Wednesday, August 10, 2011

Aku??

Apa artinya tulisan ini ketika aku menulis dan akhirnya tak berbalas hati oleh inginku sendiri. Hanya ingin menenggelamkan diri pada sisi yang tak ku inginkan untuk di ketahui yang lain saat umur membuatku kembali menengok kebelakang. Mencari kebenaran hakiki dari sebuah pengalaman namun yang ku temukan hanya siluet yang membuatku mencari dan mencari lagi.

Bahwa apa yang membahana di hatiku saat ini apa salah?keterus teranganku pada diriku sendiri apa akan membawa kebenaran yang tak ku ketahui kenampakannya. Mengapa serangkaian buku membuatku tenggelam dan terkatung dengan ideologi dan pemikiran penulisnya.

Dan aku terbawa apa tak mengerti tentang mimpiku sendiri. Sekali lagi biarkan aku singgah dalam hari yang tak kutemukan ketentuannya. Biarkan aku tenggelam dalam alam yang tak ku ketahui alasannya. Namun diam yang menyebabkan aku takluk oleh kebungkaman. Biarkan aku larut namun tak jua bisa bicara tentang hari. Menjelmakan raga dan kepastian dalam embun yang akan ku gemari kehadirannya.

Jangan sekali mengenalku. Kau akan temukan banyak hati diantara lakuku. Antara bagaimana menjadi seorang bu inggit yang ditinggalkan bung karno di gerbang kemerdekaan , melepas seseorang yang di cintai dan melepas pengapdiannya atas gadis ranum yang ditemukan bung karno di pengasingan.

Aku bahkan tak tahu banyak tentang seorang pipit senja yang mencekam malam dengan gelimang darah dan kesakitan luar biasa saat darahnya mengalir berbalik ke infus dan menjadikan air infus itu merah pekat oleh darahnya sendiri.

Mengapa aku pernah merasa menjadi seornag sudirman yang merasakan sakit luar biasa di dadanya saat di tandu oleh segerombolan orang membelah malam dalam usik tak berkentingan jika ia duduk di rumah untuk sekedar istirahat tanpa pengobatan.

Kenapa aku selalu dan selalu ingin jadi aisyah yang dicintai Rosulullah melebihi istrinya yang lain. Yang selalu di cium pipinya karena kasih dan sayangnya yang selalu berlebih. Dan tercurah tanpa batas tanpa mengurangi cinta pada bidadarinya yang lain bahkan terhadap siti khodijah dan bidadarinya yang lein apalagi umat yang selalu dalam baris cintanya.

Kenapa aku merasa terlibat hati menjadi seorang laisa yang tenggelam dalam tulisan tere liye.. yang mencinta adik-adiknya melebihi dirinya sendiri. Yang melepaskan diri dari dunianya untuk kehidupan lebih baik adik-adiknya. Mungkinkah ada rasa lain saat sakit di dadanya itu tak pernah membuatnya terbersit kecewa pada langkahnya sepanjang kehidupan yang di lantunkannya untuk senyuman adik-adiknya dan untuk sekedar melihat kunang kunang malam di paris dan kebungkaman dunia di negeri lain.

Kenapa aku sering menjadi orang lain saat membaca. Menjelma dalam diri seornag syahrir dan pemikirannya. Hingga dalam pertengkaran diamnya dengan soekarno akhirnya dia tak punya kelebihan untuk sekedar memberikan nasehat. Atau hatta yang akhirnya mundur teratur dengan kesepiannya mengurusi diri dan pecahlah ‘duo’ itu.

Atau nama lain yang akan membuat semua orang tercekat saat soeharto yang kiranya dianggap sebagai biang keladi diantara tragedi dan hutang Indonesia setidaknya pernah menjadi bapak pembangunan dala situasi negara yang damai namun mencekam. Siapa yang mengira sosok itu yang si elu-elukan massa saat kenaikannya akhirnya di tumbangkan rakyat pula saat turun tahta. Dua Soekarno dan Soeharto.

Ini mungkin hanya tulisan. Hanya imajinasi seorang yang duduk di kamarnya , sendirian, dipenghujung hari dan penantian permulaan hari esok dan sahur yang ingin di lewatinya selagi masih ada waktu dan nafas untuk menjalaninya.

Mungkin ini hanya sebuah ungkapan hari untuk seoang pembaca dari banyak tulisan dan artikel yang dibacanya serta cerita dari banyak orang tentang keterlibatannya tentang masa lalu. Atau ini hanya gurauan dan kicau tak berarti untuk kalian yang kini dengan tak sengaja tau malah membuang waktu saat membacanya.

Namun aku sendirian disudut ini. Bersama segelas teh hangat tanpa gula dan alunan nada pengusir sepi yang malah di minta dimatikan karena membuat merinding tetangga sebelah kamar. Dan yang ku lakukan hanya terus dan terus mencoba tersenyum saat ini terjadi.

Semarang, 9 agustus 2011

No comments:

Post a Comment