Tuesday, March 6, 2012

Mewakili Rakyat , Menjaga Negara

Berbagai hal yang begitu menarik untuk di perbincangkan salah satunya adalah kepemimpinan. Hal yang sampai saat ini masih menjadi teka-teki sakral bahwa Indonesia belum menemukan sosok ideal untuk menjadi pemimpin. Sosok pemimpin yang dapat menjadi tauladan dan menjadi sosok yang ideal untuk memperbaiki bangsa untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Pemilihan presiden yang kurang dari 3 tahun kedepan menjadi salah satu pokok penting yang harus kembali kita telusuri. Saat itu dapat menjadi momentum dimana Indonesia harus memastikan bahwa pilihannya. Pilihan untuk pemimpin tatanan Indonesia kedepan. Yang nantinya akan memandu Indonesia menuju negara dan bangsa yang sesungguhnya bukan hanya sebagai ‘ban serep dunia’.
Potensi yang dimiliki Indonesia lebih dari cukup untuk sekedar untuk menutupi kebutuhan dan membuat rakyat bangsa ini hidup sejahtera. Namun yang terlihat saat ini tidak seperti yang di harapkan. Bahwa dengan pertumbuhan ekonomi yang di ploklamirkan sebesar 11.6% namun rakyar tidak menikmati hal tersebut. Bahkan semakin menjadi ketika subsidi BBM akan di kurangi sehingga harganya akan naik di awal april mendatang.
Bukan sepenuhnya kesalahan dari pemerintahan memang namun adanya peranan besar terkait hal itu tidak dapat kita sepelekan. Bahwa masih banyak rakyat yang tergolong miskin secara ekonomi yang menjadikan hal itu sebagai sumber dari permasalahan yang lain.
Kepemimpinan yang seharusnya dapat lebih di perkokoh dan di visualisasikan inilah yang seharusnya bukan hanya sekedar politik pencitraan. Pemerintah sebaggai kumpulan orang orang terpilih selayaknya menjadi sebuah inti dari tindakan tindakan kongkret bukan lagi sebagai referensi pengalaman. Kepemimpinan dan kewajiban mereka bukan lagi sebuah penelitian. Rakyat lelah untuk menunggu dengan berbagai retorika yang selama ini hanya berakhir dengan omong kosong tanpa fakta yang ada di lapangan.
Proses kepemimpinan inilah yang perlu kita lakukan saat ini. proses dimana kita bukan hanya berperan sebagai penonton keadaan namun lebih dari itu kita berperan sebagai sosok-sosok intelektual yang berpikir lebih jauh tentang hal yang sifatnya lebih berdampak pada jangka panjang. Dan dalam proses inilah kita menemukan tempat atau posisi dimana kita berada. Dan tempat itulah dimana kita bertindak dan berpikir serius bukan hanya sekedar bekerja semata.
Kepemimpinan yang berproses ini lebih pokok di soroti dalam beberapa hal yang lebih global. Pemimpin harus memiliki 5 hal pokok yang mampu mendampingi perannya dalam menjalani kehidupa.
Hal pertama dan yang paling penting adalah agama yang kuat. Ini bukan hanya sebagai identitas. Namun pendalaman tentang agaman yang kuat akan jauh lebih penting karena hal inilah yang nantinya menjadi senjata dari ujian dan masalah yang akan di arungi oleh seorang pemimpin tersebut.
Hal yang kedua yang harus dimiliki adalah visioner. Pemimpin harus memiliki pandangan yang jauh ke depan. Seseorang yang bukan hanya berpikir tentang hari ini namun keinginan dan harapannya bukan hanya sekedar harapan kosong namun di tuangkannya dalam realitas pikir yang nantinya dapat di tuangkannya dalam tindakan.
Hal yang ketiga adalah kemampuannya dalam membaca keadaan atau peka sosial. Seorang pemimpin harus mampu melihat keadaan di sekitarnya. Seperti hanya belajar untuk menghitung , kepekaan sosial juga memiliki tahapan untuk menjadi lebih ‘tajam’ dan kemudian dapat di realisasikan dalam kebijakan yang nanti dapat di lakukannya untuk perbaikkan keadaan.
Hal yang ke-empat adalah kemampuan intelektual. Tidak ada pemimpin yang pernah memimpin di dunia ini dengan kemampuan intelaktual yang rendah. Karena kemampuan intelektual lebih dapat membuat kita berpikir terarah dan memiliki landasan yang jelas. Teori bukan segalanya tanpa pengalaman namun pengalaman tanpa teoripun bukan hal yang sempurna.
Hal yang kelima adalah tanggung jawab. Bagaimana sikap ini bukan hanya berada di mulut saja namun lebih pada pertanggung jawaban pada anggotanya, warga masyarakat hingga yang paling tertinggi pada yang Maha Kuasa. Karena sebagaimanapun sebuah kepemimpinan nantinya akan dimintai pertanggungjawaban olehNya.
Kelima point diatas mungkin belum sepenuhnya mewakili namun secara global kita mampu mencerna dan menelisik lebih jauh pada diri kita sendiri sampai dimana proses kita dalam menempa diri untuk menjadi masyarakat bahkan pemimpin yang nantinya menggantikan mereka yang mengecewakan kita saat ini. dimana keinginan keinginan mulia untuk memperbaiki keadaan dan melengkapi hal yang belum pada tempatnya. Dan dimana langkah-langkah kongkret dan doa yang beriringan untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik dan pantas di sanjung dunia. Jawabannya ada pada setiap individu yang kini masih tergetar hatinya. (arma-unnes)

No comments:

Post a Comment