Monday, July 11, 2011

Senyuman dari kebahagiaan yang hakiki

Manis. Hal itu yang pertama kali bertemu dengan seorang seniorku. Ukhti ku yang tengah berbahagia dengan pernikahannya. Senyuman itu mengisyaratkan hal yang tak terlukiskan. Lama tak berbincang , bertemu pun kami sekedar saja. Namun pagi hingga siang ini sungguh luar biasa kembali berbincang dan menyusuri kisah yang telah terlewati dari hidup yang telah memberi jarak antara kami.

Senyumannya membuatku tahu bahwa hidup telah membawanya ke peraduan indah bernama rumah tangga. Subhanallah. Ketika di usianya ia telah memutuskan untuk menjaga diri dengan menghalalkan dirinya untuk seorang ikhwan yang begitu mencintanya. Cinta? Kata aneh diantara keduanya. Bahkan tak ada kesan begitu. Yang ada hanya sindiran dan ucapan agak ketus , namun setidaknya alam telah mengisyaratkan sesuatu . ya keduanya malah akhirnya menjadi satu. Indahnya bikin ngiri.

Mengesankan ketika berbincang dengannya. Dengan dia yang memiliki hidup yang begitu luar biasa melebihi diriku. Ya mungkin memang samanya kami adalah orang yang mengalir. Hanya dia pernah dikecewakan oleh harapannya sendiri dulu. Membuatnya begitu enggan untuk terlalu berharap tentang hari depan. Keluarga yang bersuasana ‘tak bersahabat’ dan kehidupan lingkungan yang membuatnya tak punya selain berkata iya pada keadaan.

Namun siapa sangka kini kakak perempuanku yang cantik dengan gamis abu-abu ini telah menjadi seorang istri . siapa sangka saat memanggil sosok berkaca mata itu dia berseru “abi, ini laptopnya nggak jadi dibawa?” . mengesankan sekali. Keduanya kini mulai memanasiku untuk berpikir jauh kedepan. Namun jawabku.

“ hmm.. nggak ah.. mau berkontribusi dulu. Mau memaksimalkan potensi. Mau mengisi lembaran hidup di masa muda ini dengan banyak cerita. Mau mengukir senyuman di wajah bapak- ibu dulu, mau bikin cerita buat anak-anakku nanti., mau nabung amal yang banyak. Mau.. mau.. mau....” hehehe

Namun jawaban ukhtiku itu..

“ abis nikah juga bisa?”

Ahh... aneh.. kenapa aku malah ikutan jadi abg labil gini.. gara” obrolan itu.. jangan-jangan.. ayoo fokus luruskan niat. Ada banyak target di peta targetku yang belum ku coret. Belum berkontribusi maksimal. belum ini belum itu. Walau nanti akhirnya memang akan jadi seorang istri dan ibu. Setidaknya aku ingin jadi ibu dan istri yang berkualitas. Menjadi sosok pendengar yang baik untuk suami dan bisa ikut mengobrol dengannya. Bukannya istri yang ndak tau apa-apa.patner hidup yang memahami dan tahu kondisi. Kalo aku jadi seorang ibu. Aku ingin jadi ibu yang punya bekal untuk mendidik kelak. Ingin jadi ibu yang bisa menjawab pertanyaan anaknya. Ibu yang mendidik dan membimbing. Ibu yang bisa menjadi penutan sekaligus sahabat untuk anaknya.

Hmm... Allah pasti mendengar dan tahu keinginanku ini. Dan Allah pasti akan menunjukkan jalan. Bukan Cuma aku tapi kalian yang membaca tulisan ini. Allah selalu punya desain kehidupan yang sempurna. Tinggal bagaimana kita melakukan yang terbaik dan semaksimal mungkin.. Allah itu dekat, dekat selali.. coba ikuti aku untuk merenungi segalanya.

Mensyukuri hari. Menelisik syukur yang akan selalu dan selalu kita panjatkan. Nafas ini, penglihatan ini. Suara ini.. langkah ini. Pernahkah kau berpikir ini adalah anugrah besar dan sayang ketika kita melalaikan kewajiban dan syukur kita. Bukankah jelas bahwa Allah akan membalas kebaikan walaupun sebesar biji zarah,~ hmm.... siapa yang tak mau mendapat ridhonya. Entah dunia maupun syurga>>>

Dan kali ini aku menikmati segalanya. Keindahan dan kebahagiaan yang tiada terduga. Kami berpisah. Dua sejoli yang tengah menikmati indahnya pernikahan itu meninggalkanku di depan mushola FiS setelah ada tanya jawab singkat.
“abi, mau sholat disini ?” tanya ukhtiku..
“di rumah saja” jawab abangku sambil tersenyum mengejek denganku.
Aku meringis
“mendingan disini jamaah” jawabku sebari menjulurkan lidah
“ mbak juga jamaah” jawab mbak ku sambil menggandeng suaminya.
Kami berhenti..
“ iya iya.. yang udah berdua.. barokallah yah..pamit deh.. Assalamu’alaikum” ucapku sebari bersalaman dan mengecup pipi kanan dan kiri mbak ku.
“ wa’alaikumsalam adikku.. jaga kesehatan dan ..”
Aku mendelik “ dan apa?”
“ jangan galau di bulan juli..jangan mikir yang aneh” fokus ke kuliah dan organisasi, urusan jodoh nanti juga ada waktunya.” Ucap abangku sambil berlalu meninggalkan ku dan mbak yang masih berjabat tangan, mbak ku tersenyum.
“tu mbak, emang aku abg labil apa??” gumamku
“ udah.. inget minum obat dan lakukan semua karena Allah “ ucapnya sambil tersenyum dan kemudian berlalu..

Aku ikut tersenyum. Sejenak memandang ke langit yang biru. Menatap awan nan putih itu. Berpikir tentang hidup dan tahapan diri. Aku ingin lebih dan lebih lagi. Semoga masih punya waktu.
“arma” panggil seseorang gadis dari arah musola..
“ iya..” jawabku sebari melangkah menuju tempau wudhu sambil bersenandung.

Sebiru hari ini..

No comments:

Post a Comment