Sunday, July 10, 2011

-catatan pagi di istana kecilku- Magelang,6 juli 2011

Sejenak termenung di jendela kamarku. Menatap awan nan biru yang berlukis indah diatas sana. Senyumku menyelinap diantara sepi singgah menghampiriku yang enggan di ketahui oleh dunia. Di sudut kamar ini aku menyepi. Mengabadikan kegalauan dalam sebentuk paragraf yang sedari dulu aku tutupi. Dunia boleh terlena, boleh tak merasa tapi rasa itu tak mungkin tergantikan apalagi hilang.

Terlanjur sudah aku melewati masa yang ku anggap menjadi salah satu babak hidup yang membuatku berbeda dan menganggap semua ini takdirnya. Namun yang terjadi sebaliknya, aku di kalahkan oleh keadaan.

Di sudut kamar ini masih dengan mukena yang sama, Quran yang sama dan perenungan yang sama. Sudut kamar yang enggan ku bagi dengan dunia. Aku hanya ingin menjadi orang yang memiliki hari walau sesungguhnya tak pernah ku miliki. Seakan hanya sekedar melengkapi tanpa punya hak milik atas pemilik keabadian. Allah.

Hembusan nafasku menyeka sepi lagu yang biasanya mengalum dengan derap perjuangan dan kesemangatan, kali ini sepi. Aku hanya ingin sejenak menjadi diriku yang lain. Yang menjumpai Allah dengan dhuha yang sesungguhnya. Yang menyatakan Lailku semalam adalah kejujuran dan air mata itu adalah sebentuk kepasrahan. Tentang hidup aku hanya menyerahkan segalanya padaNya. Karena aku tak punya hak atas permintaan sekalipun.

Kadang saat dada ini terasa denyutnya dan nyerinya tak tergantikan sakitnya aku hanya berbisik bahwa Allah pasti sangat menyanyangiku. Menggantikan khilafku atau inilah jawaban atas pintaku dalam waktu yang sedikit. Sejuta syukur masih ku panjatkan. Bila memang kehidupan ini memilihkan keadilan atasku maka biarkan hari ini aku hanya disinii. Di sudut kamar bertemankan sepi dan infus ini.

Hamparan langit biru dan putihnya awan menyelenggarakan syukur yang ku panjatkan. Hingga ingin aku mengendalikan air mata dhuha ini hanya untuk bersyukur dan bersyukur tanpa keluh atas apapun dalam hidupku. Sungguh dengan mukena ini aku hanya ingin mengabadikan sebentuk penyembahanku dalam keiklasan atas takdirNya.

Aku ingin berserah tanpa tawar..
mencintaNya tanpa senjang
dan mengalunkan ayatNya tanpa lelah
hingga terlelap kelak..
dan tak bangun lagi..



-catatan pagi di istana kecilku-
Magelang,6 juli 2011

2 comments: