Tuesday, June 14, 2011

Demikian tentang...


Demikian tentang...
Sungguh aku menyukai berbincang dan bercerita. Dengan siapapun itu. Bagaimana aku bisa mengenali sidut pikiran orang lain dan kemudian menjadikan referensi pembelajaran tersendiri yang memberiku celah untuk lebih memiliki toleransi terhadap perbedaan.Mengabadikan ukhwah dalam cerita dan rangkaian berita kisah dan menempatkannya di blog ini.
Di blog ini juga aku pernah menguraikan bahwa aku senang mendengarkan, karena dengan itu aku belajar mengerti dan memahami. Dari sekian banyak perjalanan aku mengerti banyak tentang kehidupan. Ketika terus belajar menjadi pendengar yang baik aku paham tentang menghargai, tentang tulus dan tentang respek atau sikap perhatian.
Berada dimanapun untukku adalah berarti pembelajaran hidup yang berbeda. Menjalani hidup dengan semauku sendiri , namun dalam pencarian pengetahuan dan pengalaman ini tak membuatku melupakan sesuatu yang penting. Keluarga.
Perjalanan ini memberikan beribu kata untuk ku merangkai cerita dalam diam. Perpisahanku dengan keluarga memang begitu terasa. Karena memang aku tak pernah jauh dari keluarga. Bagaimana yang tahu seorang Arma Setyo Nugrahani adalah ibu. Perbincangan setiap saat tentang kehidupan, tentang mengerti , tentang diri. Pembelajaran diri hingga cerita sehari-hari,tentang mimpi,tentang harapan,tentang dunia,tentang masalah dan penyelesaiannya,tentang karier dan...... tentang cinta.
Sering ketika kepenatan menghampiri kami. Sepulang sekolah ketika ku jemput ibu, kami langsung melesat ke jogja. Sepanjang perjalanan melalui desa-desa kami bercerita. Menjelma menjadi petualang yang lebih banyak tersesatnya. Terlebih ketika benar-benar tak tahu jalan, namun karena itu adalah perjalanan maka tak ada yang menyalahkan.
Masih teringat canda kami di pinggir Malioboro dan sepiring nasi pecel dan es dawet. Arma di suapin ibu dan solat jamaah di masjid agung.
Doa dalam canda ibu disana adalah..
“nantinya arma bakalan jamaah sama suami disini, bahkan sama anak-anak , semoga ibu di beri umur untuk melewati itu bersama ya?” ...
ada senyuman.. namun si wajahku ada garis dari mata yang terbentuk dari air mata.
Ada hal yang tak akan lepas dari ibu dan arma, ialah buku. Dari jaman dulu kami sangat menyukai buku. Karenanya saat ke rumah hal pertama yang akan ada di benak anda adalah..
“salah masuk perpustakaan ini yah?” hehehe...
karena memang seperti itu. Bagaimana ibu memang menyimpan segalanya. Maka dari itu ketika kebanyakan dari mahasiswa kesulitan mencari referensi. Aku lebih memilih pulang dari pada uring-uringan. Karena mencari referensi di rumah bersama ibu adalah hal yang menyenangkan.

No comments:

Post a Comment