Tuesday, June 28, 2011

menyusuri masa



menulis telah menjadi nafas yang tak bisa di lepaskan dari hidupku. Mungkin karena ibu buka menulis, kalo bapak? Bapak adalah orang paling bijak diantara aku dan Bima (adikku) serta ibu saat kami berebut ingin menonton tivi. Beliau mematikan televisi dan akhirnya.. ibu mengerjakan tugas sebagai seorang guru yaitu menilai ulangan muridnya, bima yang kemudian masuk ke kamar dan bermain dengan keyboardnya. Dan aku kembali ke ruang tamu membaca buku . suasana rumah jadi tenang dan waktu terbingkai dengan keefektifan, hingga tiba saat yang paling menyenangkan.
Ada moment selepas semua aktivitas berakhir. Tugasku bertambah satu untuk membuatkan teh hangat dan kami ber-empat berkumpul di teras rumah.
Menyenangkan bisa membingkai hari dengan segala aktivitas namun mengakhirinya dengan saling bercerita satu sama lain dan mengevaluasinya adalah hal yang sungguh istimewa.
Ibu yang memiliki sejuta pengalaman dan bapak dengan ceritanya tentang kehidupannya yang tak kenal putus asa hingga bima yang mulai mengembangkan sayap keinginan untuk melesat meraih cita yang di bingkainya dalam tujuan diri yang memang seumur dengan dirinya.
Disana aku belajar mendenger. Belajar berbicara, belajar mengerti, belajar memahami, dan belajar artinya komunikasi

Rumah adalah tempat terindah, ternyaman dan tak ada duanya untukku. Rumah adalah sudut dunia tempatku kembali dan menata hatiku lagi. Saat aku kehilangan arah dan mendekati keletihan diri. Rumah dan ibu adalah tempat mendapatkan pelukan kasih yang tak mungkin bisa tergantikan.

No comments:

Post a Comment