Thursday, May 24, 2012

TRUS KENAPA ? MASALAH BUAT LOH?


Tersenyum , sama saja saya juga begitu saat pertama kali mendengar Soimah melantunkan kata itu di televisi. Atau setiap kali dia melakukan hal hal yang membuat siapapun yang melihatnya pasti mengulaskan seutas kejujuran pada senyuman di paras mereka. Entah kenapa ada hal yang terlintas di pikiran saya.
Begitu mengesankannya orang itu. Pastilah dia adalah seseorang yang pandai bersandiwara. Karena parasnya yang selalu ceria terkadang harus di rundung kepalsuan untuk menghibur orang lain karena di dunia intertaiment tak ada alasan orang untuk tidak bergembira.

Namun kita tinggal di dunia nyata. Kata itu pun masih sering saya gunakan sebagai tameng untuk mereka yang menerka dan mencoba melemahkan ideologi saya. Banyak sekali yang akan membuat saya lumpuh dan cedera hati jika mengikuti apa yang menjadi doktrin mereka pada saua. Dan apa  saya harus terus mendengarkan mereka dan tanpa pendirian menjadi “miss yess” untuk mereka? Maaf itu bukan gaya saya.

Dan ikata itu adalah mantra yang membuat saya tegar berdiri saat banyak orang membuat keputusan atas pendapat mereka pada saya. Apakah mereka orang yang jauh dengan saya.? Tidak juga. Bahkan mereka dekat. Tinggal bersama dalam satu atap dan bahkan ad ayng stau kamar namun berbeda pandangan sudah sejak berpisah dengan orang tua , saya alami dari dulu.

Karena mungkin sedari awal saya berbeda. Merasa memiliki pemikiran yang berbeda sejak dahulu. Bukan lalu membuat saya jauh dari mereka. Itu yang membuat saya bisa juga berpikir seperti mereka. Termsuk yang netral dengan semua pandangan hidup, hanya saja saya punya prinsip yang akan saya pegang sampai akhir hayat saya dan itulah mengapa saya tetap bertahan.

Hijrah bukan pilihan saya sekarang. Tinggal bersama mereka membuat saya bebas berwacana akan menjadi siapa dan bagaimana. Otoritas itu menjadi sebuah pillihan yang membuat saya tetap berada di ruang publik itu dengan semua tantangan yang ada. Dan tentunya dengan pola pikir itu. Karena jujur, saya belum berani menjadi satu warna.

Bersama meraka saya melewati melodi indah. Permasalahan yang berbeda dengan apa yang biasanya monoton. Menjumpai orang yang memiliki karakter yang berbeda. Dan bagaiman saya menanggapi dan merebut hati mereka pun berbeda. Itulah yang membuat saya belajar. Untuk mengendalikan diri. Menempatkan posisi dan emosi yang tepat bahkan terkadang harus bertindak halus untuk tidak terlalu menyakiti siapapun.
Karena indahnya dakwah bukan pada bagaimana kamu menjadi sempurna dan luar biasa di antara kaum yang sama. Namun bagaimana kamu yang sederhana dan biasa saja bisa sedikit bermanfaat dan mengijinkan cahayaNya melewatimu untuk dapat menerangi sedikit sudut dunia.

Sehingga nantinya ketika berada di luar diantara mereka yang begitu luar biasa dan di kondisi yang tidak memungkinkan untuk apapun. Saya bisa tetap mengerti dan memahami keadaaa. Serta tidak goyah dan kaget dengan keadaan. Sedari dini, saya ingin menjadi mereka yangf pantas untuk bercahaya dimana saja. (arma – unnes)

No comments:

Post a Comment