Friday, August 5, 2011

Jakarta, 25 juli 2011 08.39 am

Gebyar ibu kota laksana gempita yang membuat siapapun yang terlena akan tertarik dab menggadaikan apapun untuk memilikinya. Tak berar untuk melupakan asal dan kesungguhannya. Ibu kota punya sejuta mimpi, yang siap di kibarkan dan dibiarkan dalam diri. Terutama tentang keberlangsungan hari.
Kumpulan asap pengepul di pinggir kota. Mengampu peradaban yang temaram akan cahaya kesejukan. Hampa tentang bingkai semangat kehausan akan kesepian. Yang akhirnya mengendalikan dan menggadaikan kesempatan yang ada. Jakarta dipenuhi oleh sejuta keluhan penghuninya. Mengembangkan sikap kecewa dan akhirnya takluk pada pemikiran diri sendiri.
Ibu kota selalu punya cerita dari tawa mereka yang menikmati gelimang harta atau yang tetap akan tertawa si tepian sungai keruh dan kecipak air penuh sampah. Tak mengapa atas perbedaan. Karena hanya mengenal tentang ‘diri sendiri’ tanpa mengenal tentang sikap dan kekeluargaan. Menyikapinya dengan kebimbangan. Dalam diam.. dalam kesibukan.
Ibu kota tetap memiliki cerita kawan. Untuk menyipkap tabir dunia dan caranya sungguh punya ciri khas dan sebentuk kerinduan pada jingga sunyi desa.
Taukah
Ada yang berbeda di sisi jalan itu. Seorang anak tersenyum membingkai sebingkis bangga pada roman tak bersahaja.. ini ibu kota..
Inikah Indonesia?

No comments:

Post a Comment