Sunday, May 6, 2012

Anis Matta ~ Dari Gerakan Ke Negara

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sampai mereka mengubah diri mereka sendiri.” (Ar-Ra’d:11)
Begitulah Rasulullah SAW memulai pekerjaannya. Bagaimana selama 3 tahun dalam persiapan kemudian merekrut orang-orang terbaik di antara mereka. Menjelang hijrah ke Madinah, beliau juga merekrut orang-orang terbaik dari penduduk Yatsrib. Maka terbentuklah sebuah komunitas baru di mana Islam menjadi basis identitas mereka, aqidah menjadi dasar ikatan kebersamaan mereka, ukhuwah menjadi sistem jaringan mereka, dan keadilan menjadi prinsip dstribusi sosial-ekonomi-politik mereka. Tapi, perubahan itu bermula dari sana; dari dalam individu, dari dalam pikiran, jiwa dan raganya. Anis Matta menuliskan rentetan peristiwa yang menarik perhatian pembacanya. Gaya penulisannya yang lugas dan tegas dalam sebuah statement tidak mengucah ‘cantik’ cara beliau memberikan banyak contoh yang luar biasa. Secara garis besar buku ini di peruntukkan pada mereka yang tengah membangun dan memberikan waktunya untuk berjuang di jalanNya. tegakNya Din Allah dalam setiap sendi kehidupan sekaligus bernegara. Baik dalam kehidupan maupun dalam bernegaran syariat ISLAM menjadi sebuah jalan untuk totalitas untuk membumikan ISLAM. Buku ini menerangkan tentang bagaimana rosulullah membangun negara madinah. Dari mulai 13 tahun di Mekah dengan penekanan gerakan untuk pemantapan akidah pada setiap individu dan masyarakat. Sampai momentum hijrah menjadi moment yang dinanti untuk memulai komunitas muslim lebih total dan kemudian membentuk sebuah negara. Hukum-hukum Islam dalam bidang pidana dan perdata sebenarnya merupakan sub-sistem. Tapi, dampak penerapan syariah tersebut pada penciptaan keamanan dan kesejahteraan hanya dapat muncul di bawah sebuah pemerintahan yang kuat. Hal itu bertumpu pada manusia. Hanya “orang kuat yang baik” yang bisa memberikan keadilan dan menciptakan kesejahteraan, bukan orang yang baik. Bagaimanapun, hanya orang kuat dan baik yang dapat menerapkan sistem Allah secara sempurna. Inilah makna hadits Rasulullah SAW “laki-laki mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada laki-laki mukmin yang lemah.” Jika sistem Islam akan ditegakkan , maka setidaknya ada beberapa kesiapan yang di ringkas Anis Matta dalam bukunya yaitu : • Adanya komitmen dan kekuatan aqidah pada sebagian besar kalangan muslimin untuk hidup dengan sistem islam baik dalam kehidupan maupun dalam ketata negaraan • Supremasi pemikiran Islam di tengah masyarakat sehingga muncul kepercayaan dan keyakinan bahwa konsep Islam yang paling tepat untuk menyelamatkan negara • Mampunya bersikap dan bersifat kultural tentang Islam sebagai faktor pembentuk transformasi ajaran Islam • Kompetensi atas eksekudi yang kuat (visioner dan mampu mengelola negara) • Kemandirian dalam material maupun bergegara untuk menghadapi embargo maupun isolasi • Kapasits pertahanan yang tangguh baik internal dalam negara maupun luar negeri. Dan juga kestabilan ekonomi dan ketatanegaraan. • Konerksi internasional akan memungkinkan kita akan tertapeksis dalam dunia Internasional • Tuntutan politik yang di tandai dengan partai politim yang memiliki konstitusi meminta penerapan Islam dalam tingkat konstitusi. Namun demikian, kita akan melakukan kesalahan besar kalau kita menyederhanakan makna negara Islam dengan membatasinya hanya dengan pelaksanaan hukum, pidana dan perdata, serta etika sosial politik lainnya. Persepsi ini yang membuat negara Islam lebih berciri moral ketimbang ciri lainnya. Yang perlu ditegaskan adalah bahwa syariat Allah itu bertujuan memberikan kebahagiaan kepada manusia secara sepurna; tujuan hidup yang jelas, yaitu ibadah untuk mendapatkan ridha Allah SWT serta rasa aman dan kesejahteraan hidup. Buku ini secara garis besar menerangkan pula tentang proyek sekulerisasi yang ada di dunia Islam beserta kegagalan dakwah parsial. Di terangkan pula secara akidah ISLAM akan tegak di bumiNya, namun secara parsial di kemukakan pula banyaknya rezim-rezim ditaktor yang menjanjikan modernisasi. Anis Matta dalam buku ini pula menyertakan bagaimana kontribusi pemuda untuk mengadakan banyak perbaikan pada negara. Bahwa keberhasilan pada saat menumbangkan masa –masa orba di harapkan bukan hanya sekedar eforia yang nantinya hilang. Bahwa sejarh itu dapat menjadi pelajaran besar bahwa mampu membawa kekuatan memintaada rakyat .perubahan itu belum selesai. Amanah reformasi belum mampu kita tuntaskan bahwa perubahan Indonesia hingga kini belum juga mampu merdeka secara seutuhnya. (arma – unnes)

No comments:

Post a Comment