Tuesday, September 20, 2011

‘kamar putih dan harapanku..’

Melangkah dalam sebuah kehidupan yang ku miliki. Menjaga langkah agar tetap rutin menjaga tempo demi tempo langkah dan kehadiran atas keiklasan itu. Hingga suatu saat aku terjaga dan mengeluh pada hidup itu tak lebih karena aku mencintai dunia untuk akhiratku. Aku yang mengadukan pada Allah dan bersyukur pada apa yang terjadi dan menjadi niatku. Apapun itu ingin rasanya menjaga semuanya dan menjanjikan hidup pada apa yang ku inginkan. Namun tetap menjadi sosok yang mengiklaskan apapun takdirnya. Dan menjadikanku sebagai seorang yang tersenyum dan menjadi seseorang yang lebih mencintaNya di bandingkan apapun.
Awal perkuliahan,banyak senyuman dan harapan. Untuk hal yang lebih baik dan lebih baik lagi di hari depan. Semoga ada umur untuk menjumpai ramadhan tahun depan. Hanya sekali itu aku tak ingin terlupa dan doa untuk orang tua. Yang selalu menjadi pendamping yang akan mengingatkan dikala aku lengah dan tertatih dalam hidup.
Ada yang tak bisa ku ungkapkan ketika bertemu mereka. Kawan yang senantiasa tersenyum dan memberikanku banyak inspirasi. Walau mereka tak menyadarinya. Walau mereka hanya diam dalam kekalutan dan memelukku dengan erat. Walau mereka merengkuhku di bahu dan berbincang tentang apa yang dirasakannya. Tak pernah ku kekurangan kata. Hanya saja. Mendengarkan adalah keadaan yang ingin mereka temukan. Sandaran yang selalu akan mereka temukan dalam diriku.

Dalam setiap kesempatan. Dan cinta serta ukhwah ini selalu punya tempat di hariku.

Namun ketika aku sendiri. Menikmari semilir angin di meja bundar dan menatap rumput yang kekuningan. Mengenali angin yang berhembus dan cerita tentang kerinduan pada hujan. Serta terik mentari yang membawa senyuman pada pada penambang garam dan petani semangka. Semua selalu punya cerita untuk membuatku bersyukur bahwa aku bisa merasakannya. Aku bisa tersenyum disini. Walau ada banyak yang harus menangis disana. Namun entah apa ini. Dadaku di penuhu syukur atas apa yang terjadi dan selalu ingin dan mengajari diri untuk iklas tentang apapun.
Lukisan dunia membuatku terkadang tergelincir namun kembali tegak berdiri dan tersenyum bangkit dan berjuang adalah langkah yang ku pilih. Aku ingin tersenyum sekali lagi. Untuk memberi ibu lega hati atas kepergianku ke perantauan. Keharusanku atas mimpi dan inginku.
Allah. Jaga mereka yang jauh dariku. Berikan senyuman dan kebahagiaan yang ku rasakan. Berikan keimanan dan keteguhan atas jalan yang mereka tempuh. Berikan kemudahan atas jalan mereka. Berikan kesehatan dan ketulusan atas amal yang mereka kerjakan. Dan semoga Allah memberikan ridhoNya.
Allah. Jaga hatiku.

Semarang,12 sebtember 2011
‘kamar putih dan harapanku..’

No comments:

Post a Comment