Wednesday, May 1, 2013

Ooppie...

Boleh jadi aku tak begitu mengenalnya. dan boleh jadi aku bukan siapa-siapa di bandingkan kalian yang sudah lama mengenalnya. dan diapun lama untuk mengenal kalian, berjumpa dan bertegur sapa dengan sebuah doa yang tak tercantum dalam kata. namun teraba lewat lukisan terindah olehNya lewat sentuhan bahkan pelukan.

Boleh jadi kalian lebih mengenalnya. siapa sosok kecil yang senang menulis dan membaca itu. yang menemaniku ketika malam mengalunkan nada alam dan memilih untuk menepi di tengah hiruk pikuk kota dan lebih mengiklaskan diri menemui keheningan.

boleh jadi kalian lebih mengenalnya. ketika dia mulai merintih dan menikam hati setiap orang. dengan sosoknya yang rapuh namun tetap tegar terlihat di wajahnya. tak sekalipun ada keluhan berlebihan. hanya beberapa pil yang kerap kali di sebutnya sahabat itu membuatnya jenuh dan harus kembalui menelan kepahitan.

boleh jadi akalian lebih mengenalnya dariku.
namun aku juga mengenalnya. dan itu cukup membuatku tahu tentang ketegarannya.
selamat jalan sahabat kecil.
selamat menempuh hidup yang sesungguhnya.
semoga kelak kita pun di pertemukan.
karena ketentuanNya tak pernah salah.

semoga kau di dekapnya erat ..
dan
kini mampu tersenyum
dengan jilbab birumu nan cantik.

apa kau mengenalku juga oppie?
apakah kau menungguku?

Dan Benar,Ternyata aku Rindu..


Nampaknya aku memang tak bisa melupakannya. Nyatanya sejauh apapun melangkah akan ada tahap dimana aku akan bertemu lagi. Akan mengapdi lagi. Akan berperan lagi. Walau atau dengan diketahui oleh mereka. Bagiku KAMMI sudah jadi bagian tak terpisahkan dalam hidupku. Walaupun faktanya ada jarak yang sudah membentang.

Saat di ajak salah seorang senior untuk bersamanya ada yang terlintas. Mungkinkan iya-ku ini karena aku ada waktu luang atau karena aku memang ingin berangkat atau yang lain? Namun ku telusuri benar dhuhur itu. Ku tanyakan pada hatiku. Jika salah berniat, maka langkahkupun akan jadi kesia-siaan semata.

Hingga akhirnya memutuskan untuk berangkat. Itu membuatku tahu bahwa keinginanku untuk berbagi waktu dengan siswa yang esok akan mengerjakan Ujian Nasional itu cukup mengusik inginku untuk bergabung dengan senior itu.

Dan akhirnya aku di hadapkan kembali pada posisi dimana aku kembali memikirkan KAMMI lebih jauh. lebih dari sekedar membalas comment di facebook maupun twitter para muslim negarawan dari penjuru negeri. Namun kembali berpikir bagaimana KAMMI UNNES kini?
Apakah sama rasanya seperti periode lalu yang tak ku khatamkan dengan sempurna hingga akhir tetes cerita terakhir? Dan senyumku mengembang. Ku doakan setulus mentari nan kian meredup sore itu agar mereka yang tengah berjuang saat ini di berikan sejuta ketabahan. Beribu semangat nan membara dan keutuhan istiqomah yang membawa pada kebaikan dan pengapdian yang purnama . aamiin

Hingga malam itu tak setetespun hujan turun seperti sore ini. seakan menghargai setiap niat baik untuk memberikan sejumput senyuman untuk negeri. Walau lewat hal yang kecil namun berarti untuk kami yang ada di jalan juang ini.

KAMMI ada dalam hidupku. Mengisi relung yang dulunya hampa. Sejumput dan sejumput pemikiran di rangkainya dengan keutuhan. Pengertian akan ISLAM dan KETUHANAN yang sempurna. Dan itu berarti besar.

Mungkin tak lagi disana bukan berarti tak mendoakan mereka yang kini tengah berjuang. Mungkin tak bertegur sapa tak berarti aku melupakan diskusi  tentang peradaban. Tak memulai sebuah terka tak membuat aku terlupa untuk selalu tersenyum dan memberikan sedikit pengertian pada mereka yang belum paham tentang KAMMI.

Mungkin cintaku tak lagi membara api yang menghanguskan banyak kayu seperti dulu. Namun cintaku pada KAMMI masih punya bekas yang begitu nyata. Mungkin tak teraba, tak juga terbaca. Namun begitu meletup dalam jiwa dan biarkan mereka yang mampu mengertinya hanya tersenyum dan membaca ini dengan bijak.

Mereka yang tak lagi bersanding dengan KAMMI, tak bisa melupakan KAMMI.

Dan ku sadari kini, aku merindukan KAMMI..
#edisi_rindu

Catatan Seruni



Bagi seorang perempuan. Ia akan punya kesadaran, bahwa tidak setiap perempuan akan menikahi orang yang dicintainya. Namun ia memiliki keyakinan dalam hati. bahwa  ia akan mencintai orang yang menikahinya. #seruni

Banyak diantara pemikiranku membuatku mengerti. Saat ini aku tak membutuhkan cowok yang mencintaiku. Yang kubutuhkan adalah seorang pria yang menikahiku. Itu yang ku inginkan. #seruni

Apalah arti saudara tanpa tanya dan menyapa dalam dos dalam setiap lail-nya #seruni

Hanya dia yang menantiku di ujung jalan sebari membawa kitab dan membentuk seuntai senyuman, tak lupa jilbab besar yang menutup tubuhnya # seruni

Bisa jadi mereka yang membicarakanku adalah  yang begitu perhatian . aku berterima kasih atas itu. #seruni

Hidupku lebih indah kok, kegelisahanmu tak beralasan. #seruni

Aku hanya ingin mendengar hatiku, dan itu tak bisa aku lakukan ketika aku tak sendirian #seruni

Bukan ketampanan namun ketaklukan dia pada perintahNya.  #seruni

Dunia tak mengacuhkanmu hanya karena kau berbeda #seruni

Kiranya kita mengiklaskan sesuatu kita akan mendapatkan ganti yang lenih baik #seruni

Kita bukan sahabar, kita saudara seiman, you know?? #seruni

Sahabat itu nggak Cuma ngomong yang manis-manis #seruni

Setiap orang punya pilihan kok, dan aku punya seribu alasan kenapa memilihmu #seruni

Ini soal hati. Ini soal pilihan #seruni

Berhenti, banyak diantara kita jatuh bukan karena tak tau apa-apa , namun terlalu banyak tau apa-apa #seruni

Tak karuan, bisakah kau pergi sebentar, aku sungguh malu, walaupun dengan bayanganmu #seruni

Aku hanya mampu merunduk dan kehilangan kata, aku yakin, kaupun tak membutuhkan kata untuk mengeja rasa ini #seruni

Seandainya ada waktu lagi, aku hanya ingin berkata da memluk ibu lebih erat,, sebari bercerita apapun yang aku alami setiap detik #seruni

Menikmati Kehidupan


Ketika suatu hari menyadari bahwa aku telah berada di sisi lain jalan ini. aku tak merasa langkahku berbeda dari yang dahulu. Jika memang berjalan melambat maupun mulai tak sepaham. Itu hanya masalah tentang keinginan dan kebutuhan seseorang yang mulai berbeda dengan waktu yang dahulu itu rasanya lebih baik dari yang lainnya.

Namun ketika berpaling dan mengerti lebih jauh. aku bukan siapa siapa yang mudah saja meninggalkan tatapan perhatian dari adik adik angkatan dan segala macam anggapan mereka. Tak memperdulikan mereka yang menganggapku munafik dengan langkahku tak membuatku kehilangan rasa sayang pada adik adikku yang senantiasa disini dan menimba ilmu tentang kehidupan bersamaku.

Mereka yang setiap minggu membawakanku senyuman kecil dan perhatian yang membuatku semakin pengertian tenang hari ini dan seterusnya.
Hingga ku sadari lebih lanjut ini bukan hanya kamu ada di jalan ini atau tidak.

Namun apa tujuanmu yang sebenarnya dan apakah kamu berada di koridor yang tepat dengan pilihan hatimu.

Ketika kamu sudah di ketetapan hati. Alam akan menghadirkan cerita baru yang akan membawamu pada takdir yang kian indah karena kau bukan hanya sekedar hidup. 

Namun menikmati kehidupanmu.

Ku Rasa


Ku rasa ini yang namanya jatuh cinta. Ketika aku tak punya kata untuk sekedar melukiskannya dalam terka. Dan yang ku ungkap hanya sekuntum ragu. Atas semua dari yang ada. Yang ku tahu, aku semakin tertunduk. Hingga mengabaikan dunia di sekitarku.

Ku rasa ini yang namanya jatuh cinta. Ketika aku memiliki malu. Raga kita jauh namun begitu melihatmu di ujung jalan saja aku sudah tak mengerti. Apa arti sebuah jarak. Debar yang makin menjadi yang akhirnya mengantarkanku untuk berbalik. Dan mengalihkan pandanganku.

Ku rasa ini yang namanya jatuh cinta. Ketika aku tak mampu berkata ketika sosok itu ada di depan pintu rumahku. Mengubah pintu menjadi gerbang maha dasyat yang mengantarkan pesan langit. Yang tak mampu ku ucapkan. Dan yang terucap hanya jawaban atas salam yang kau sampaikan.

Ku rasa ini yang namanya jatuh cinta. Ketika ibu mendekatiku. Membisikan satu berita yang ku nanti. Berita yang telah tertulis bahkan sebelum nyawa ada di ragaku. Berita yang ku ingini bahkan sebelum aku lahir ke dunia.

Ku rasa ini yang namanya jatuh cinta. Saat lantunan ungkapan cinta itu begitu terdengar merdu. Suaramu seperti memanggil semesta. Seakan mengikrarkan seutas janji pada langit dan seisinya. Di situ hakku menjadi hakmu. Di situ kewajibanku menjadi dirimu..

Ku rasa ini yang namanya jatuh cinta. Ketika aku tak lagi sendiri bersandar. Ketika sapa bukan lagi sebuah akal dan logika. Ketika solat malamku tak lagi sendiri.ketika haram menjadi ibadah. Ketika untaikan rayuan menjadi doa. Ketika cinta menjadi purnama. Ketika mencinta adalah wujud penghambaan dalam halal atasnya.

Ku rasa ini

Ini namanya..
Jauh cinta..
Atas keputusan..

Bukan sekedar menerima..
Karena..

Aku telah mencintamu.,

Bahkan sebelum aku di lahirkan..
Saat pertama kali ruhku berikrar islam..

Aku sudah..
Mencintaimu..