Monday, June 4, 2012

MACET? Sudah biasa bos?

Macet bukan merupakan kata yang asing di telinga. Bagaimana hal yang sudah dianggap biasa dan hal yang mulai di maklumi di kota besar. Bahkan kini kemacetan menjadi sebuah fenomena yang mulai di perhitungkan dari pada sebuah masalah biasa.

 Kemacetan dapat menimbulkan banyak hal yang siap menghadang di hari berikutnya. Semakin banyak teori yang terselenggara di depan mata kita bahkan menjadi bahan kampanye banyak pejabat yang mencalonkan diri. Namun fakta yang terjadi macet telah menjadi ketakutan tersendiri namun telah menjadikan kita teman akrapnya kini.


 Dampak paling besar yang terjadi karena macet yang ada di kota besar dapat di lihat dari banyak aspek. Baik itu dalam keuangan yaitu pada roda distribusi contohnya. Akan semakin banyak pembengkakan biaya yang nantinya akan membuat banyak barang akan memiliki harga yangberbeda maupun dalam skala yang lebih besar adalah pengurangan laba yang di alami oleh produsen.

 Dampak psikologi pun menjadi sebuah problematika yang akan panjang menjadi perbincangan. Baik stres ringan sampai berat nantinya dapat menjadi sebuah hal yang akan mempengaruhi banyak pola pikir maupun dampak psikis para korbannya. Bukankah hal tersebut dapat menjadi sebuah awal yang buruk untuk negara yang tengah terus mengembangkan potensinya dalam segala.

 Teruntuk para pemikir bangsa yang tiada henti berpikir dan bertindak atas nama rakyat. Bagaimana memberikan ruang yang baik untuk rakyat serta menamkan sikap optimis merupakan hal yang begitu di butuhkan untuk saat ini. Disaat sebagian besar dari kita di kejar dengan berbagai masalah yang harus segera di selesaikan bagaimana menjadi sebuah solusi kongkret tentang kemacetan ini banyak yang perlu segera diambil tindakan sehingga tidak hanya sampai pada retorika semata. Hal yang pertama dapat menjadi solusi adalah bagaimana memaksimalkan apa yang sudah ada. Yaitu dengan melengkapi, memperbaiki atau lebih kongkret adalah mengganti angkutan yang sudah ada.

Karena yang banyak menjadi permasalahan adalah bagaimana angkutan yang selama ini ada di kota besar mengalami banyak tuntutan yang signifikan tentang kualitas. Yaitu angkutan yang tidak nyaman untuk dapat di gunakan untuk masyarakat.

 Hal lain selain angkutan itu adalah menertiban angkutan yang di gunakan oleh masyarakat. Angkutan yang ada di masyarakat saat ini sangatlah banyak namun kualitas yang rendah serta kurang di siplinya pada supir atau penggunanya membuat angkutan itu cenderung tidak di pergunakan secara sebenarnya. Banyak angkutan yang tidak sesuai jalur sampai banyaknya angkutan yang sama dengan jalur yang sudah ada angkutan yang lainnya.

 Kualitas maupun kuantitas alat transportasi masal perlu di perbaiki untuk melihat seberapa besar pengaruhnya terhadap minat masyarakat untuk menggunakanya dan meninggalkan kendaraan pribadi. Lebih jauh di pikirkan adalah bagaimana membuat angkutan masyarakat yang bukan hanya nyaman namun juga ramah terhadap lingkungan.

Baik itu dari sisi bahan bakar atau lebih jauh dari sisi bahan bakar atau dari sisi penggunanya yang tepat dalam menggunakan angkutan tersebut. Impian besar dari kami adalah bagaimana macet bukan lagi menjadi masalah yang perlu di persoalkan dalam perbincangan pemilihan pimpinan baru wilayah atau kota besar.

Masih banyak hal yang perlu si pikirkan dari mulai permasalan individu rakyatnya sampai hal hal yang lebih sktruktural untuk di bahas dalam sebuah forum intelektual yang lain.
 (arma unnes)

No comments:

Post a Comment