Tuesday, June 14, 2011

Demikian tentang... (part 2)


Cerita tentang kami tak akan terputus. Lagu-lagu ebiet yang yak akan pernah lepas, hanya terkadang di selingin campursari hingga didikempot lagunya bapak. Hehe.. bahkan adikku terkecil;. Bima . dia saja menyukai lagu ebiet yang bawasannya kata anak sekarang kuno.. hehe..
Yah.. Bima Ardian Syah,yang telah mengambil kepemimpinan kamarku. Tak ada lagi gantungan bunga dan senyuman buatanku dan ibu berwarna pink di ujung kamar. Tak ada lagi origami yang ku tempelkan setiap hari satu origami selama 100 hari menjelang ujian nasional. Tak ada lagi papan kegiatan yang berisi tugas dan undangan acara yang dulu tertempel dengan rapi dan tumpuk”hehe.. tak adalagi jejeran boneka yang ku susun bersama ibu sampai hampir tengah malam..
Hanya ada yang masih sama. Tempelan cita-cita dan impian yang ku tulis dari jaman SD dulu. Yang kini memiliki teman. Bima membuat hal yang sama disana. Cita -cita yang berbeda. Saat aku ingin menjadi seorang pemain drumband. Dia bilang ingin jadi pradana pramuka. Walau pada akhirnya dia main drumband juga (ternyata.. hehehe) saat aku ingin masuk PMR . dia ingin masuk OSIS, saat aku ingin menjadi sutradara tingkat jawa tengah yang terselenggarakan di ISI JOGJA, dia ingin jadi pelari. Semuanya tercoret.. dan masih banyak jajaran mimpi kami berdua tercoret disana.
Namun makin banyak yang ku tuliskan kembali. Semakin ia terpacu untuk menggapai mimpi bersamaku. Nampaknya ia tak ingin kehilangan arah. Ia ingin punya langkah dan mengejarku. Itu baik. Itu tak masalah selama aku menjadi motivasi dalam hal kebaikan.
Menyenangkan menjadi seorang kakak untukku. Pertanyaannya tentang banyak hal yang memberikanku banyak energi untuk terus belajar. Ingin segera menjadi kakak yang bisa membuatnya bangga juga.
Hal yang tak bisa ku lakukan. Saat aku butuh jawaban seseorang yang ada di sampingku yang ku panggil mbak atau abang ,sebagai kakak. Aku tak memilikinya.
Saat aku berjalan di sekolah dan di ganggu kakak senior. Tak ada yang membelaku. Aku harus menghadapinya sendiri. Saat mereka mencemooh dan menyindirku ,aku mengahadapinya sendiri.
Dulu aku pernah bermimpi andai punya kakak . yang berada di sampingku, membelaku saat aku di ejek. Yang menggandeng tanganku kerumah saat aku di jatuhi teman sebayaku . ada yang memberikanku ice cream untuk meredakan tangisku . ada yang meniup lukaku saat aku terjatuh dan terluka. Ada yang mengajariku saat aku punya PR yang sulit.
Namun tak. Aku memang tak punya. Tapi bima punya. Dia punya aku yang jadi kakaknya. Dia memang laki-laki tapi bukan berarti dia lepas dari perhatianku. Saat bapak dan ibu kerja. Dia berada di bawah pengawasanku.
Saat dia pulang dengan menangis. Aku yang mengajaknya kembali ke tempat bermain dan bertanya pada teman nya dan bila bima memang tak bersalah. Aku akan meminta temannya minta maaf. Aku yang membelikan mainan bima bila ia di ejek teman sebayanya karena tak punya mobil-mobilan, walau dengan uang jajanku selama seminggu.hingga saku harus selalu pulang jalan kaki dengan badan lemas. Karena jarak rumah yang tak dekat.
Bima punya aku yang akan menjadi tempatnya bertanya itu akan menjadi perbedaan yang teramat sangat. Bila dia memilikiku sebagai kakak. Aku akan menjadi kakak yang dulu ku inginkan. Sehingga dia tak merasakan apa yang kurasakan.
Bagitu juga dengan ibu. Begitu sayangnya ibu padaku. Apapun ibu lakukan untuk membuatku bahagia dan membuatku tersenyum. Dan aku tak merasa apa yang dulu ibu rasakan. Walau kini, masalah mungkin telah berbeda.
Hidup memberiku tenpat untuk belajar. Mengerti arti syukur dan terus mencoba untuk menjadi lebih baik. Ketika dulu di ejek karena aku suka menghayal dan berbicara sendiri, toh sekarang aku tahu kalo aku punya bakat teater dan menjadi kannya nyata saat tampil menjadi aktris atau sutradara di ISI Jokjakarta. Ketika dulu aku sering menulis di balik buku pelajaran , toh sekarang aku tahu kalo aku bisa menulis dan berbagi senyuman dan tangis ini dengan kalian.
Dengan ini aku pun menghargai kehidupan dengan mencoba untuk menjadi lebih baik dengan pencari pengalaman dan pengetahuan yang lebih lagi. Dengan bentuk kontribusi dan manfaat yang lebih untuk sesama.
Ini hidupku.. dan aku berjuang untuk dapat di titik ini.
Tak akan ada yang bisa membuatku jatuh dan menangis, selain karena aku ingin menangis.
Itu , janjiku...

No comments:

Post a Comment