiku saat di todong oleh mas ibam sambil menghalangi jalanku.

‘heh bocah, jadi sekertaris ane di PPU ya, ane ketuanya’

Tanpa jawaban dia langsung memberiku secarik kertas dan memintaku mengisi yang di kolom tugasnya sudah di cantumkan tulisan ‘sekretaris PPU’. Aku hanya mendelik dan mengisinya dengan pasrah sambil berkata.

‘awas kalo nggak beliin ice cream ya’ ucapku saat menanda tangani dan memberikan kertas itu. Mas ibam hanya tersenyum sebari mengijinkanku untuk pulang sebelum mahrib menjelang. Seketika itu saja aku menjadi sekretaris PPU di KPU Online pertama di universitas yang mengikrarkan diri menjadi universitas konservasi.

Kembali sekali lagi aku menyeka keringat yang hadir di keningku. Sebagaimana biasanya aku mengambil sapu tangan di tas dan kemudian mengusapnya ke keningku. Ehh tapi.. dimana sapu tanganku? Ku geledah beberapa saku di tasku namun nihil. Ingatanku melayang ke kejadian tadi pagi yang membuatku tergesa-gesa untuk berangkat hingga sapu tanganku masih ada di rak buku.

‘haduh.. ketinggalan lagi’ keluhku sebari menutup tas.
‘apa yang ketinggalan?’ tanya mas ibam sambil menengok kearah tasku.
‘eh enggak, urusan perempuan’ ucapku sambil mengembalikan tas ke tempat semula.

Langkahku ke arah mbak dina. Wajahnya yang tak jauh beda dengan panitia lain membuatku enggan bertanya. Hanya saja mata terduhnya kemudian mengusap bahuku.

‘maaf ya dek , bikin kamu ikut capek. Kenapa?’ tanya mbak dian.
‘nggak pa-pa mbak, mereka tambah pusing kalo kelaperan mbak’ ucapku sambil mengetuk jam tanganku yang menunjukkan jam .
‘oh iya dek..’ ucap mbak dina kemudian menelepon catering yang di pesan untuk konsumsi panitia.

Ku langkahkan kaki untuk keluar dari gedung Student Center . salah satu gedung untuk kegiatan mahasiswa di universitas ini. Cukup sering mengunjungi gedung ini cukup ku tahu detailnya. Walau termasuk mahasiswa yang baru kemarin sore menginjakkan kaki di kampus ini.

‘dek ikut nggak?’ tanya mbak siska sambil menaiki motor.

Upss.. di update dulu. Mbak siswa adalah sekretaris 2 di KPU.

‘kemana mbak?’ tanyaku.
‘ke FIK..’ ucapnya sambil menghidupkan motornya.

‘FIK ??’ gumamku .

No comments:

Post a Comment