Tuesday, September 6, 2011

Malam dan aku masih punya cerita..

Ketika malamku datang aku punya sejuta cara untuk melewatinya. Untuk diri ini malam bukan hanya waktu petang yang di lewati dengan terlelap. Malam ini dan seterusnya adalah sebuah perjalanan.

Dalam malam , sebagian besar dari mereka terjaga. Sebagian besar dari kami, kaum yang sedemikian terlalu lelah dengan keadaan mencoba sedikit merekat pikiran dan menghilang dari realita.

Sejenak ingin mengusik hari. Meneguk kenyamanan kadur dan terlelap diantara bantal. Namun aku malah terjaga. Mataku tak terlelap. Nyawaku masih tersadar . hingga antara malam dan aku punya banyak cerita tentang buku. Tentang perenungan. Tentang mimpi. Tentang penemuan jati diri.

Hingga aku menemukan sosok lain dalam diriku. Sosok yang mengerti dunia melebihi apa yang ku tahu. Sosok yang sering bisa menemukan arti kata yang tak ku mengerti sosok lain dari diriku yang berkata ‘sebentar, coba pikir lagi?sekali lagi’. Ya dia berkata itu setiap kali aku ingin mengambil keputusan.

Ya dia arma yang lain. Dia arma yang memiliki malamku. Arma yang setiap kali ingin duduk sendiri ditengah keramaian dan memiliki dunia sendiri dalam sudut buku. Arma yang memilih untuk tetap tinggal lebih lama dalam simpuh sholatnya. Arma yang memilih lebih lama memandang langit untuk mengutip pemikirannya dan kemudian menuangkannya dalam sebentuk tulisan klasik yang kadang aku sendiri tak mengerti mengapa menemukannya.

Seketika ketika aku terjaga di tengah malam. Kemudian menggigil ketakutan teringat kematian. Aku hanya bisa mengadu padaNya, merasa dalam sudut bumi ini aku hanya memilikiNya. Hingga bila nafas ini pun aku tak punya . hingga apa yang kini lakukan hanya semata karena Dia adalah langkah dan langkahku. Namun mengapa kadang aku egois dan bisa tertawa sementara banyak makhluknya yang masih menangis dan tersiksa. Apa aku hanya seonggok daging yang ternama. Dan akan pergi dengan seperti itu. Mengapa rasanya aku tetap saja kosong.

Aku dan malam selalu punya cerita. Memisahkan diri pada cahaya. Untuk diriku malam bukan hanya petang yang dilewati dalam lelap. Namuan malam selalu punya waktu dimana aku menemukan dan ditemukan. Oleh kesadaran dan kesadaran.

Mengapa syahrir termenung ditengah kekalutan, mengapa soekarno memilih diam dalam penjara namun kemudian berkobar di depan mimbar pidato, mengapa seketika hidup adalah siluet-siluet alam yang menampakkan rangkaian cerita bu inggih dalam penghambaannya menjadi pengantar soekarno dalam perjalanan perjuangan. Mengapa banyak wanita yang begitu legowo untuk menjadi istri kedua, ketiga, atau keempat. Bahkan mengapa sahabatku tak lagi punya tangisan untuk mengingat ayahnya yang lama pergi dan berpisah dengan ibunya hingga tak pernah bertemu sedari kecilnya.

Memang bukan aku..
Namun malam dan buku mengajariku banyak hal
Tentang tantangan tentang segala hal
Dan karena itu

Malam dan aku masih punya cerita..
Bukan hanya untuk terlelap tidur..

Nanmun terjaga dalam perenungan..

Magelang, 4 september 2011

No comments:

Post a Comment