Tuesday, January 18, 2011

Rasulullah saw yang jujur 2

Pengakuan Abu Jahal

Akhnas bin Syariq bertemu dengan Abu Jahal dalam perang Badar, kemudian ia bertanya kepada Abu Jahal, “Hai Abu Hakam, di sini hanya kita berdua dan tidak ada orang lain, maka ceritakanlah tentang diri Muhammad! Apakah benar ia seorang pendusta?”. Mendengar hal itu, maka Abu Jahal langsung menjawab,”Demi Tuhan! Sesungguhnya Muhammad itu ialah orang yang benar dan tidak pernah dusta”

____________________________

Pengakuan Abu Jahal 2

Bukan cerita asing lagi bagaimana kejujuran Rasulullah sebelum diangkat menjadi Rasul. Seluruh orang Quraisy bahkan Abu Jahal, pembesar suku Quraisy yang sangat menentang Islam sekalipun sangat mengakui kejujuran Rasulullah dengan sebuah pernyataan, "Inna la nukadzdzibuka wa lakin nukadzdzibu alladzi ji 'ta bihi, Sesungguhnya kami tidak mendustaimu, hanya saja kami mendustai ajaran yang kamu bawa", demikian komentar Abu Jahal akan kejujuran Muhammad bin Abdullah di hadapan suku Quraisy.


___________________________

Khadijah Menghibur Rasulullah

Jika dirunut lebih jauh dan mendalam. Khadijah, isteri Rasulullah Saw. yang selalu bersamanya, sungguh, sangat mengagumi kejujuran Rasulullah. Sehingga kata-kata kekagumannya itu pun muncul bak air mengalir ketika Rasulullah menerima wahyu pertama kali, "Absyir, pa waallahi la yukhjikaallahu abadan.fa waallahi innaka latashilurrahma wa tusyaddiqol haditsa" (Bergembiralah, Demi Allah, Dia tidak akan menghinakanmu selama-lamanya. Demi Allah, seseungguhnya kamu adalah orang yang senantiasa menjalin hubungan silaturrahmi dan selalu berkata benar)", ujar Khadijah sambil menenangkan Rasulullah yang begitu ketakutan setelah bertemu Malaikat Jibril di gua Hira.

No comments:

Post a Comment