Thursday, June 30, 2011

Islam Terlalu Indah Untuk Tidak Diperjuangkan


oleh Arma Setyo Nugrahani- fakultas Ekonomi

Dalam setiap training maupun pelatihan Islam yang ditekankan adalah dakwah, dakwah dan dakwah. Dalam perenungan dan akhirnya aku menemukan arti dakwah dalam arti tersendiri. Dakwah adalah seni atau keindahan dan pengertian tentang bagaimana memberikan pengertian tentang agama Allah yang indah dan menjanjikan kepastian tentang hidup bahagia bukan hanya di dunia namun juga di akhirat dan hal itu hanya dilakukan karena Allah, bukan karena profesi, bukan karena oeganisasi, atau bukan karena makhlukNya.. hanya karena Allah. Dan hal itu dilakukan dengan santun,cantik dan dengan hati, bukan hanya sekedar mengajak raganya namun juga hati dan pemahaman yang benar tentang Din Allah.
Dalam rangka menyusuri dan memperdalam ilmu , pengertian dan pemahaman tentang dakwah. Akhirnya kami 66 mahasiswa Universitas Negeri Semarang memutuskan untuk ikut dalam Training Kader Dakwah (TEKAD) 2. Training ini dilaksanakan di PGSD NGALIYAN yang di adakan oleh Unit Kegiatan Kemahasiswaan Mahasiswa (UKKI) UNNES 2011.
Training yang bertitle “Militansi Tanpa Batas Untuk Satu Kata TOTALITAS” ini menghadirkan pembicara luar biasa yang memberikan materi yang membuka wawasan peserta dengan berbagai pengetahuan dan pengertian tentang Islam. Training ini dimulai dengan pembukaan yang yang di bawakan oleh Doni Kusuma A sebagai MC dan kemudian di lanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia dan pendamping UKKI . Acara dilanjutkan dengan keberangkatan peserta menuju PGSD NGALIYAN.
Materi pertama , ma’rifatul harokiyah. Materi ini mengundang pemateri seorang ketua rohis pertama di Kimia yaitu Effendi Nugroho . beliau menerangkan bahwa Ma’rifatul Harokiyah adalah mengenal atau pengertian tentang pergerakan islam. Pergerakan pada masa Nabi Muhammad SAW, memiliki 2 masa yaitu masa Mekah dan Madinah. Pada fase Mekah, pergerakan diadakan dengan cara sembunyi-sembunyi karena mekah pada saat itu masih di kuasai oleh kaum Quraiys. Berbeda dengan fase Madinah, Rosulullah telah melakukan dakwah secara lebih terang-terangan .dimulai dengan membuat masjid, pasar sebagai pusat perekonomian di madinah.
Hal itu memberikan kesan tersendiri ketika kita mengadakan sebuah pergerakan di dalam jalan dakwah ini bahwa dakwah memiliki proses dalam perjalannannya. Tidak bisa suatu umat langsung berubah begitu saja. Namun segala tahapan dan proses itu akan membentuk masyarakat yang lebih siap dan kuat bterhadap terjangan budaya dan keburukan barat.
sebuah catatan menarik adalah pernyataan Abu Tamimah bahwa ia tidak tahu apa yang iya syukuri hari ini :
• Saya mempunyai dosa yang banyak namun di tutupi oleh Allah,sehingga tak seorangpun mencela saya karena dosa itu
• Kecintaan Allah masuk pada hati hambaNya untuk mencintaiku padahal amalku tidak sampai pada tingkat layak untuk mendapatkan cinta itu.
Pergerakan dalam islam memiliki tahapan dan fase yang terstuktur rapi. Bagaimana Islam menerangkan bahwa selayaknya dakwah dimulai dari hal yang terkecil , dari hal yang sederhana , dari diri sendiri, kemudian keluarga, kemudian masyarakat yang islami, hingga akhirnya negara yang menyelenggarakan Islam secara kaffah. Rosulullah saja memperbaiki akhlak pada masanya hingga 13 tahun, bagaimana kita bisa selalh ketika tidak bisa menjadikan harapan kita tentang mahasiswa dan kampus madani sesuai target? Rosulullah saja pantang menyerah akan dakwah yang di junjungnya.
Urgensi dari dakwah adalah bagaimana kita bisa menarik umat dan menegakkan Islam secara kaffah, dan keadaan tidak akan terselenggara bila tidak ada ketegaran dan kesungguhan pada pendakwah dan keridhoan Allah.
Materi kedua adalah Qadayasi Dakwah. Pada materi permasalahan yang ada di jalan dakwah. Bahwa dalam perjalanan dakwah yang penuh onak dan duri membutuhkan pejuang dakwah yang memiliki militansi dan totalitas pada satu kata ‘LILLAH’. Di jelaskan bahwa masalah paling mendasar saat ini adalah tidak adanya pengertian dan kebanggaan pada agama Allah ini.
Bahwa sebagai umat dari agama yang sempurna ini kita kehilangan keinginan untuk mengerti dan memahami tentang Islam yang sesungguhnya. Berbagai masalah yang di awali dari degradari akhlak yang ada di masyarakat dan juga turunnya kesadaran tentang amal jama’i dan juga persaudaraan. Ada sebuah urgensi dakwah dalam hal ini adalah :
• Bahwa kewajiban dari nabi hingga orang-orang saat ini adalah berjuang untuk Islam (Al- Ashr , Al-Maidah , Al-Baqarah 199)
• Wajib dari segi hukum (Asy-Syura . Al-Maidah 44)
• Wajib untuk individu maupun kelompok (Al-Muddasir , Muhammad 38)
Materi ketiga adalah Marhalah Dakwah.Ust Setiawan sebagai pembicara dari materi ini menerangkan tentang konsep dari tahapan dan fase-fase dakwah yang ada di kenyataan yang harus kita terapkan. Bahwa dakwakwah adalah mengajak manusia menuju kejalan Allah dengan menggunakan bahasa yang baik dan memberikan segala pengertian dengan bijak dan pengertian yang mengerti bukan memaksa.
Bahwa sebagai pejuang dalam jalan dakwah ini kita adalah da’i yang mengajak dalam kebaikan dan menuju sebuah kesempurnaan dalam Islam Allah bukan merupan hakim yang menghakimi. Kita adalah da’i yang mengajak dari gelap gulita jahiliah ke terang benderang kejayaan Islam.
Ada tahapan yang harus di mengerti disini dalam dakwah yang kita lakukan. Target dakwah tidak akan langsung bergabung dengan barisan ini, karena segala hal membutuhkan proses. Dan proses itu adalah : mengajak seseorang untuk berniat dengan benar. Bahwa nikmat dunia hanya setetes dari lautan keridhoan Allah yang menjanjikan kebahagiaan. Mengubah paradikma tentang pengetahuan mereka tentang Islam, kemudian setelah tahu mereka akan berpikir tentang dakwah dan Islam.
Pada fase berpikir inilah kita akan mengajak mereka untuk bergerak dalam dakwah . pergerakan inilah yang akan memberikan hasil yang bermanfaat bukan hanya untuk kader namun juga untuk umat. Aktivitas dakwah ini merupakan suatu tugas besar dan amanah yang luar biasa berat. Hal ini membutuhkan cinta yang besar. Cinta yang hanya di persembahkan untuk keridhoan Allah. Haruslah dibingkai dengan aktivitas tarbiah yang tak berhenti dan terus menerus melakukan kegiatan yang akan melanjutkan kesemangatan kita di jalan dakwah ini.

Materi keempat adalah Manajemen Konflik. Konflik adalah pertentangan antara banyak hal misalnya kepentingan , nilai , tindakan atau pemikiran. Konflik adalah bagaian yang tak terpisahkan dari sebuah organisasi. Konflik bisa menjadi sebuah ujian yang bisa membuat kemajuan untuk organisasi maupun perjuangan dalam dakwah. Karena konflik bisa menjadi sebuah pintu dimana kita sebuah kebenaran tentang suatu masalah dan lebih jauh tentang kesungguhan seseorang.
Dengan adanya konflik maka bisa dilihat bagaimana kita menjadi manusia Allah yang tegar dan kuat dengan segala cobaan. Segala keadaan bisa menjadi baik maupun buruk itu tergantung dari bagaimana kita menilai dan menganggapnya. Tinggal bagaimana kita mengaplikasikan bahasan atau pelajaran kita dapatkan dari suatu konflik.
Materi ke lima adalah Kepemimpinan Islam. Pemateri kali ini adalah Joko Winarso menerangkan secara mendetail tentang konsep kepemimpinan islam. Di Al Quran dan sunnah telah dijelaskan tentang Kepemimpinan dalam islam. Bahwa untuk seorang pemimpin dalam koridor barisan Islam. Kepeninpinan bukanlah tujuan namun sebuah medan atau sarana untuk membangun umat yang memang beroorientasi pada Ibadah pada Allah. Bagaimana seorang pemimpin Islam adalah mampu bertindak dan mengedepankan kepentiingan bersama dan mengambil keputusan dengan musyawarah tanpa meninggalkan ketegasannya dalam memimpin.
Ada beberapa konsep kepemimpinan Islam yaitu :
• Kapasitas seorang leader untuk menterjemahkan visi dan misi menjadi kenyataan (62:2)
• Kemampuan seseorang meberikan inspirasi menjadi kenyataan (48:29)
• Wewenang untuk memutuskan
• Kemampuan untuk melaksanakan dan memiliki wibawa untuk bertindak (33 : 45-47)
Seorang pemimpin harus mampu menyeinbangkan emosi, sosial,spiritual,intelektua,dan belajar tentang ilmu dan kehidupan.
Dan yang terakhir adalah Muhasabah. Pada sesi ini peserta di ajak untuk melakukan analisis diri pada kejadian yang telah dan sedang terjadi dan juga menetapkan diri untuk sebuah rencana kehidupan kedepan. Allah menjadi tambatan hati dimana kita berpasrah pada segala ketentuannya yang akan terjadi. Namun lebih dari itu kita sebagai hambaNya di harapkan dapat selalu melakukan pembaharuan diri dan niat yang menjadi sebuah perenungan dalam diri.
Keberhasilan suatu training atau pelatihan tidak di ukur dari jumlah peserta namun bagaimana acara itu dapat berlangsung . namun lebih dari itu bagaimana berkontribusi dan memiliki manfaat bagai tempatnya berada merupakan sebuah tujuan yang sesungguhnya. Seperti itu juga Training kader dakwah ini. Bukan karena acara ini sudah selesai maka selesailah materi yang ada, namun lebih jauh ini adalah sebuah pemantik dari keingintahuan dan terus belajar dari universitas kehidupan nyata yang jauh dari kata mudah.
Kader dakwah yang di perlukan saat ini adalah kader yang kuat secara niat, iman dan intelektual. Karena nya haruslah kita turut sebagai barisan tentara Allah yang siap membela agama Allah hingga ke ujiung dunia. Namun kini dimulai dari langkah kesil, langkah awal perbaikan akhlah sendiri dan likungan kemudian melanjutkan eatafet kepemimpinan dalam medan dakwah yang semakin sulit ini. Hanya dengan ridho Allah-lah kita akan melewatinya.

No comments:

Post a Comment