Sunday, August 7, 2011

Indonesia Belum Merdeka



Ada banyak hal yang sepatutnya menjadi hal yang di syukuri dalam hidup . bahkan itu adalah hembusan nafas yang saat ini kita miliki. Coba berapa banyak kita keluarkan saat ada di rumah sakit dan harus dibantu oleh oksigen?

Ketika salah seorang senior berkata ‘ segala macam masalah itu sebenarnya di konsep oleh otak kita, masalah sekecil apapun namun otak mengkonsep besar maka menjadi besar dan beratlah masalah itu , dan sebaliknya pun demikian’. Entah kenapa aku hanya tersenyum saat ia berkata itu dan dia hanya berkata ‘ senyum itu tanda mengiyakan’ tambahnya kemudian.

Sungguh hal yang sama terjadi di banyak orang. Bagaimana kita selama ini kadang berpikir terlalu ‘mendramatisir’ masalah dan apa yang terjadi di sekitar kita. Kita terkondisikan untuk berpikir hal-hal yang kecil dan sepele sehingga hanya berkutat dengan masalah kecil saja sudah uring-uringan.

Pengkondisian atau mengkonsep pemikiran kita atau lebih familiar disebut ‘mind set’ itu sama pentingnya dengan mencari solusi masalah. Bahkan mengkondisikan pemikiran kita itu lebih utama dilakukan. Saat kita telah mengkondisikan pemikiran kita dengan pemikiran dan masalah yang besar dan pemikiran serta mimpi yang besar, maka masalah kecil bukanlah hal yang perlu kita anggap berat. Bukan berarti meremehkan masalah , namun tidak menjadikannya beban berarti yang membuat kita lumpuh hanya karena hal yang belum seberapa dari apa yang kita bisa selesaikan.

Sebagian besar dari kita hanya berpikir dan berkutat dengan pemikiran sekitar . masalah masalah tentang ‘ aku’ tanpa berpikir bahwa ada masalah yang jauh lebih penting dari itu, masalah tentang kami, kita , gerakan bahkan dunia. Dan mahasiswa bukanlah orang yang memiliki pemikiran yang hanya memikirkan hal-hal yang dalam tingkat ‘aku’ , kita adalah kelompok dengan tempat strategis untuk mengutarakan perubahan dan pelakuperubahan serta adalah seorang yang bertanggung jawab pada perubahan itu.

‘Agen of change’ mungkin kanya tersengar sebagai agent saja. Hanya kelompok yang melaksanakan perubahan , tanpa tahu apa yang berubah tanpa berpikir bagaimana berubah, mengapa berubah dan bagaimana setelah perubahan itu terjadi. Mungkin itu yang menyebabkan Reformasi 98 hanya sebuah perubahan yang ‘mungkin’ memang berubah. Namun pematik perubahan itu siapa dan bagaimana keadaan setelah perubahan itu sendiri belum terkendali.

Oleh karena itu banyak hal yang menjadi PR kita bersama dalam menghadapi gelombang perubahan yang harus segera di lakukan. Bukan saatnya mahasiswa diam. Gerahan kecil yang bermanfaat harus dibangun. Karena gerakan besar diawali dengan hal yang kecil. Pembuktian bahwa mahasiswa bukan hanya sebagai agent saja, namun juga pencipta perubahan dan sosok yang bertanggung jawab untuk mengelola keadaan selepas perubahan itu terjadi.

Jauh pemikiran kita tentang perubahan dan negeri yang bebas dari penjajahan belum berakhir ketika negara kita proklamasi tahun 1945. Faktanya kita masih di jajah secara moral dan ekonomi serta budaya dan lain sebagainya. Bangsa Indonesia belum berdeka tentang aset bangsa yang masih dikuasai oleh pihak asing. Indonesia belum merdeka saat KKN masih merasa di segala sendi kehidupan. Indonesia belum merdeka saat masih ada yang tinggal di kolong jembatan sementara yang lain melah mabuk-mabukan di gedung bertingkat.

Indonesia belum merdeka.

Semarang, 6 agustus 2011
23 : 19 PM

No comments:

Post a Comment