Sepert biasa, ketakutanku terbukti benar. Dan seperti biasa juga, aku hanya berada di sudut ruangan melihat mereka ber eforia dengan kemenangan kemeriahan yang mereka katakan ‘demokrasi’. Demokrasi apanya? Saat mahasiswa itu hanya begitu saja memilih. Atau seketika semua berjalan lancar. Sangat lancar hingga mati rasa ketika tak ada hal yang membuat segalanya berwarna.
Ingin sebentar melibatkan hal lain dibalik yang ku bayangkan. Menyelinap diantara kepingan hari yang kunanti atau ku balikan segera. Sedemikian kesibukan kosong ini membuatku kembali terkapar untuk kesekian kalinya.
Kali ini ibu tak tega, kedatangannya dengan semburat kegelisahan itu membuatku tak enak hati untuk sekedar berkata ingin menyerah. Obat-obat itu kini jadi teman setia yang menyakitkan setiap kedekatannya.
Namun apa yang ku punya untuk menolak. Penolakanku hanya berakhir di rumah sakit. Bah.. tak lagi mau aku bertemu dokter GJ itu.
Dan mau tak mau obat itu kini mengikutiku bagaipenjara yang menjauhkanku dengan temanku yang lainnya. Tak boleh ada rujak. Tak boleh ada ice cream . tak boleh ini. tak boleh itu.. stop..kapan cukup aku memantau diri dengan kekangan tak terlihat seperti ini????
Menjadi yang terbaik adalah sebuah kebanggaan, Namun menjadi bermanfaat adalah kebahagiaan yang hakiki.. (armaarmi)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
bispar ^_^
ini awal.. dan ada kabar baik lagi di waktu yang akan datang pasti balik kesini lagi.. dengan cerita yang lebih menarik.. ^_^ yeayyy ~
-
Soal 1 Toko “FreshMart” yang berada di sekitar sekolah kamu sedang berusaha meningkatkan penjualannya. Mereka melakukan promosi di media sos...
-
Teringat aku pada suatu masa yang telah jauh ditinggalkan, cerita kala itu 2016, ketika setiap pagi menyambutku bukan hanya dengan cahaya ma...
No comments:
Post a Comment