Sunday, May 6, 2012

Pendidikan dalam kepulan asap mimpi Indonesia

“mereka adalah anak anak muda yang telah beriman kepada Tuhan mereka , lalu kami tambahkan petunjuk kepada mereka” (Al-Kahfi 13) Pemuda menjadi poros tak tergantikan dari sepanjang sejarah Indonesia. Ketika Indonesia yang notabene masih menjadi jajahan negara lain. Pemuda kita menjadi sosok pembelajar yang menyiapkan diri untuk mendirikan negara. Ketika melihat peluang kemerdekaan, pemuda pula yang akhirnya mendesak Soekarno untuk kemerdekaan Indonesia. Kini ketika Indonesia berada pada posisi yang trategis untuk menjadi mercusuar dunia mengapa tidak pemuda menjadi menegak ilmu dan Islam sebagai landasannya. Pendidikan adalah hak segala bangsa yang dapat di artikan pula dengan menjadi hak setiap warga negara. Wajib Belajar 9 tahun pun menjadi sebuah pola pikir dari keterkaitan erat antara keberadaan generasi penerus bangsa dengan intelektualnya. Namun yang menjadi permasalahan saat ini apakah hal itu dapat menjamin keberadaan pendidikan itu dapat dirasakan sama dengan seluruh warga negara. Namun yang ada saat ini realitanya adalah banyak diantara kita yang sudah terjerumus dengan dunia kita sendiri. Telah menjadikan mimpi mimpi individu kita dewa yang akan siap menumbangkan mimpi besar kita dan meletakkannya pada posisi ketidakmungkinan bahkan pada tempat sampah pemikiran. Kita yang mulai nyaman dengan kehidupan kita dan kemudian berpikir pada proporsi kecil dan menumbangkan posisi kita yang sentral terhadap mimpi dan golongan kita untuk memahami arti persaudaraan saudara setanah air kini tak lagi kemungkinkan mereka yang terpelajar di perguruan tinggi untuk menengok ke jalanan dan memberikan sedikit cahaya keilmuan untuk mereka yang kurang beruntung dalam banyak hal terutama dapat mendapatkan penghidupan dan pendidikan yang layak. Dari 13 % pemuda yang mampu memperoleh pendidikan yang nyata mungkin hanya 3% yang mampu pengaplikasikan apa yang di milikinya untuk dapat di tauladani oleh saudara jauh mereka. Dan kemudian ini menjadi sebuah keprihatinan besar untuk dapat menikmati banyak hal dan juga untuk memperjuangkan Indonesia kedepan.
Disadari atau tidak pendidikan menjadi sebuah landasan dari pola pikir dan keterbukaan peluang kita dengan memikirkan tentang keberlangsungan negera ini. jika dulu Soekarno menempuh dan mengabadikan hidupnya untuk terus berjuang dan belajar untuk dapat mewujudkan Indonesia yang seuutuhnya mengapa kita enggan untuk menjadikan moment saat ini menjadi moment untuk kita belajar untuk menata Indonesia untuk kembali gemilang di kancah dunia Internasional. Hanya orang berpendidikanlah yang mampu bermimpi untuk itu. Karena dengan pendidikannya dia mampu membuat berbagai terobosan pemecahan masalah yang nantinya dapat mencerdaskan anak bangsa dengan pendidikannya dan membuat mereka yang memenangkan olimpiade dari berbagai penelitian itu dapat mengambangkan pemikirannya dan temuannya untuk kepentingan Indonesia secara lebih global. Jadi pemuda masih ragu untuk memupuk simbol simbol kehidupan dan menjadikan mimpimu tentang Indonesia yang luarbiasa menjadi nyata lewat pendidikan? ( arma – unnes)

No comments:

Post a Comment