Tuesday, April 26, 2011

kemarin..


Begitu tenang melewati senja seperti ini, teras rumah dengan rintik hujan yang mengiringi terjaganya matahari dan kembali tiba malam nan mendung berlanjut hujan. Aku mengemas segalanya dalam keadaan sunyi. Beberapa saat kemudian aku dikejutkan oleh sms yang membuatku berdegup tak karuan. Mengingat seseorang jang jauh disana membuatku tak jadi dirundung kehampaan ada silurt tersendiri yang akhirnya membuatku kembali bersinar.

Terbenamnya mahari mengiringi untaian kata yang ikut terselip dalam diriku beberapa saat ini ada beberapa orang yang membuatku sedikit goncang memang. Keadaanku yang kerap kali harus ambruk di saat yang tidak tepat. Halahh.. ini semua bukan berarti aku kalah pada keadaan hanya saja, mungkin keadaan lebih mudah untuk mengacaukanku.

Sesaat aku tersadar, banyak mimpi yang ku genggam. Banyak asa yang terumpu di pundakku. Tak bijak rasanya ketika harus ambruk disaat sebagian yang lain membutuhkanku.

Aku tak bermaksud untuk mengeluh. Hanya saja, terkadang aku membutuhkan seseorang yang bisa berbagi bahu denganku.

Tak mau terlalu larut, aku semakin membenamkan diri pada kesibukan.

Acara, kajian, kuliah, dan banyak diskusi yang membuatku berpikir dan akhirnya melupakan masalahku sendiri. Bukan belajar menjadi seorang ‘ pecundang’ yang tak mau menghadapi masalah. Hanya saja, kadang ada masalah yang memang tak butuh penyelesaian. Biarkan waktu dan keadaan yang menyelesaikannya.

Pundakku mulai luluh, rapuh dan tenggelam dalam sholatku. Sejenak aku hanya bisa berbisik dalam doa lirihku. Aku bersama mereka yang satu halaqoh denganku lebih sering melihat ku sesenggukan mungkin. Berbeda rupa dengan sosokku yang siap sedia ketika di luar itu.

Masih terlihat jelas, murabbiku memeluk hangat sebari memberika kata motivasi. Hanya saja.. bukan itu..

Aku hanya butuh menangis, aku tak bermaksud melupakan bahagia . hanya saja. Kini semakin aku menua, aku lebih tau bagaimana situasi nyata dunia.

Dan rumah adalah tempat yang paling bisa membuatku kembali rehat, kembali menjadi diriku yang dulu, kembali menjadi anak, kembali menjadi kakak. Aku tak perlu jadi orang lain. Yang mencoba tegar, yang menahan tangis.

Aku hanya perlu memeluk ibu, dan di acak kepaku oleh bapak, sedang kan adik kecilku. Dengan goda manisnya, cukup memberikanku tos dan guyonan garing.

Karena aku tak pernah akan sendirian..itu yang selalu aku tau..

No comments:

Post a Comment