Friday, April 1, 2011

perenungan pagi di kampus orang.. --^


“Yang lebih membuatku khawatir adalah bila aku benar-benar ambruk. Aku hanya bisa bergumam dalan bisik tasbih. Allah , berikan aku ketegaran hati yang membuatku bertahan di segala sisi kehidupan yang ku jalani. Kemudian aku kembali melangkah. Langkahku tak akan goyah karena apapun dan bila Allah mengijinkan aku ingin melepaskan gundah ini di penghunjung sore di batas kota.”

Aku hanya menelisik kata. Kutipan diatas adalah salah satu baris dari rangkaian yang tertulis ketika aku menjalani hari dengan sangat bertumpu dengan lelah dan gelisah menjelang ujian akhir nasional dahulu. Berhubung aku memang memiliki banyak keinginan untuk menjadi mahasiswa tak semudah itu mengabaikan ujian ini. Walau hanya dalam sekejap aku bisa melupakannya saat berada ditengah kawan dan doaku.

Dulu aku memang suka ada di masjid. Apalagi saat-saat terakhir berada di SMA . aku dan teman-teman lebih sering menghabiskan waktu istirahat untuk sholat dhuha dan perbincangan seputar universitas terkemuka yang hendak kami tuju. Mungkin tak bisa di pungkiri itu sebagai sarana untuk sedikit melupakan rasa ‘nerfous’ kami menghadapi ujian akhir.

Kegiatan lain yang membuatku berhenti dan tak terlalu memikirkan ujian adalah basket. Entah itu bersama teman atau adik ku. Entah itu tertawa lepas atau berderai air mata saat dihujan deras. Hingga tak terlihat. Mungkin hanya ratri yang menarik tanganku dan mengajakku berteduh sambil berkara ‘ heh.. dasar kucing dongdong’ heheh..

Begitu adalah saat menyenangkan untukku. Aku memiliki kisah tersendiri ketika meninggalkan almamater ku yang berada jauh dari peradapan layaknya unnes juga. Ditengah kebun tebu dan kawasan akmil yang tenang. Walau terkadang harus terima bisa suara tembakan hingga dentuman peluru jadi alunan menyenangkan saat tentara sedang latihan. Senyum ku mengembang seiring waktu yang mengajakku bertahan menghadapi segalanya.

Ada hal yang kini tiba-tiba ku rindukan. Bau tanah di ketika hujan baru turun. Dan rimbunan tebu hingga ledang tebu yang baru ditebang. Hingga kini aku masih dapat membayangkannya. Seperti siluet-siluet film yang melambang membimbingku tenang ketika gelisah.

Ketika mimpi dan kehidupan memberiku cerita lain disini. Ketika aku kini tengah begitu banyak kegiatan untuk mengasah dan mengembangkan diri. Aku hanya berharap orang lain menilaiku tetap seperti dulu. Aku ingin jadi arma yang tetap tersenyum. Dan tetap jadi arma yang memegang amanah dan janji. Aku berharap orang tak menganggapku lebih namun selelu disampingku unruk berbagi pelajaran hidup. Aku menanti dan merenungi setiap peristiwa dalam kalender diri yang adil dan bijak dalam segala situasi.

Indahnya hari ini ketika ukhwah itu akan kembali terjalin dan menjadi kenangan indah di esok hari. Aku ingin menjadi lebih dan lebih baik lagi. Amin.

No comments:

Post a Comment