Saturday, July 23, 2011

mencoba menjadi Arma walau dalam gemerlap dunia

Subhanallah .. untuk tetap tersenyum dalam keadaan seperti saat ini. Luar biasa bisa bersyukur dalam diam dan keteduhan senja yang berujung pada malam. Tak sempatlah aku mengeluh. Dunia dan hidup terlalu benyak di sesakin keluhan kah karenanya terkadang senyumanku di kembalikan dengan sikap ketus. Entahlah. Namun jika bisa ingin rasanya membagi senyuman ini dan berbagi bahagia.

Dan aku banyak menyadari sesuatu akhir-akhir ini. Dunia punya seribu kebetulan sebagai kebahagiaan yang ku sambut dengan syukur dan kebaikan yang jauh lebih baik dari sekedar rapuh dengan inginku yang tak di dikabulkan. Tersenyum dan membuat orang yang ada di sekitarku ikut tersenyum. Itu yang ku inginkan saat ini. Setidaknya aku punya alasan untuk membuat kesan yang baik saat aku pergi kelak.

Dan tak pernah aku bayangkan berada disini. Mendekap Al-Quran pink ini di sisi dunia yang selalu menebarkan pembelajaran kehidupan yang luar biasa. Karena itu aku suka mendengar, berceritan tentang kehidupan , berbagi pengetahuan tentang banyak hal dan akhirnya mendapat banyak pengalaman yang lebih lagi. Termasuk banyak lagi ketika aku duduk dan berbegi cerita dengan orang.

Entah mengapa siapapun akan nyaman di dekatku, tak jarang mereka menceritakan semuanya. Dan dengan itu aku mensyukuri kehidupanku. Memiliki banyak referensi kebijakan dan memecahan masalah tak selalu itu dari pengalamanku. Bahkan ketika perubahan bertahap bagi mereka yang tengah menjalin pacaran dan ku arahkan untuk mengetahui hal yang ‘benar’ dengan bertahap.

Setidaknya aku tak pernah pacaran untuk tahu permasalahan mereka. Aneh lagi galau bagai mereka yang ku pikir tidak semerdeka aku yang bebas mengaktualisasikan diri ke aktivitas yang asik lagi bermanfaat. Namun begitulah hidup membimbingku untuk belajar dewasa bukan hanya sekedar tua.

Karena ketika sebagian teman yang main dan pergi bersama teman, arma dirumah membaca dan ngebantuin ibu menilai pekerjaan muritnya. Saat anak yang lain mein di waktu malam, arma dan bapak mendengarkan ebiet di teras sambil membicarakan kegiatan seharian.dan saat mereka sibuk pacaran arma menulis kesan dan merangkai foto dari jalan-jalan dengan bapak, ibu dan adik ku.

Itulah hidupku. Yang aku syukuri dan selalu menjadi memori indah. Karena aku menjadi arma. Menjadi diriku dalam gemerlap dunia. Tetap menjadi gadis manis yang mencuci dan membereskan rumah saat dirumah. Tetap menjadi gadis yang mendengarkan cerita ibu yang kembali maju ke Guru Berprestasi. Tetap menjadi arma yang mengajari adikku main gitar walau ternyata sama-sama tak bisa. Tetap menjadi orang GJ yang bikin siapapun tersenyum saat bersamaku.

Namun... aku arma yang ingin tau.. aku arma yang berani berpendapat yang menyatakan benar itu mutlak benar dan yang salah itu sampai kapanpun salah. Aku arma yang yang akan berkomitmen dalam jalan yang ku pilih ini. Aku arma yang siap menjadi tangan kanan siapapun untuk membantu masalahnya dengan usaha dan doa yang maksimal. aku arma yang tak akan menyerah karena gagal.

Dan perlu kau tau..
Aku arma yang gampang menangis. Aku arma yang tak bisa melihat siapapun meminta pertolongan. Aku arma yang bisa menangis hanya karena sms dan telepon ibu. Aku arma yang bisa menjadi seseorang yang hanya menjadi seseorang yang enggan menjual dunia hanya untuk senyuman dan kebahagiaan semu.

Ya itulah arma..
Itulah aku..
Begitulah arma..
Yang tetap tersenyum dan menjadi ARMA..
Ditengah gemerlap dunia..

No comments:

Post a Comment