Monday, March 28, 2011

pemikiran

Pagi ini dunia menyapa dengan keindahan yang berbeda. Sambutan mentari pada bumi menerangkan sebuah kesetiaan yang menenangkan dalam peraduan. Singgah sejenak di kampus ungu ini mengingatkan aku tentang banyak diskusi yang terlampaui dan banyak keputusan yang ku buat hingga kini berrada disini. Semua ini bukan hanya soal ketidak sengajaan semata. Namun lebih jauh. Hal tersebut merupakan real tentang keberuntungan dan kemudahan itu sendiri.

Menjadi seseorang disini bukan hanya bisa melakukan sesuatu sebagi bentuk tindakan nyata. Namun bertindak tanpa pemikiran yang mendalam. Sama halnya dengan bunuh diri perlahan dengan jaminan akan bangkin namun jaminannya kadaluarsa. Perumpamaan konyol saat harus kembali menengok kebelakang dan terlebih harus menempatkan diri di sisi diri yang sebenarnya tak ada di pengertian kita sebelumnya.

Memulai memang bukan hal yang mudah. Mengiklaskan bukanlah sekedar berkata. Melepaskan secara perlahan merupakan sebuah keinginan yang sejatinya tak pernah terencanaan. Namun ini bukanlah soal kemarin. Ini bukanlah soal masa lalu ini bukanlah soal diriku.namun lebih jauh ini soal masa depan yang teramat penting untuk sekedar kupasrahkan pada takdir tanpa tindakan. Maka dari itu harus ada pergerakan nyata. Kemana hidup ini akan berlangsung? Dimana pemikiran ini bertumpu? Dan kemana jenjang pergerakan ini di tempatkan?

Dan apa batas ukuran syukur? Kebahagiaan kah?

Semarang, 28 maret 2011

06.16 am

No comments:

Post a Comment