Wednesday, January 26, 2011

Canda RAsulullah saw bersama Sahabat ,.

Urung Membunuh Karena Disapa

Setelah Fathul Mekah, ada seorang bernama Fadhalah bin Umair hendak membunuh Rasulullah saat beliau sedang thawaf di kakbah. Ketika ia telah mendekat kepada Rasulullah, tanpa terduga beliau menyapanya “Apakah kamu yang bernama Fadhalah?”
Kontan sapaan itu membuat Fadhalah terperanjat. “Benar, ya Rasulullah” Jawabnya gagap karena kaget
“Apa yang terbersit di hatimu saat ini, ya Fadhalah?”
“Tidak...tidak..tidak ada ya Rasul” kata Fadhalah yang masih gugup “Aku hanya sedang berzikir kepada Allah”
Maka Rasulullahpun tersenyum karena beliau sudah mengetahui niat jahat Fadhalah.
“Istighfarlah kepada Allah, ya Fadhalah?”
Kemudian beliau meletakkan tangannya di dada Fadhalah dan berdoa sehingga membuat hati Fadhalah menjadi tenang.
“Demi Allah, setelah Rasulullah mengangkat tangannya dari dadaku, maka tidak satupun makhluk Allah yang aku cintai melebihi beliau” Cerita Fadhalah usai kejadian itu berlalu.


___________________

Izinkan Aku Berzina

Abu Umamah bercerita, ada seorang pemuda datang menemui Rasulullah dengan mengajukan sebuah permintaan yang tidak lazim bagi orang Islam.
“Ya Rasulullah, izinkanlah aku berzina!” Kata Pemuda itu.
Para sahabat yang mendengar permintaan itu langsung tersentak dan berniat mengusir si pemuda karena dianggap telah bertindak tidak sopan. Namun Rasulullah bukannya marah tetapi malah tersenyum dan balik bertanya kepada si pemuda.
“Apakah kamu suka jika ibumu dizinai orang?”
“Tidak!”
“Begitu pula orang lain. Tentu tidak suka bila ibunya dizinai orang” Jelas Rasulullah
“Lalu apakah kamu suka jika putrimu dizinai orang?”
“Tidak!”
“Begitu pula orang lain. Tentu tidak suka bila putrinya dizinai orang” Jelas Rasulullah lagi
“Apakah kamu suka jika saudara perempuanmu dizinai orang?”
“Tidak!”
“Begitu pula orang lain. Tentu tidak suka bila saudara perempuannya dizinai orang” Jelas Rasulullah lebih lanjut
Mendapat serentetan pertanyaan interogatif dari Rasulullah seperti itu, akhirnya pemuda itu langsung tercenung dan menyadari kekeliruannya. Maka Rasulullah kemudian meletakkan tangan beliau di dada si pemuda dan mendoakannya.
“Ya Allah, ampunilah dosanya, sucikanlah hatinya dan peliharalah kemaluannya” (HR. Thabrani)

_____________________

Tinggalkan Bohong

Suatu hari datanglah seorang pemuda berandal kepada Rasulullah saw.
“Ya Rasulullah, izinkanlah aku masuk Islam!”
Maka Rasulullah segera menuntun pemuda itu membaca syahadat. Dan setelah itu, si pemuda kembali mengajukan sebuah permohonan izin.
“Ya Rasulullah, kini aku telah masuk Islam” Katanya. “Tapi sekarang izinkanlah aku untuk melakukan kemaksiatan yang aku sukai”
Mendengar permintaan itu beliau hanya tersenyum simpul.
“Tidak apa-apa” Kata beliau “Tapi apakah kamu mau berjanji kepadaku?”
“Janji apa itu ya, Rasulullah?”
“Janji bahwa mulai saat ini kamu akan meninggalkan bohong!” Pinta Rasulullah
“Hanya itu ya Rasul? Kalau hanya itu, aku sanggup!” Katanya meyakinkan
Maka berjanjilah pemuda itu kepada Rasulullah bahwa ia akan meninggalkan bohong. Kemudian ia minta izin pulang dengan perasaan senang karena ia tidak diperintah untuk meninggalkan maksiat tetapi hanya diminta untuk tidak bohong saja.
“Enteng...” Pikirnya
Sampai suatu ketika, di satu jalan ia bertemu seorang wanita tuna susila yang sangat cantik sehingga membuat syahwatnya naik. Maka diajaknya wanita itu untuk berzina di sebuah rumah. Namun ketika hampir terjadi perbuatan zina, tiba-tiba pemuda itu ingat janjinya kepada Rasulullah.
“Oh iya, aku sudah janji kepada Rasulullah untuk tidak bohong” Katanya dalam hati. “Jika nanti aku bertemu beliau kemudian ditanya “Apakah kamu berzina?”, bagaimana aku menjawabnya? Kalau aku bilang “ya” sudah tentu terkena hukuman, jika aku bilang “tidak” artinya aku bohong dan itu melanggar janji kepada Rasulullah”
Maka terjadilah perang batin antara ingin terus melakukan zina dan ingin menepati janjinya kepada Rasulullah di dalam dirinya. Peranglah bisikan syetan melawan bisikan malaikat dan akhirnya ia memutuskan untuk tidak berzina.
Begitulah, setiap kali ingin berbuat maksiat ia selalu teringat janjinya kepada Rasulullah dan berfikir-fikir seperti kejadian zina di atas. Sampai ketika ia merasa sudah tidak berkutik, ia kembali menghadap Rasulullah dengan penuh kekaguman.
“Anda benar, ya Rasulullah! Anda hanya memerintahkan aku untuk meninggalkan bohong namun satu hal itu membuat aku tidak bisa berbuat apa-apa” Katanya kepada Rasulullah
Pemuda itupun kemudian berjanji tidak akan bermaksiat lagi dan Rasulullahpun tertawa mendengar pengakuan dan janji pemuda itu

No comments:

Post a Comment