Wednesday, May 1, 2013

Dan Benar,Ternyata aku Rindu..


Nampaknya aku memang tak bisa melupakannya. Nyatanya sejauh apapun melangkah akan ada tahap dimana aku akan bertemu lagi. Akan mengapdi lagi. Akan berperan lagi. Walau atau dengan diketahui oleh mereka. Bagiku KAMMI sudah jadi bagian tak terpisahkan dalam hidupku. Walaupun faktanya ada jarak yang sudah membentang.

Saat di ajak salah seorang senior untuk bersamanya ada yang terlintas. Mungkinkan iya-ku ini karena aku ada waktu luang atau karena aku memang ingin berangkat atau yang lain? Namun ku telusuri benar dhuhur itu. Ku tanyakan pada hatiku. Jika salah berniat, maka langkahkupun akan jadi kesia-siaan semata.

Hingga akhirnya memutuskan untuk berangkat. Itu membuatku tahu bahwa keinginanku untuk berbagi waktu dengan siswa yang esok akan mengerjakan Ujian Nasional itu cukup mengusik inginku untuk bergabung dengan senior itu.

Dan akhirnya aku di hadapkan kembali pada posisi dimana aku kembali memikirkan KAMMI lebih jauh. lebih dari sekedar membalas comment di facebook maupun twitter para muslim negarawan dari penjuru negeri. Namun kembali berpikir bagaimana KAMMI UNNES kini?
Apakah sama rasanya seperti periode lalu yang tak ku khatamkan dengan sempurna hingga akhir tetes cerita terakhir? Dan senyumku mengembang. Ku doakan setulus mentari nan kian meredup sore itu agar mereka yang tengah berjuang saat ini di berikan sejuta ketabahan. Beribu semangat nan membara dan keutuhan istiqomah yang membawa pada kebaikan dan pengapdian yang purnama . aamiin

Hingga malam itu tak setetespun hujan turun seperti sore ini. seakan menghargai setiap niat baik untuk memberikan sejumput senyuman untuk negeri. Walau lewat hal yang kecil namun berarti untuk kami yang ada di jalan juang ini.

KAMMI ada dalam hidupku. Mengisi relung yang dulunya hampa. Sejumput dan sejumput pemikiran di rangkainya dengan keutuhan. Pengertian akan ISLAM dan KETUHANAN yang sempurna. Dan itu berarti besar.

Mungkin tak lagi disana bukan berarti tak mendoakan mereka yang kini tengah berjuang. Mungkin tak bertegur sapa tak berarti aku melupakan diskusi  tentang peradaban. Tak memulai sebuah terka tak membuat aku terlupa untuk selalu tersenyum dan memberikan sedikit pengertian pada mereka yang belum paham tentang KAMMI.

Mungkin cintaku tak lagi membara api yang menghanguskan banyak kayu seperti dulu. Namun cintaku pada KAMMI masih punya bekas yang begitu nyata. Mungkin tak teraba, tak juga terbaca. Namun begitu meletup dalam jiwa dan biarkan mereka yang mampu mengertinya hanya tersenyum dan membaca ini dengan bijak.

Mereka yang tak lagi bersanding dengan KAMMI, tak bisa melupakan KAMMI.

Dan ku sadari kini, aku merindukan KAMMI..
#edisi_rindu

No comments:

Post a Comment