Wednesday, May 4, 2011

PROSES.

Aku suka setiap kata yang menyangkut kata ini . memiliki esensi dan masa yang berbeda ketika mendengar dan menempatkannya. Aku ingin menjadi proses. Seperti sebuah memaknaan yang berbeda tentunya saat diri dan penempatan apa yang tertoreh itu memiliki hal yang jauh lebih sempurna dari sebuah keinginan. Aku menikmati setiap penjelagaan waktu yang menempatkanku pada saat dan waktu dan saat yang berbeda. Namun aku melampaui semua dengan kejadian dan peristiwa yang mengesankan.

Dan itu yang kemarin jadi perbincangan saat beberapa dari kami melihat kerumunan orang itu. Kerumunan orang yang membawa keluarganya dengan kebanggaan dan tawa. Kumpulan yang tengah diliputi bahagia yang tak terkira. Kumpulan yang membuat iti kaum ‘senior’ yang belum berkesempatan yang sama. Kumpulan yang memiliki langkah yang konkret dan memiliki hak atas sebuah piagam dan toga. Mereka ada kumpulan orang yang tengah di wisuda.

Dan disana pula kami terduduk memandang dalam kesunyian di pinggir lapangan dengan pemandangan riuh di seberang lapangan ini. Kami saling memikirkan semua ini.

Dan akhirnya aku memkbuka dan mengusir kesunyian.

“tak ada yang perlu membuat kita iri , kawan.. sesungguhnya mereka pun pernah di posisi kita. Memandang ingin seperti ini dan menguimam lirih bak kita kini. Namun yang membedakan adalah keyakinan mereka. Prinsip mereka., keteguhan hati mereka untuk tetap istiqomah dalam jalan perjuanganh ini.” Ucapku yang disambut dengan anggukan oleh kawan-kawanku..

Dan pikiranku kembali berjelaga sendiri..

Dan ternyata kampus bukan hanya menjanjika ilmu dan materi yang kita harapkan menjadi bekal namun bila ditelisik lebih lanjut. Kampus memiliki banyak cara untuk mendidik dan memberdayakan kita hampir sesuai dengan apa yang kita inginkan. Pembelajran di kampus bukan soal bagaimana kita menimba ilmu dari banyak sudut. Karena tak banyak ilmu yang dapat kita minta dari dosen maupun pembimbing kita. Namuan ilmu itu tersedia banyak di kamar, di teman, di senior dan di buku.

Bagaimana sebagian dari kita kadang lupa untuk menikmati semua ini. Jangan dulu perpikir rumit. Ada kalanya menikmati hidup dan perjalanannya. Karena tak selamanya saat kita di puncak anda akan dan selalu harus melihat ke puncak. Namun lihatlah pemandangan puncak memang penting namun bukankah perjalanan ini lebih memiliki masa ketika kita punya pengalaman dan pemahamam yang lebih ketika kita mau belajar.

Dan di posisi ini pembelajaran kita tentang kehidupan dan tentang diri memiliki banyak klise dan serpihan yang seharusnya kita gabungkan.

Bagaimana denganmu kawan?

Apakah dalam kehidupan ini anda menikmatinya?

Apa dalam beribadah ini anda menyelipkan cinta dan penghambaan yang sempurna?

Bukan hanya sekedar melaksanakan kewajiban.?

Apakah setiap basuhan air wudhu itu memberika kesan tersendiri?

Apa gerakan solat itu benar-benar anda maknai?

Dan begitulah cinta..

Cinta ilahi kawan-kawan..

Saat kita kini berproses dalam hidup seharusnya bisa seimbang dengan proses mencinta sang Maha Pencipta..

Proses yang membuat kita takluk oleh 3 hal yang membuat kita akan merasakan begitu penghambaan ini sempurna..

Yaitu.,.

Takut

Harap

Dan...

CINTA..

No comments:

Post a Comment