Thursday, June 28, 2012

Seruni part 10


Siang itu tak seperti biasanya. Badanku tak enak ,wajahku memburam dari pagi. Hingga akhirnya siang ini aku terduduk di teras rumah dengan segala pemikiran dan kecemasan yang ku bawa beberapa hari ini. kepala sekolah mengijinkanku pulang lebih awal dari biasanya karena melihat muka temaramku.
Angin kali ini menyambutku dengan bersahabat. Pelan menghadirkan kesejukan diantara semilirnya bersama bau hujan yang sedari kecil ku suka. Tak lama kemudian gerimis mulai membasahi kebun kecil yang belum lama jadiku buat dengan suamiku.

Sepi dan sendiri membuat bayanganku untuk kesekilan kalinya terlintas bayangan surat bersampul biru muda itu.

“Rasti Awalia”

Ketika itu hatiku kembali perih walaupun tak teriris.

‘Seseorang .. yang pernah menaruh hati kepadamu”

Dan dalam sekejap  lukaku semakin tak menentu.

Ada tepukan lemput di pundakku. Dan kudapati senyuman itu. Senyum yang telah memilikiku sejak awal perjumpaan kami . senyum yang menmenjarakanku pada petang dan siang hari dan membuatku dilanda kerinduan ketika harus berpisah. Senyum yang setiap katanya tentang agama , tentang kebijaksanaannya membuatku tak enggan membawa Allah dalam setiap pinta akan kehidupan yang lebih baik di hari depan.Dan sekali lagi terlintas tanya mungkinkah aku cemburu pada bingkisan Allah untukku yang satu ini?

“biasanya ada yang berbinar ketika gerimis tiba, namun kali ini nampaknya awan mendung tengah singgah di paras istriku?” ucap lelaki tersayangku itu.

Tak sanggup rasanya menjawab. Hanya ada masam,perih dan tak ada jawaban. Hanya angin yang ada di antara aku dan suami yang belutut di depanku serta jilbab yang telah basah di ujungnya.

Dan aku rapuh. Pertahananku pecah sudah tangisku, airmata dan kepiluan itu tak bisa lagi ku tutupi . hingga wajah bingung akhirnya singgah di wajah suamiku. Di peluknya aku dan di tempatlan di dadanya seakan ingin berkata bahwa semua baik baik saja.

“kenapa? Adek marah sama abang? Apa yang buat adek menangis seperti ini?” ucapnya cemas .

Aku hanya diam berteman sisa tangisku. Ku bawa dia ke dalam rumah dan ku tunjukkan satu loker dari kayu yang dulu di berikannya ketika kami pergi ke jogja. Di bukanya loker itu dan di temukannya sepucuk surat dan dia hanya bingung di raut wajahnya.

Ada yang perih ketika melihat surat itu hingga menetes kembali tetes airmata itu. Dan pelan aku melepaskan tangan suamiku dari bahuku.

Namun apa yang kutemukan? Dia tersenyum ?
Senyum yang tak terkira bagiku. Bukan rasa bersalah atau permintaan maaf? Bukan semua sorot mata salah tingkah? Namun senyuman?
Siapa Rasti awalia? Siapa dia ? siapa yang bisa membuat bingkisanNya untukku itu tersenyum??

Sepotong Rahasia :)


Tak satu dua kali yang bertanya. Mengapa aku begitu betah untuk mengunakannya. Menyandingnya kemanapun aku pergi. 

Dan menjadi sahabat setika ketika aku harus sendirian dan tak berkawan oleh siapapun. Namun yang selalu ada hanya satu headset yang ada di telingaku.

Banyak yang tak tahu. Terkadang aku tak menghidupkan satu lagu pun. Ku biarhan dia di telingaku namun aku hanya ingin punya duniaku sendiri.

Ya berjalan berdampingan dengan headset di kepalaku seakan aku ingin mengabaikan duniaku. 

Dan tak kusangka itu kadang berhasil. 

Aku menemukan duniaku sendiri. Dunia yang mengijinkanku berpikir dengan caraku sendiri. Bukan mengindahkan mereka yang peduli denganku hanya saja. bukankah setiap orang punya waktu untuk kehidupannya sendiri.

yang kadang mereka tidak tau..
kadang aku memakainya. bukan karena terlalu kesepian..
hanya saja aku tengah peduli..
peduli pada kesadaranku.. pemahamanku..
dan..
pendirianku 


Wednesday, June 27, 2012

agenda kegiatan akademik pra semester gasal 2012/2013

Semarang, akademik.unnes.ac.id. Sesuai dengan edaran Pembantu Rektor Bidang Akademik Nomor: 5224/UN37/PP/2012, perlu kami sampaikan rangkuman agenda kegiatan akademik pra semester gasal 2012/2013:

- Penawaran mata kuliah semester gasal 2012/2013 oleh Prodi tanggal 2 - 3 Juli 2012
- Pemesanan mata kuliah dan konsultasi ke dosen wali oleh mahasiswa tanggal 4 - 13 Juli 2012
- Pembuatan jadwal MKU/MKDK S1/D3 tanggal 14 - 18 Juli 2012
... - Pembuatan Jadwal PPs. tanggal 9 - 13 Juli 2012
- Pembuatan Jadwal di Prodi S1/D3 tanggal 23 - 31 Juli 2012
- Yudisium semester genap 2011/2012 tanggal 20 Juli 2012
- Registrasi administratif (Pembayaran SPP dll) tanggal 23 Juli - 24 Agustus 2012
- Registrasi akademik (pengisian KRS) dan perwalian pada 1 Agustus - 27 Agustus 2012
- Pencetakan daftar hadir peserta kuliah oleh Fakultas 27-30 Agustus 2012
- Kuliah perdana Semester Gasal 2012/2013 pada 3 September 2012.

Tuesday, June 26, 2012

Seruni part 9


Hingga bulan kesekian sekepas pernikahan indah kami. Aku hanya menemukan senyuman untuk mengungkapkan kebahagiaanku. Semuanya sempurna hingga suatu ketika aku menemukan sepucuk surat beramplop biru. Surat yang ku temukan di tumpukan kertas ucapan selamat ketika pernikahan itu begitu asing untukku.

Namun ada hal yang membuatku bungkam. Membuatku kehilangan kata dan tak bisa semudah itu membuka surat berwarna biru itu. Ketika sampulnya saja sudah menyayat hati.

Dari   : Rasti awalia
Seseorang yang pernah menaruh hati padamu..

Untuk   : ...
Yang kini harus ku lepaskan..

Dan seketika ada yang berbeda. Ada yang hangat mengalir di pipiku. Setetes dan setetes kemudian mengiringi tanganku yang gemetar meletakkan itu di laci meja. dan aku terduduk.

Ku rasakan ada yang perih walau tanpa luka. Ada yang terasa sakit walau tanpa darah. Ada yang terasa menyakitkan walau tanpa lebam. Aku hanya bergetar dan hanya bisa diam .

Aku harap ini hanya rasa yang entah apa namanya.?. mungkin ini yang biasa mereka sebut dengan cemburu? Ku harap ini hanya kecemasanku. Allah kuatkan aku.

Namun siapa Awalia? Siapa sosok perempuan yang menaruh hati pada suamiku? Siapa  dia yang begitu tega menuliskan hal itu bahkan hanya si sampulnya? Siapa dia ? siapa dia ?

Sunday, June 24, 2012

Tak perlu kata.


Berkawan denganmu adalah bingkisanNya yang indah untukku, saudariku. Menemukanmu dalam pencarianku tentang Din nya di tengah padang luas ini bagai sebuah jalan setapak untuk menemukan sesuatu. Dan kau begitu berharga untukku.

Tentu aku yang tak mengertimu. Karena ku yang memang buta akan dirimu ini hanya bisa menerka. Dan aku tau terkaanku salah. Karena aku tak bertanya. Namun saudariku? Akankah kau akan katakan jika aku bertanya? Bertanya siapa yang datang ke hingga larut malam itu?

Tentu saja aku yang salah paham. Karena tak mengertimu saudariku. Aku yang tak pernah bisa menutupi rasaku sendiri. Aku yang tak bisa menutup telinga pada omongan orang tentangmu. Aku yang tak bisa menutup telinga akan canda sindir mereka tentang kelakuanmu. Karna aku aku mencintamu saudaraku. Namun akankah lau mengerti apa yang ku lakukan pada jarak antara kita. Bukan karena menjauhimu. Aku takut. Sangat takut menyakitimu saudariku.

Tentu aku yang tak tahu apa apa, saudariku. Aku yang tak mengerti. Bahwa kau tengah bahagia. Bergelimang perhatian dan cinta. Namun tak cukupkah cinta ku? tak cukupkah cinta ibu dan bapakmu? Tak cukupkah Allah mencintaku hingga harus kau mengiba cinta yang belum seharusnya kau pinta ?

Ya saudariku. Benci aku. Benci aku  bila itu akan membuatmu lebih lega. Aku memang bukan orang yang pandai bersandiwara. Ramah terhadapmu namun mengumam kejelekanmu di belakang. Namun aku tak punya keberanian untuk bicara padamu.

Kenapa? Kau masih bertanya kenapa? Karna kau bukan lagi orang yang dulu ku kenal. Kau bukan orang yang ku gandeng tangannya dan meraba mimpi tentang langkah tegap dan mimpi tinggi. Kau bukan itu. Kau bukan lagi orang yang mendendangkan lagu perjuangan dan mengeja arti sebuah tegaknya Din di bumi ini. kau bukan lagi itu. Kau bukan orang yang di sampingku memelukku dengan tulus dan bersimpuh untuk mengeja arti sebuah kesyukuran setiap kali kita berjumpa.

Kau bukan yang dulu. Aku bahkan mulai tak mengenalimu.
Tak mengenali sikap itu. Aku tak mengenali orang yang mulai bersolek malam hari itu. Aku tak mengenali bisik manja itu. Aku tak mengenali mu. Aku tak mengenali kau yang di perbincangkan mereka. Aku tak mengenali orang yang di bicarakan mereka di depanku tentang perjumpaan hingga lewat malam berduaan di tempat gelap. Itukah yang kau sebut pria itu mendekatkanmu padaNya???????

ya .. kau berhal membenciku karena menjauhimu. Kau berhak untuk mengindahkanku . karena aku tak punya cukup kata untuk di katakan. Aku tak cukup suci untuk menasehatimu. Aku tak cukup benar untuk menyalahkanmu. Bahkan jika kau menganggap aku tak cukup baik untuk di dekatmu.

Allah kan bersamamu. Aku tau itu. Allah akan menjagamu , untukku. Untuk keluargamu, untuk teman, untuk lingkaran kecil itu. Untuk ibu bahkan untuk sosok yang nanti halal untuk-mu..

Alasanku hanya satu..
Saudariku..
Aku terlalu mencintaiku..
Karena Allah..

Magelang,23 juni 2012
11.45 petang
Wujud kongkret sebuah ukhwah

Seruni Part 8


Ketika hariku indah dan tak memerlukan lagi warna untuk mengeja perbedaanya. Dia bagaikan separuh jiwa yang menjadikanku lengkap ketika di sampingnya. Sifat pelupa pada hal yang kecil  namun terkadang begitu teliti. Hampir mirip sepertiku yang dulu seakan akan ingin ku kerjakan sendiri. Ataupun caranya mengajakku tengelam dalam pemikiran dan filosofinya yang mendalam.
Suamiku itu tak pernah rasanya mengeluh tentang apapun. Tentang masakanku, tentang buku yang terlipat ataupun kebiasaanku yang hanya membaca sebagian isi buku saja. atau bahkan ketika aku terlupa membuatkan makan sahur untuknya karena terlelap.
Sosok itu malah membangunkanku dengan halus dan membuatkan sepiring nasi dengan cinta ketika pagi tiba. Dan aku ? apa yang kalian kira aku lakukan? Aku meneteskan air mata dalam pelukannya karena belum bisa menjadi satu yang membuatnya begitu sempurna.
Sehingga seharian itu aku lebih banyak diam. Hingga ku temukan sepucuk surat di meja tulisku tepat di samping notebook ku.
                        
Untuk bidadariku..
Tiada yang sempurna di dunia ini..
Bahkan indahnya mawar itu berduri..
Gersang bumi tanpa hujan..
Seperti aku yang tak jadi apa tanpa dirimu..
Tak tahu apa yang merenggut ceriamu..
Manja pinta di parasmu
Serta dendang lagu yang selalu di sambung dengan cerita itu..
Aku rindu..
Aku rindu istriku yang tersenyum
Bukan orang yang menata bukuku dengan rasa bersalah..
Aku rindu istriku yang merajuk manja.
Bukan orang yang menghidangkan menu berbuka
Sebari terdiam mengelap meja..
Jika ini karena kejadian tadi pagi..
Maafkan aku yang lancang tak menghadirkanmu dalam sahurku..
Hanya saja aku tau ada letih di paras ayumu..
Maafkan aku yang tak sengaja mencuri waktumu
Bercengkrama dengan peralatan dapur..
Itu tak lebih karena aku ingin mengungkapkan
sepotong cinta untukmu..
jadilah istriku yang kemarin..
dan..
berbaliklah..

suamimu..

dan seketika ketika aku berbalik yang ku temukan bukan orang lain. Bukan kata. Bukan apapun. Hanya sebuah pelukan. Apa yang aku pikirkan darinya?


*yang ini banyak yang ikutan bikin kata kata nih.... makasih yahh.. gombalan"nyaa... "*
krikkrik ~

Seruni part 7


Langit sore ini mengingatkanku pada satu kisah. Kisah yang tak akan ku ketahui jawabannya saat ini . kisah yang akan mengundang tanya ku. tanyamu. Bahkan tanya dia yang merasa menjadi pelaku dari kisah ini.
Dan aku hanya bisa bicara dengan langit senja. Yang menghujamkan ceitanya dalam dada. Dan nanar itu belum bisa sembuh. Selama cerita ini belum terjawab hingga kini.
“ Mbak Seruni..”                 
Panggil seseorang yang kemudian memelukku. Tangisnya membahana dan tak di hiraukannya beberapa celingukan anak kos yang terasa menggannguku karena pintu yang terbuka. Saat ada adek kos yang melinguk aku meminta pelan.
“tolong tutupkan pintunya ya” pintaku dan kemudian ensel berwarna pink itu di tarik dan akhirnya tertutup. Namun seorang adik kecil yang begitu ku sayangi itu masih menangis. Tangisnya enggan padam entah karena apa . namun pelukannya keakan ingin berkata bahwa bebannya begitu berat dan menyakitkan.
Beberapa waktu selepasnya seruni hanya terdiam. Memeluk adalah langkah pertama ketika seorang perempuan ingin mendapatkan dunianya sendiri. Pelukan dapat berarti banyak bahkan lebih dari kata dan sebuah jawaban yang melegakan. Pelukan dapat menjadi sebuah ruang untuk kita membagi dunia dan menjadikan dunia kita sendiri dan bicara bahwa semua akan baik dana kan selesai permasalahan.
“semua akan baik baik saja, ayo mengadu pada Allah” ucap seruni sambil tersenyum.
Di bimbingnya adik kelasnya itu untuk mengambil wudhu dan kemudian bersuci. Ashar menjelang. Ada banyak realita kehidupan yang terjadi namun untuknya hanya ada satu Tuhan untuk semua itu . Hanya Allah, semuanya akan kembali.
Dalam sujudnya pun aku menemukan isak yang ku ketahui benar ini apa. Ku hapus air matanya dengan ujung usap kasihku. Dan ku dekap gadis kecil itu dalam pelukanku.
“bagaimana aku tak marah mbak. Mereka membicarakan mbak ratih, mbak ratih dan mbak ratih.. di depanku dengan nada yang.. yang..”  ucapnya gadis kecil itu dengan terbata. Seakan tak ada ruang di hatinya kini yang masih longgar untuk kembali menata hati. Seakan semua porak poranda dengan kejadian yang begitu tak di kiranya.
“kenapa sih mbak? Kenapa harus mbak ratih? Kenapa harus dia yang selalu berkata baik dan seakan suci di depanku ternyata?”
Dan aku kembali memeluknya. Gadis kecil itu tak perlu mengungkapkan apa apa. Aku pun hanya mencoba untuk menjaga hatiku agar tak ikut tersedu di hadapannya. Harus ada yang tetap berdiri dan angkuh untuk saat ini.
“hanya Allah yang berhak membolak-balikkan hati manusia. mbak ratih tahu itu.. hanya saja mungkin dia sedang butuh waktu untuk mengingatnya” ucapku.
Sekali lagi dan sekali lagi. Mengapa harus cinta yang belum waktunya harus meruntuhkan tembok kekal bernama iman itu. Mengapa atas nama cinta sesorang dapat menerobos ruang dan tembol yang di bangunnya sendiri.
Dan aku terjaga dari lamunku. Sejenak dalam doaku hanya bisa ku panjatkan padanya agar terus menjaganya. Dalam sujudku ada namanya.. begitu pula dalam sujud orang tua bahkan kami yang senantiasa masih akan selalu bersamanya atas nama muslim dan keimanan.. dia.. tak akan pernah kekurangan cinta.

Tentang Kamu ~



Ku tak bisa menebak
Ku tak bisa membaca
Tentang kamu
Tentang kamu





Kau buat ku bertanya
Selalu dalam hatiku
Tentang kamu
Tentang kamu



Bagaimana bila akhirnya ku cinta kau
Dari kekuranganmu hingga lebihmu
Bagaimana bila semua benar terjadi
Mungkin inilah yang terindah




#inspiring.. and always inspiring :')
#tentang kalian :") ~

Thursday, June 21, 2012

Seruni part 6


Dan kusadari bahwa dialah jodoh yang menjadi jawaban doaku selama ini.

jodoh terindah yang di berikanNya untuk mendampingiku siang dan malam. Untuk melengkapi separuh agama yang tak akan pernah sempurna tanpanya.

“kenapa sih abang memilihku?” tanyaku di sela resepsi kami.

“karena tidak ada pernikahan untukku jika tidak denganmu,bidadariku” jawabnya sebari melihaku dan tangannya menggenggam jemariku.

Aku tertunduk. Antara malu dan bahagia. Antara muka merona dan tak tahan untuk tersenyum karenanya. Dia rasanya bukan orang lain. Dia memang bingkisan terakhir yang diberikanNya untukku. Gumanku dalam hati.

Dan hari hariku begitu indah ketika bingkisanNya itu menjadi penglengkap yang sempurna. Tidak sama memang. Namun perbedaan itu yang membuat kami saling belajar untuk mengerti. Jika dia sedang bicara tentang kehidupannya giliranku untuk mendengarkan dan ikut tersenyum bersamanya.

Ketika aku ingin berbicara tentang isu yang berkembang. Dia ikut berbincang sebari membawakanku buku yang di milikinya untuk di baca dan di berikannya pendapat yang bijaksana atas banyak referensi yang membuatku tak habis pikir. Kapan dia membaca dengan segudang aktifitas dan kehidupannya. Itu yang membuatku harus lebih dan lebih banyak belajar dengannya. Imam-ku yang mengesankan.

Hari ini sudah sekian pekan dari resepsi pernikahan kami. Sebuah acara kecil yang indah dengan dominansi merah muda di persembahkannya untukku.

Warna merah muda yang indah dan senyumnya tak akan pernah terlupa hingga kini setiap kali ku pandang bingkai gambar yang terletak di album kami aku hanya bisa tersenyum dan memeluk foto itu walau kemudian dia berkata dengan canda.




“fotonya mulu yang di peluk , abangnya nggak?” ucapnya yang lalu ku jawab dengan cubitan kecil dan kutinggalkan dia dengan bukunya untuk meneruskan kegiatanku di dapur.

Bagaimana tidak aku tersenyum sendiri ketika melihat pernak pernik dari kawan kawan yang di berikan pada kami. Merah muda dan tertata rapih di sana. ya memang aku terkenal dengan penyuka warna merah muda.

Semua benda itu tersebar di seluruh rumah dalam keadaan rapih dan tertata di gubuk kecil kami di sudut kota. Gubuk itu juga merupakan hal yang sungguh menjadikanku terdiam dan tak bisa menahan air mata.

Bahkan rumah  penuh cinta itu seakan memang di persiapkan untukku. Warna merah muda dan biru terrajut indah dalam rumah itu. Saat kutanyakan kenapa dia memilih warna itu, hanya di jawabnya dengan tersenyum dan pelukan penuh kasih sayang. Allah. Aku benar benar bahagia.

Wednesday, June 20, 2012

Satu Rindu


Hujan teringatkan aku
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu Oh ibu

Alloh izinkanlah aku
Bahagiakan dia
Meski dia telah jauh
Biarkanlah aku
Berarti untuk dirinya
oh ibu oh ibu kau ibu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu

Terbayang satu wajah
Penuh cinta penuh kasih
Terbayang satu wajah
Penuh dengan kehangatan
Kau ibu oh ibu kau ibu
oh ibu oh ibu

Hujan teringatkan aku
Tentang satu rindu
Dimasa yang lalu
Saat mimpi masih indah bersamamu
Kau ibu kau ibu kau ibu

inspiring
Album : Semesta Bertasbih
Munsyid : Opick Feat Amanda
http://liriknasyid.com

Monday, June 18, 2012

Seruni part 5


Ijinkan aku mengulang sebentar tentang sebuah kisah yang terjadi antara aku dan seorang yang berarti dalam hidupku. Orang yang memberikan ruang baru dan kesungguhan yang tak akan pernah sempurna tanpa kehadirannya. Dan walaupun cerita kami bukan sebuah kerahasiaan. Namun kami berbeda dalam segala hal. yang membuat kisah ini memburam dalam balut pelangi yang indah lagi saling melengkapi. Ijinkan aku berkisah tentang “KISAH CINTAKU”

Pagi itu begitu mengesankan untukku ketika mendapati mentari menyambut penglihatanku dengan sinar yang tak sama. Sadarku menemukan waktu subuh telah terlewat dan ku sabut waktu ini dengan sejuta tanda yang tak terungkapkan oleh kata.

Ku bereskan mukena yang nememaniku sedari dini hari. Menemani panghambaanku pada Allah sebagai Tuhan yang tak akan pernah jauh dariku dan ku libatkan dengan segala sesuatu. Sehingga penantianku dengan detik tak terlampau lama karena denganNya. Hanya mengharapkan jalan ini penuh dengan ridhoNya.

Dan untuk sekian detik yang ku lewati dengan hela nafas ini. hidup adalah sebuah anugrah tak terkira adanya. Sehingga ketika hidup memilihku untuk terus menikmati keindahannya maka sebuah keharusan untuk memperjuangkan keberadaanku dengan menjadi manfaat dan berada di jalan rahmatNya.

Dan hari ini ketika Allah kembali memberikanku bingkisan yang tak terlupakan. Maka nikmat Allah mana yang kau dustakan? Hadirlah seorang lelaki bersama keluarganya untuk menjadi sebuah hubungan baru dengan segala pernak-perniknya. Lelaki yang matanya memancarkan ketaqwaan. Lelaki yang wajahnya bersinar dan menampakkan keakraban. Lelaki yang tak banyak bicara namun menceritakan banyak hal lewat sorot matanya. Dalam sekejap aku tahu, bahwa dia adalah jawaban Allah untuk doaku semalam.


Begitu saja aku mengeja diamku. ijinkan aku mengeja kesyukuran ini. sebuah awal indah dalam untuk jalinan keridhoanNya. hanya anggukan sebagai tanda persetujuan untuk mengiklaskan seseorang memasuki babak baru dalam kehidupan ini. seseorang yang baru ku temui beberapa menit yang lalu namun senyumnya tak asing untukku. dalam keriuhan ini kami bercengkarama dalam diam. dalam tundukan kami berprasangka baik pada Allah. Semoga ini bingkisan pertama dan yang terakhir dalam hidup ini.
Taaruf indah yang membawaku dalam sebuah keiklasan yang tersembunyi sebagai tanda kesediaanku untuk melanjutkan langkah penyempurnaan Din ini.

Sejenak aku mengenali senyum itu. Senyum seorang lelaki yang tak asing untukku. Dalam diam kami saling berprasangka mulia pada Allah. Dalam dia dia memberikan istarat kepahaman dalam pengertian sehingga kata tak lagi terlalu berharga untuk di berikan. Dalam riuh cengkrama keluarga. Kami hanya saling mendoakan. Allah akan memudahkan jalan kami menuju jalan yang seutuhnya hanya kepadaNya. Dak ketika itu dalam tundukan aku berbisik.
“Allah, kisah cintaku dimulai dari diam dan sebuah tundukan” gumamku dalam dalam.

bertahan atau tenggelam


“apakah ini sudah rumah?”
Begitulah sesekali aku harus bergumam sendiri di sudut kecil dari tempat kumpulnya mahasiswa. Bagaimana ada berbagai pikiran yang berkecamuk yang tak lain adalah soal kami. Kami? Atau aku saja ya? Namun sekali lagi dan sekali lagi. Apa yang sudah aku lakukan? Apa yang sudah aku persembahkan untuk punya ruang untuk menilai? Bagaimana aku dapat menilai sebuah rumah ketika tinggal disana atau lebih jauh apa yang sudah aku berikan untuk mewarnainya?
Itulah yang sekian lama kian menghinggapi dalam pikiranku. Banyak hal yang butuh terbaikan yang mendalam ke akarnya. Namun sampai saat ini hanya sampai dalam taham analisis. Untuk lembaga kemahasiswaan yang baru di bentuk. Ini bukan hal yang baru untuk kami. Lebih banyak ruang yang sebenarnya dapat kami jamah. Bahkan terkadang aku harus gerak tersendiri.
Ada punya banyak pengelolaan pemikiran yang terkondisikan dengan hal yang mememang sudang mengondisikan dari awal. Mungkin inikan kenapa sulit melakukan gerakan. Semakin banyak yang dulunya ikut andil dalam pembentukannya, maka akan banyak tendensi yang berkecamuk di dalamnya.
Ketika sore ini mulai menempuh jam yang beranjak senja. Dan kemudian langkah awal baru kami lalui untuk keinginan perbaikan yang lebih baik. Maka seharusnya banyak yang akan kami lakukan di hari kedepan. Mulai dari adanya mahasiswa baru yang membutuhkan banyak advokasi sampai banyaknya komplain terkait beasiswa.
Menjelang senja ini aku kembali terdiam. Di samping gurau canda kawan kawan ada yang terlintas sedikit ketika kita memang harus membawa ruang cukup lebar untuk perbedaan maka kita harus memeberikan ruang besar pula untuk kesabaran dan toleransi. Namun keduanya punya batas untuk kembali di tata dalam aturan dan pola realita yang harus dan seharusnya di lakukan. Bukan hanya sekedar pemakluman. (arma-unnes)  

SERUNI (part 4)


Senyuman Seruni mengembang seiring dengan sampainya dia di toko buku langganannya. Sedetik kemudian di memejamkan mata. Aroma buku yang menggoda mengajaknya berdendang sendiri dalam hati. Rejeki sungguh rejeki.
Tak disangka mengikuti acara lompa penulisan dan kemudian memenangkannya walaupun tidak juara pertama. Setidaknya dapat membuatnya menambah jumlah koleksi buku untuk perpustakaan kecilnya.
“Uni.. “ sapa seorang akhwat cantik secari menepuk pundak Seruni.
“Assalamualaikum. Mbak Icha” sapa Seruni sambil bersalaman dan mengecup pipi kanan dan kirinya.
“Waalaikumsalam.. ngapain merem merem gitu nyari wangsit buat ide nulis lagi biar menang lagi gitu?” canda mbak icha, salah seorang penjaga jualan buku di dekat masjid kampus tersebut.
“ah.. mbak icha ini tau saja.. nyari wangsit mau ngelarisin dagangannya mbak nih..” jawab seruni yang kemudian di lanjutkan dengan cubitan kecil mbak Icha mendarat di pipinya.
“iyaa iyaa... sana pilih pilih dulu.. nanti ada diskon khusus untuk adik ku yang satu ini?.”
Mata seruni begitu berbinar. Sebari memberikan sinyal dan isyarat Oke pada mbak icha.
Tak lama memilih buku dan di bayarnya di meja kasir. Seruni tersenyum saja ketika pertanyaan mbak icha kembali terlotar dengan nada yang sama dengannya.
“uni, bagaimana kabarnya ratih?” tanya mbak icha
“pasti ada jalan terbaik yang akan di pilihnya, makasih mbak diskonnya.. uni pamit.” Ucap unni sambil mengecup kedua pipi saudara seimannya itu dan kembali mengiringi langkahnya berjalan menjauh dari masjid kampus.

Jalan ini nampak remang dari biasanya. Senja menjadikan jalan ini mungkin menghadirkan kenangan yang telah terlewat. Baik Seruni atau ratih bukanlah orang yang sempurna. Namun keduanya punya banyak kesempatan untuk terus berusahan lebih baik. Dan kini apakah semua hanya sekeda kenangan yang tak pasti adannya?

Dan terdiam Seruni di ujung jalan. Ketika di lihatnya seorang saudara yang begitu di sayanginya tengah duduk berdua dengan salah seorang senior. Tak sanggup hatinya untuk menerima namun tangan dan kakinya hanya terdiam dalam dalam. Di balikkannya badan. Tak mempu memangdang keduanya yang tengah bergumam sebari membentangkan koran di sudut kampus.
“mereka memang sering berdua. Makan bareng. Keluar bareng kalo malam sampai cubit cibitan. Aku juga bingung seruni untuk menegurnya” 
Kata kata salah seorang kawan tentang kelakuan saudaranya itu begitu nampak menyakitnya.
Ada yang terluka yang menyakitkan walau tak berdarah. Tangan dan kakinya berdiam namun hatinya menjerit. Ia tak kuasa berkutat dengan hal ini. hatinya kian tak menentu untuk menerima bahwa saudara yang sekian kali menggaungkan tetang izzah dan kelengkapan penjagaan tentang keistimewaan seorang perempuan. Malah seakaan menjilat ludah sendiri dan menjadikan dirinya sendiri terjerembab pada cintanya yang belum halal.
Seruni mengambil langkah menjauh. Hatinya tak cukup kuat untuk melihat kedua orang itu lebih lama. Tertatih di jauhinya kedua orang yang tak bersahabat dengan akhlak yang seharusnya tidak di lakukan. Sungguh memalukan untuk mereka. Yang di lihatnya bukan orang lain. Namun saudara seiman yang di cintainya. Ratih.

KASTANISASI PENDIDIKAN


“pendidikan adalah hak semua warna negara indonesia”
Sedikit cuplikan dari undah undah dasar 45 diatas telah menjelaskan segala macam hal yang seharusnya menjadi landasan pemerintah turut serta dalam mensukseskan adanya pendidikan yang layak dan mampu di jangkau oleh semua warna negara. Namun yang terjadi saat ini adalah semakin menjamur cerita putus sekolah yang ada di Indonesia.
RSI Dan RSBI merupakan salah satu tanda adanya kastanisasi pendidikan. Pendidikan memiliki banyak peran khusnya adalah peran sertral untuk pembentukan intelektual yang mapan salah satunya adalah bagaimana seorang individu dapat mengalokasikan kepemikiannya untuk hal yang penting dan pada tempatnya. Namun ketika hal itu sudah di salah artikan dengan membuat “kasta” dalam pendidikan standarisai pendidikan dalam sekolah bertrandari internasional menjadi sebuah keresahan tersendiri karena bukan ilmu yang menjadi komponen utama namun sebuah kemewahan yang tampak.
Pendidikan yang di serahkan pada pihak swasta dalam RUU PT mencerminkan banyak hal terutama pada hendaknya pemerintah lepas tangan tentang pendidikan sampai adanya sebuah otoritas baru dalam pengelolaan sistem pendidikan yaitu swasta dan melepaskan pendidikan pada sektor  pendidikan di Indonesia bukan hanya sekedar transer ilmu semata namun lebih dari itu adanya kedikjayaan lebih pada proses penempuhan pendidikan.
Adanya kesempatan lebih pada sebuah pengembangan pola yang mendasar dalam jenjangnya. Perlu adanya perbaikan pula dalam jenjang baik itu SD, SMP dan SMA maupun sederajat bahwa itu adalah tahapan pendidikan yang tidak semata langsung dapat terselenggara sendiri-sendiri. Pemantauan pun menjadi sebuah hal yang seharusnya menjadi kepentingan dan tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah namun juga dinas terkait hingga masyarakat luas.
Solusinya adalah pada pokok bahasan yang jelas pemerintah dalam lebih efektif. Pembahasan yang bukan hanya terselenggara satu arah namun dengan banyak pemikiran, dan banyak pakar yang sudah cukup berkompeten dalam kasus pendidikan di Indonesia.
Ketika Indonesia yang sudah kaya dengan berbagai simber daya alam ini memiliki masyarakat yang madani bukan hanya sekedar dalam hal agama namun juga bagaimana cara berpikir dan bertindak kemudian mengalokasikan kepintaran dan kebanggaannya sebagai warga negara yang memiliki negaranya Indonesia kan menjadi madani seutuhnya tanpa harus ada tendensi tertentu. Karena keyakinan kita pada bhineka tunggal ika tak akan pernah ter cerai berai karena perbedaa. Malah menjadikan sebuah kebhinekaan yang menjadi kebanggaan dan titik point lebih untuk Indonesia tersenyum di masa yang akan datang. (arma – unnes)

Sunday, June 17, 2012

SERUNI (part 3)


Lorong itu mrnjanjikan sesuatu. Bukan harta berharga bukan pula emas permata. Namun lebih dari itu. Lorong itu memberikan kesan tak terlupakan tentang sesuatu yang tak ingin dilupakan. Tentang kenangan dan keluarga.

Sekali lagi, air mata seruni jatuh di pipinya. Seakan tak ingin menerima kenyataan bahwa segalanya telah berlalu dan berakhir begitu saja. belum ada sehari ayah tercintanya pergi meninggalkannya. Meninggalkan sepi yang berkepanjangan sepanjang hidupnya. Seruni terduduk di lantai. Seakan ingin mengembalikan hari. Dan menhindari hari ini. namun tiba tiba semua tergulir kembali.

 “seruni” ucap seseorang setengah baya sambil kemudian memeluk Seruni.
Seruni menatap nanar ibunya. Ada kata yang tak terucapkan dari sorot mata itu. Hanya saja tetes air mata itu menghadirkan segala makna yang membuat kata tak lagi berguna.
“ayah akan lebih tenang ketika kita mengiklaskannya,sayang” ucap ibunya yang kemudian memeluk seruni lebih erat.

Semua begitu cepat. Rasanya baru kemarin pertengkaran hebat tentang calon suami seruni terasa hampir membuatnya meledak karena begitu kokoh tak ingin di jodohkan. Namun saat ini, jika bisa mengulang waktu. Andaikan saja andaikan saja andaikan saja ayahnya mau mendengar. Ia akan katakan ‘iya’ untuk apapun pinta ayahnya.
“iya bu..” kata seruni kemudian..
Seruni mengubah arah duduknya dan menghadap ke ibunya.
“iya.. seruni akan menikahi mas ilham yang sudah dipilihkan bapak” ucanya kemudian.
Ibunya kemudian memeluknya. Serasa ucapan seruni akan sebuah anugrah yang di tunggu.
Dalam pelukan ibunya. Kini seruni ikut meneteskan air mata. Namun entah apa yang di rasakannya. Mimpinya , inginnya. Semua terasa begitu hambar untuk saat ini dan kini. Hanya ada sebuah langkah yang begitu harus di terimanya.
Dan air mata itu entah apa artinya. Ia menangis kemudian. Membiarkan hatinya berkecamuk sendiri. Seakan ingin membiarkan rasa kagumnya pada seseorang pergi bersama tetes air mata. Rasa kagumnya pda seseorang yang menghadiahkan sebuah janji yang ditunggunya sejak 6 tahun yang lalu.

Ayah..

satu kata sejuta pelita itu penuh dengan makna..
baik untukmu.. untukku atau mereka..
hidup ini tak pernah sepas dari seorang ayah tentunya..
simbol hidup antara kedewasaan..
kesabaran dan pengertian tentang segala macam..
permintaan sebuah kehidupan..
ayah dapat berarti besar ketika kita mau menyapa 
tentang kesadaran dan pemahaman kita..

beliau yang tersenyum dan selalu tersenyum..
tak enggan mengurangi kecepatan langkah tegapnya untuk balitanya
beliau yang memberikan senyumannya untuk kita..
menghentikan langkahnya 
untuk membiarkan kita menikmati sebuah bunga dan keindahan..
ayah..
punya sejuta makna di hati kita..
mengajari kita tentang kesederhanan hidup yang tak terlupakan.
senyumnya.. nasehatnya.. larangannya..
tak lain adalah untuk kita..
untuk kebaikan kita 
dan sesungguhnya
tak ada kesan untuknya membuat sebuah batas..
selain untuk menjaga putrinya.. putranya..
anak yang begitu di sayanginya..

ada di sudut malam..
sepulangnya dari menerjang dunia..
dalam wajah layu dan  ketampanan yang mulai di renggut usia..
langkahnya pelan menyusuri lorong rumah.
menggumamkan sebuah kesyukuran atas segala benda yang di milikinya..
namun  langkahnya terhenti di satu kamar..
dengan pintu merah muda yang berarti banyak unktuknya..

dilihatnya wajah itu..
wajah bidadari kecilnya dalam sebuah remang lampu kamar..
sebuah pemandangan yang begitu istimewa..
terlintas segala kenangan masa dahulu..
langkah pelan balitanya.. tangis rindu ketika sepulang kerja..
dan larian kecilnya di taman..

tergumam doa dalam bibir itu..
Allah.. jaga bidadari kecilku ini..
semoga Engkau tak enggan untuk memberikan senyuman di wajah ayunya..
berikan takdir yang indah untuknya..
jauhkan dia dari cobaan yang memberatkannya..
berikan kesehatan. 
dan.
semoga kelak. kami di pertemukan kembali
dalam surgaMu yang indah dan mengesankan..

dan  di usapnya kepala bidadari kecilnya..
berharap ada waktu..
melihat putri kecilnya beranjak dewasa..
namun tak rela rasanya meninggalkannya..
walau nantinya.
dia harus pergi..
bersama suami yang di pilihnya..

cinta seorang ayah tak akn pupus oleh waktu
hingga suatu hari..
raga dan usia.. 
bukan lagi miliknya :')

#inspiring day 
#ayah dan sebuah kenangan suatu malam :')

Friday, June 8, 2012

Sederhana..

apa yang kamu pikirkan ketika membaca kata..
Sepasang?
serasi?
sama?
indah?
manis?
atau ...
kekasih?
kalo melihat gambar ini?

sanddal jepit..

apa yang terpikirkan olehmu?
itulah mengapa aku seting tersenyummm..
melihat orang tua. atau mereka yang telah memiliki pasangan :)
mereka yang saling mengenal dengan berjalanannya waktu dalam kehidupan.
mereka yang saling menjaga dengan indah dan bijaksana..

sepasang yang manis..
seperti sesederhana sandal jepit.
baik perempuan atau laki laki tak sama..
memiliki tempat sendiri namun saling melengkapi..
bersama mengarungi jalan berliku algi terjal..
menentukan arah bersana dan mengawah bersana..

saling melengkapi dalam kehidupan..
dan berjalan beriringan
menanti keridhoanNya. :)

manis bukan..
sepasang.
seperti
sesederhana.. bagaimana dengan pendapat anda???

beranjak dari belakang KAMERA :) NARSIS sindrom ??

are you sure? mikir kayak gitu ?
wahh gaswatt nih ... ababil lagi dong gue???
nggak lah...
menyenangkan bisa menjasi salah satu instrumen lain dalam kehidupan..
jadi bukan hanya ada di belakang kamera..
namun berada di depan kamera membuat warna baru yang membuat
senyumanku bisa lebih mengembang..
alias.. kok aneh aneh gimana gituu --_____---"


FBS lima belas menit sebelum melesat,karena kelupaan ama jam -___-"

nyatanya... ada hal yang nggak pernah lepas dari kehidupan seorang arma..
nampak lebih indah ketika di abadikan lewat kamera..
dan setidaknya ada lebih banyak senyuman yang terjadi..
hmm... bukan cuma hunting foto seseorang..
namun..
ada hal yang cukup menyenangkan ketika kita bisa tersenyum
dan mengingat segala kenangan...
lewat sudut kamera :)


yang ini?jangan di tanya -_____-"

korea ohh korea.....
eh salah...
gara gara ngeliat yang pink jadi nggak nahannn..
akhirnya sesi fotografer buat mbak mbak kos jadi berbalik..
please ....
tapi lucu...
buat oleh oleh ibu...
ngebayangin..
"kuliah dapet apa , ma?"
"dapet poto poto koreaa buu"
---_____---" #speachless..
hihi...

setidaknya hari ini...
tetap saja tak terbebas dari keanehan..
ketika tereliminasi dari Perlombaan Numero UNO ~ Rangking 1 nya anakanak DET FE UNNES...
dengan pertanyaan..
"air yang di campur dengan putih telur dan di aduk.. lalu di beri garam,,maka air tersebut akan berbusa atau jernih"
setelah menganalis, berpikir dan mengingat ingat. mencari wangsit dan. eh kkebablasan..
kalo inget lagi mau goreng telur itu emang ada busanya. (agak ada gelembung udaranya)
yaudah deh...
dengan pedenya nulis berbusa.. eh eh eh... malah jawabannya jernih..
hmmm.. yasudah. toh tropinya warnanya biru bukan pink #eh #upss...

nice to rememmber for this day..
di akhiri dengan makan malam dan buka yang indah..
bersama dia kerabat di kos..
saat ini..
saya hanya ingin bahagia..
sejenak melepaskan realita..
Allah... berikan jalan yang terbaik ya :)

#inspiring ~

Thursday, June 7, 2012

Seruni II



“Seruni .. !”
Teriakan itu tiba tiba terdengar sesaat setelah terdengar suara jatuh dari ujung taman. namun bukan tawa yang terdengar dari arah itu malah gelak tawa disertai senyum sumringah khas anak anak. Bundanya tersenyum. itu melihat penampakan menarik anaknya yang tengah riang bermain dengan 3 kupu kupu yang mengelilinya.

....

Kejadian itu berlangsung beberapa tahun yang lalu. Ketika anak kecil bernama Seruni itu tengah beranjak balita. Namun kini langkah lincahnya tengah mengarungi banyak waktu dan kejadian. Langkah penuh semangatnya memberikan warna baru yang membuat siapapun yang berada di sebelahnya merasa nyaman. Dan cerita tali ini do torehkannya dengan begitu manis.
“nama saya seruni”
Ucapnya beberapa kali di sepan kaca sebari kemudian menempatkan jilbabnya keposisi yang benar. Begitu asiknya bermain kata dengan pikirannya sendiri. Seruni tak menyadari ketika bundanya beranjak masuk ke kamar dan duduk di kasur sebari mengamati anak gadisnya yang mulai beranjak dewasa itu.
“ummi...” panggil seruni sekejab setelah sadar bahwa dia di perhatikan.
“apa sayang?” kata bundanya sebari memeluk gadis kecilnya.
“ummi tau hari ini akan ada acara apa?” tanya seruni antusias.
Bundanya menggelengkan kepala tak ingin mengecewakan anak gadisnya walaupun gurunya telah sedari seminggu yang lalu sudah memberi tahukan bahwa seruni akan mengikuti lomba baca puisi antar sekolah.
“hari ini seruni akan maju ke lomba baca puisi,ummi” jawab seruni sambil memeluk umminya.
“wah.. anak ummi benar benar luar biasa ya” ucap bundanya dengan sesekali mengusap kepala seruni.
Namun sekejab bayangan bundanya terbayang kejadian masa lalu. Jelas terlintas bagaimana terbatanya kata yang tak terucap oleh kata dari bundanya namun begitu membekas. Tepat kejadian ketika bunda hampir kehilangan gadis kecilnya. Nafas bundanya nampak berbeda dalam beberappa detik kemudian.

Monday, June 4, 2012

cerita dari sebuah perjalanan :)

yang teringat dari perjalanan ini adalah.. setiap kenangan begitu mengesan kan :)

Seruni

Seorang perempuan tengah duduk di tepi bukit dengan sebuah buku di tangannya. tak lupa dengan headset di telinga dan senyuman yang kerap kali harus di lakukannya walaupun iya tak ingin tersenyum. Namun kali ini ada yang berbeda. Matanya terpejam menikmati setiap hembusan angin yang mengiringi serpihan kenangan yang menempati arah berbeda dari hidupnya. Seakan ingin menyandingkan kemarin hari ini dan esok hari, perempuan itu tak ingin menodai keheningan ini dengan siluet kekhawatiran masa depan.

MACET? Sudah biasa bos?

Macet bukan merupakan kata yang asing di telinga. Bagaimana hal yang sudah dianggap biasa dan hal yang mulai di maklumi di kota besar. Bahkan kini kemacetan menjadi sebuah fenomena yang mulai di perhitungkan dari pada sebuah masalah biasa.

 Kemacetan dapat menimbulkan banyak hal yang siap menghadang di hari berikutnya. Semakin banyak teori yang terselenggara di depan mata kita bahkan menjadi bahan kampanye banyak pejabat yang mencalonkan diri. Namun fakta yang terjadi macet telah menjadi ketakutan tersendiri namun telah menjadikan kita teman akrapnya kini.