Sunday, May 6, 2012

Islam dalam Jamaah

Sebuah pemikiran besar memang selalu memiliki banyak peluang untuk memiliki masa dan sanjungan, yang nantinya dapat mengantarkan kita pada point dimana kita dalam berkehidupan. Namun Islam bukan hanya pemikiran Islam adalah sebuah komponen yang sempurna yang meletakkan kesempurnaan itu dalam sebuah tatanan kehidupan utuh dan lengkap. Islam dapat memastikan semua aspek kehidupan pada tatanan yang benar dan tepat. Baik dengan caranya yang halus maupun dengan hukuman yang setimpal untuk para pelanggarnya dan tentunya dalam aturan dan tahapan yang berbeda pula. Dalam proporsi jamaah Islam pun memberikan ruang untuk himpunan manuslia yang siap pasrah dan memberikan hidupnya dalam Islam. Mereka yang hebat dalam berbagai potensi di berikan ruang untuk terus berpacu dalam perkembangan diri mereka tanpa meninggalkan dasar tentang keIslaman mereka. Maka kebangkitan umat inilah yang nantinya menjadi sebuah keinginan bersama untuk membawa pengaruh dan penyatuan tekat untuk Islam yang tegak di bumi Allah. Momentum ini bukan hanya sebuah retorika semata. Saat jamaah dapat melengkapkan diri dan me mbuat peradotk pemikiran dan mindset tentang kepentingan dan tujuan bersama ini bukanlah sebuah keegoisan kelompok. Karena Islampun memberikan ruang untuk sebuah perbedaan walau tetap dapat proporsinya. Sehingga proporsi jamaah menjadi sebuah tahapan kita untuk dapat mendedikasikan diri untuk berperan dan berjalan dapat berperan dan berjalan dengan kesepakatan dan tujuan bersama.
Pada posisi inilah jamaah menjadi sebuah urgensi yang penting. Karen setiap kebutuhan dan kepemilikan seorang muslim itu berbeda. Termasuk dalam dalam tataran keIslamannya namun juga dalam hal pendidikan meupun perekonomian. Oleh karena itu jalan dakwah pun berjalan dengan berbagai agenda yang memiliki banyak penemuan tersediri termasuk dalam permasalahannya. Dan dakwah selalu membutuhkan kita untuk dapat menempatkan diri dan memberikan ruang untuk input baik ilmu maupun banyak kebutuhan psikis. Jamaah diharapkan dapat memberikan ruang yang kosong itu dalam sebuah posisi dimana dirinya memiliki waktu untuk dapat mengembangkan segala hal dalam dirinya untuk kepentingan dakwah dan progres dalam kepemimpinannya pula. Seorang Anis Matta pun menjelaskan beberapa point yang nantinya menjadi sebuah rujukan untuk menilai keefektifan sebuah jamaah yaitu (1) ikatan aqidah bukan kepentingan(2) jamaah itu sarana bukan tujuan (3) sistembukan tokoh (4) penumbuhan bukan penmanfaat (5) mengelola perbedaan bukan mematikan. Dengan demikian pentingnya sebuah jamaah membuat kita harus memberikan ruang hidup kita untuk kepentingan jamaah. Dengan pemikiran dan potensi yang berbeda demikian besar harapan untuk usaha membumikan Islam dan melaksanakan tugas kita ini menjadi lebih ringan jika dilakukan bersama. Dalam sebuah kekuatan ukhwah, dalam jamaah. (arma-unnes)

No comments:

Post a Comment