Monday, June 18, 2012

Seruni part 5


Ijinkan aku mengulang sebentar tentang sebuah kisah yang terjadi antara aku dan seorang yang berarti dalam hidupku. Orang yang memberikan ruang baru dan kesungguhan yang tak akan pernah sempurna tanpa kehadirannya. Dan walaupun cerita kami bukan sebuah kerahasiaan. Namun kami berbeda dalam segala hal. yang membuat kisah ini memburam dalam balut pelangi yang indah lagi saling melengkapi. Ijinkan aku berkisah tentang “KISAH CINTAKU”

Pagi itu begitu mengesankan untukku ketika mendapati mentari menyambut penglihatanku dengan sinar yang tak sama. Sadarku menemukan waktu subuh telah terlewat dan ku sabut waktu ini dengan sejuta tanda yang tak terungkapkan oleh kata.

Ku bereskan mukena yang nememaniku sedari dini hari. Menemani panghambaanku pada Allah sebagai Tuhan yang tak akan pernah jauh dariku dan ku libatkan dengan segala sesuatu. Sehingga penantianku dengan detik tak terlampau lama karena denganNya. Hanya mengharapkan jalan ini penuh dengan ridhoNya.

Dan untuk sekian detik yang ku lewati dengan hela nafas ini. hidup adalah sebuah anugrah tak terkira adanya. Sehingga ketika hidup memilihku untuk terus menikmati keindahannya maka sebuah keharusan untuk memperjuangkan keberadaanku dengan menjadi manfaat dan berada di jalan rahmatNya.

Dan hari ini ketika Allah kembali memberikanku bingkisan yang tak terlupakan. Maka nikmat Allah mana yang kau dustakan? Hadirlah seorang lelaki bersama keluarganya untuk menjadi sebuah hubungan baru dengan segala pernak-perniknya. Lelaki yang matanya memancarkan ketaqwaan. Lelaki yang wajahnya bersinar dan menampakkan keakraban. Lelaki yang tak banyak bicara namun menceritakan banyak hal lewat sorot matanya. Dalam sekejap aku tahu, bahwa dia adalah jawaban Allah untuk doaku semalam.


Begitu saja aku mengeja diamku. ijinkan aku mengeja kesyukuran ini. sebuah awal indah dalam untuk jalinan keridhoanNya. hanya anggukan sebagai tanda persetujuan untuk mengiklaskan seseorang memasuki babak baru dalam kehidupan ini. seseorang yang baru ku temui beberapa menit yang lalu namun senyumnya tak asing untukku. dalam keriuhan ini kami bercengkarama dalam diam. dalam tundukan kami berprasangka baik pada Allah. Semoga ini bingkisan pertama dan yang terakhir dalam hidup ini.
Taaruf indah yang membawaku dalam sebuah keiklasan yang tersembunyi sebagai tanda kesediaanku untuk melanjutkan langkah penyempurnaan Din ini.

Sejenak aku mengenali senyum itu. Senyum seorang lelaki yang tak asing untukku. Dalam diam kami saling berprasangka mulia pada Allah. Dalam dia dia memberikan istarat kepahaman dalam pengertian sehingga kata tak lagi terlalu berharga untuk di berikan. Dalam riuh cengkrama keluarga. Kami hanya saling mendoakan. Allah akan memudahkan jalan kami menuju jalan yang seutuhnya hanya kepadaNya. Dak ketika itu dalam tundukan aku berbisik.
“Allah, kisah cintaku dimulai dari diam dan sebuah tundukan” gumamku dalam dalam.

No comments:

Post a Comment