Tuesday, March 20, 2012

ketika KAMMI bicara..


Realita kenaikan BBM memang sudah di depan mata. Banyaknya kontroversi tentang kebijakan itu terus bergulir hingga pertengahan maret ini. termasuk berbagai dampak yang di timbukan tidak hanya bersifat jangka pendek. Termasuk berbagai pendapat tentang Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang memiliki banyak kekurangan yang dapat menjadi pelajaran dari waktu yang telah lalu.
Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ( KAMMI) akhirnya mengambil sikap dalam gerakannya. KAMMI UNNES khususnya menyatakan bahwa menolak adanya kenaikan BBM. Adanya pengurangan subsidi yang di lakukan pemerintah ini lebih menimbulkan masalah dari pada alasan yang sedemikian mulia untuk menyejahterakan rakyat dengan pemberian BLT. Berbagai kajian baik dalam bentuk diskusi maupun pengkajian yang lebih mendalam mendatangkan ahli dan data membuat KAMMI kian mantap dengan sikapnya.
Senin pagi, tepatnya tanggal 19 maret 2012 akhirnya KAMMI UNNES melakukan aksi gabungan dengan KAMMI Daerah Semarang. Sebagai penolakannya terhadap kebijakan pemerintah terhadap pengurangan subsidi dan kenaikan BBM. Adanya berbagai tuntutan terhadap adanya kajian lebih lanjut terhadap kebijakan tersebut. Kebijakan yang dimaksudkan untuk menyelamatkan APBN yang di miliki Indonesia malah cenderung mambuat bangsa ini kian memiliki alasan untuk kembali tidak stabil dengan dampak inflasi yang nantinya terjadi.
Hingga pada sore harinya, KAMMI UNNES menghadirkan seorang dosen dari fakultas hukum sebagai pembicaranya. Kajian tersebut di selenggarakan di depan KPRI Handayani dengan pembicara Bapak Eko Handoyo selaku PD 1 FIS . Dalam kajian tersebut banyak pendapat tentang data dan fakta nyata terhadap kenaikan BBM. Termasuk pada wacana sekaligus solusi dari KAMMI untuk adanya kajian ulang serta pengurangan anggaran APBN yang dapat lebih efektif dan efisien serta adanya explorasi alam Indonesia yang lebih maksimal serta adanya nasionalisasi aset bangsa yang dikuasai asing. “Pemerintah Indonesia cenderung malas untuk melakukan nasionalisasi tambang maupun aset pemerintah serta nantinya mengdapi pihak asing dan lebih memilih untuk menghadapi rakyat mereka dan kemudian menaikan harga BBM” terang Saiful Agus, salah seorang AB 3 KAMMI.
Kajian tersebut juga diramaikan oleh salah satu alokasi anggaran pemerintah lain yaitu BLT. Bantuan tersebut lebih pada pemberian ikan daripada umpan untuk masyarakat. Mungkin bantuan tersebut dapat diterima oleh masyarakat namun efektifitasnya masih memiliki banyak kekurangan. Yang kemudian menjadi kekurangan adanya salah sasaran penerima BLT sampai alur penerimaaan yang sarat dengan penyelewengan. “KAMMI bertekad untuk terus mengawal kenaikan BBM ini sekaligus adanya kajian tentang solusi yang lebih kongkret ini. kami berharap pemerintah lebih peka pada dampak yang akan terjadi” ujar Eka Pala, Kakom KAMMI UNNES. (arma-unnes)

No comments:

Post a Comment