Tuesday, August 16, 2011

tentang 16 agustus 2011

Subhanallah.. hari yang cerah dan senyuman tengah mengelilingiku. Sejenak terlepas dari keributan hati yang tak menentu karena syukur yang meluap di setiap harinya. Gerombolan anak baru itu mengisyaratkan kesemangatan yang dulu juga aku kembangkan. Dulu? Apa sekarang sudah tidak? Ya bukan begitu juga. Sekarang masih namun yang namanya ‘baru’ pasti nampak berbeda.

Kepanitiaan yang penuh dengan pengalaman dan pengingatan atas diriku sendiri nampaknya adalah refleksi nyata akan kehidupan keseharian. Hanya saja konflik individu atau kelompok diluar forum cenderung menjadi penyebab dan faktor yang membuat suasana menjadi semakin ‘panas’.

Pertentangan antara 2 golongan di kampus ini nampaknya mulai tercermin dalam perbincangan kami dalam rapat maupun evaluasi. Ada pihak yang menjatuhkan dan ada pihak yang bertahan dan menyerang baik. Faktanya kami semua sama-sama kalah. Sama sama tidak bisa menjaga hati dan kondisi ke fluktuatifan iman atas perkara cabang yang terjadi antar umat . perkara yang terjadi karena perbedaan ideologi , cara pandang atau langkah gerak kongkret atas tujuan yang sama. Perbaikan kearah yang lebih baik.

Nampaknya banyak yang terlibat disini. Oknum ini bukan merupakan pelaku utama. Mereka hanya seorang yang terkondisikan keadaan. Doktrin senior dan penempatan golongan yang menyebabkan mereka diharuskan seperti itu. Sosok yang dianggap kini menjadi penerus tonggak kepemimpinan dari golongan-golongan itu sendiri.

Sebagai pihak yang mencoba netral dan menjadi pihak yang melihat segala sesuatunya dari sudut pandangku tanpa ingin menjadi objek intervensi yang faktanya telah ku rasakan bahkan dari awal berada di kampus konservasi ini. Kedudukanku bukan merupakan komentator yang tahu segalanya. Bukan pihak yang tau banyak tentang alasan mereka, ideologi mereka yang berbeda, atau arah dan ranah gerak mereka yang berbeda.

Namun saya adalah mahasiswa yang mencoba untuk terus belajar dan memahami keadaan. Mengkondisikan diri dengan melakukan apa yang benar bukan karena suruhan apalagi rayuan hingga bujuk semata. Namun langkah ini karena Insya Allah, adalah sedikit kebenaran yang mencoba saya raba diantara kesempurnaan yang dimiliki Allah, dan saya adalah makhluknya yang penuh khilaf lagi buta akan kesempurnaan.

Dan menurut saya tak ada yang benar maupun salah disini. Mereka memiliki idealisme dan pemahaman sendiri tentang bagaimana mereka meninterpretasikan gerakan mereka, keperdulian mereka, dan kontribusi . bahkan soekarno yang Islam bisa memaklumkan komunis karena pada awal kemerdekaan yang dibutuhkan adalah PERSATUAN. Dengan bersatu kita menjadi kuat. Dengan bersatu kita punya kekuatan lebih untuk berkata Sumpah Pemuda. Tanah air, bangsa dan bahasa satu,~ INDONESIA. Bukan berarti saya setuju pada komunis. Hal yang saya arah disini adalah sikap yang diambil. Persatuan yang di junjung tinggi. Toleransi pada perbedaan yang jenjadi jembatan atas tujuan bersama Indonesia yang Merdeka.

Namun kini, fakta yang terjadi justru sangat miris. Saat Indonesia Sudah merdeka. Saat kita sudah menjadi bangsa yang satu dan sumpah pemuda telah di ikrarkan dan yang lebih menyesakkan dada adalah kita sama-sama mengaku ISLAM . hanya karena kepentingan golongan dan perbedaan pendapat dan masalah cabang yang sekedar masalah ini kita TERPECAH BELAH.

Kemana orientasi dan fokus tujuan kita saat kita bergerak sendiri-sendiri. Cukup sudah saya menjadi pendengar atas keterlibatan kedua golongan tersebut yang sebenarnya saling membenarkan dalam hati namun berbeda dalam langkah dan ucapan yang terlampir. Mencoba jujur dan merefresh kader adalah salah satunya. Berpikirlah tentang masalah-malalah yang besar. Masalah yang lebih urgent untuk kita pikirkan dari pada saling menjatuhkan dan saling berebut togak kekuasaan dan tentang satu kata ‘ MENANG’

Karena faktanya kita sama-sama kalah. Sama-sama hancur dengan provokasi terselubung tas perbedaan yang di sulut antara semak-semak kesadaran persaudaraan kita yang kering. Begitu miris ketika pemuda nya penerus bangsa ini memupuk permusuhan terselubung yang bahkan menjadikan cikal bakal yang tidak baik jika dikembangkan.

Semoga di momen ramadhan ini, banyak doa terlampir atas keadaan. Atas dunia yang kian jauh dari cahaya kedamaian dan keterangan Din Islam yang dulu pernah menguasai 2/3 dunia. Semoga dunia lebih baik atas pemimpin, atas pemerintahan, atas rakyat yang makmur dan terjamin kesejahteraan dan kesehatannya oleh pemerintahan yang bersih, amanah dan berkomitmen.

Kejayaan Islam bukanlah merupakan mimpi yang hanya akan jadi khayalan. Namun adalah fakta yang wajib di perjuangkan oleh dengan keringat dan tetes darah dakwah yang membutuhkan pengorbanan dan perjuangan. Karena bukan dakwah yang membutuhkan kita, namun kita membutuhkan dakwah. Dengan atau tanpa kita dakwah akan tetap berjalan dan berlanjut. Namun dengan dakwah dan syahid di jalanNya. Mungkin bukan dunia namun kekal dalam keabadian dan kebahagiaan hakiki di akhirat adalah penukarnya.

Semarang, 16 agustus 2011
‘ di sela kehidupan dan perenungan’



No comments:

Post a Comment