Thursday, June 21, 2012

Seruni part 6


Dan kusadari bahwa dialah jodoh yang menjadi jawaban doaku selama ini.

jodoh terindah yang di berikanNya untuk mendampingiku siang dan malam. Untuk melengkapi separuh agama yang tak akan pernah sempurna tanpanya.

“kenapa sih abang memilihku?” tanyaku di sela resepsi kami.

“karena tidak ada pernikahan untukku jika tidak denganmu,bidadariku” jawabnya sebari melihaku dan tangannya menggenggam jemariku.

Aku tertunduk. Antara malu dan bahagia. Antara muka merona dan tak tahan untuk tersenyum karenanya. Dia rasanya bukan orang lain. Dia memang bingkisan terakhir yang diberikanNya untukku. Gumanku dalam hati.

Dan hari hariku begitu indah ketika bingkisanNya itu menjadi penglengkap yang sempurna. Tidak sama memang. Namun perbedaan itu yang membuat kami saling belajar untuk mengerti. Jika dia sedang bicara tentang kehidupannya giliranku untuk mendengarkan dan ikut tersenyum bersamanya.

Ketika aku ingin berbicara tentang isu yang berkembang. Dia ikut berbincang sebari membawakanku buku yang di milikinya untuk di baca dan di berikannya pendapat yang bijaksana atas banyak referensi yang membuatku tak habis pikir. Kapan dia membaca dengan segudang aktifitas dan kehidupannya. Itu yang membuatku harus lebih dan lebih banyak belajar dengannya. Imam-ku yang mengesankan.

Hari ini sudah sekian pekan dari resepsi pernikahan kami. Sebuah acara kecil yang indah dengan dominansi merah muda di persembahkannya untukku.

Warna merah muda yang indah dan senyumnya tak akan pernah terlupa hingga kini setiap kali ku pandang bingkai gambar yang terletak di album kami aku hanya bisa tersenyum dan memeluk foto itu walau kemudian dia berkata dengan canda.




“fotonya mulu yang di peluk , abangnya nggak?” ucapnya yang lalu ku jawab dengan cubitan kecil dan kutinggalkan dia dengan bukunya untuk meneruskan kegiatanku di dapur.

Bagaimana tidak aku tersenyum sendiri ketika melihat pernak pernik dari kawan kawan yang di berikan pada kami. Merah muda dan tertata rapih di sana. ya memang aku terkenal dengan penyuka warna merah muda.

Semua benda itu tersebar di seluruh rumah dalam keadaan rapih dan tertata di gubuk kecil kami di sudut kota. Gubuk itu juga merupakan hal yang sungguh menjadikanku terdiam dan tak bisa menahan air mata.

Bahkan rumah  penuh cinta itu seakan memang di persiapkan untukku. Warna merah muda dan biru terrajut indah dalam rumah itu. Saat kutanyakan kenapa dia memilih warna itu, hanya di jawabnya dengan tersenyum dan pelukan penuh kasih sayang. Allah. Aku benar benar bahagia.

No comments:

Post a Comment