Monday, March 12, 2012

Subsidi : Lambang cinta yang terhenti.


Pemerintah dan rakyatnya adalah sebuah perpaduan cantik yang nantinya dapat membuat perubahan hebat ketika dapat di optimalkan. Bagaimana peran pemerintah sebagai pengelola dan penyelenggara negara dan rakyat sebagai pihak yang di pimpin dan memiliki andil pula dalam proses perbaikan dalam kenegaraan. Keduanya pula hal yang tak dapat di pisahkan dan selalu memiliki banyak hal yang perlu di kelola dan memiliki banyak keinginan untuk di wujudkan dan di dukung keinginannya.

Rencana pemerintah yang nantinya akan segera di laksanakan pada tanggal 1 april kelak merupakan salah satu faktor kembalinya rakyat dibuat putus harapan. Setelah sekian banyak permasalahan negara yang membuat rakyat tak tahu lagi kata lain yang lebih menyakitkan dari kecewa ketika melihat korupsi yang meraja dan tingkah wakil rakyat yang semakin tidak memihal pada rakyat. Kini kenaikan BBM menjadi saksi, ketidak cintaan pemerintah pada rakyatnya sendiri.

Subsidi merupakan sebentuk simbol cinta yang masih di rasakan oleh rakyat setelah 2 kali naik dan kemudian turun lagi. Rakyat sudah cukup menderita dengan keadaan yang begitu miris dan tak terketetapan seperti ini. ketika setiap hari kami hanya si duguhi dengan kasus korupsi dan perselisihan di tubuh partai. Mungkinkan pemerintah begitu tega untuk menghentikan simbol cinta satu satunya yang masih memihal pada rakyat.

Kenaikan BBM bukan hanya sekedar kenaikan itu semata. Dengan kenaikan itu di pastikan akan lebih banyak bahan pokok dan harga yang kian melambung. Tak cukupkah kami mengganjal perut denga batu dan mempertebal muka kami untuk mencari sesuap nasi. Mungkinkah kurang diri kami yang terlampau keras untuk perpikir dan bertindak untuk kehidupan kami di masa mendatang. Atau telah buta dan gelap matanya pemerintah kami yang tengah bercanda dengan gemerlap dunia dan memeluk kebahagiaan?

Tak dapat di pungkiri bahwa keadaan minyak mentah di dunia tengah naik secara drastis. Namun mungkinkah negara yang kaya dan memiliki sumber daya alam yang luar biasa ini takluk oleh kenaikan minyak dunia. Begitu membutuhkannya kah pemerintah kepada sumbangan sumbangan mereka yang kurang berpunya untuk mengagendakan lambang cinta itu agar tetap berpihak pada rakyat.

Kenaikan BBM memang di depan mata. Keputusan mungkin sudah di ketok oleh mereka yang telah terbahak di atas gedung megah itu. Namun mereka lupa amanah kemerdekaan untuk berbuat adil dan kesejahteraan rakyat. Mungkinkan lambang cinta itu tak akan lagi di peluk rakyat? Kapankah berakhir derita raktat yang tak lagi sanggup untuk sekedar menikmati sesuap nasi dengan nyaman dan ketenangan? (arma-unnes)

No comments:

Post a Comment