Wednesday, January 18, 2012

Diskusi masih berlangsung


Pada kondisi kekinian, banyak diantara kita yang mulai jenuh terhadap keadaan. Ingin mencari dan membuat segala hal baru yang membu membuat mata kita kembali bersinar dan berpikir lagi. Ingin lebih jeli menatap masa yang akan datang dan kemudian membungkam keadaan. Ingin lebih jauh berpikir dan memetakan masalah bukan hanya sekedar pembuatan suatu acara.

Itu yang terpikirkan padaku. Entah karena lingkungan atau buku yang ada di sekitar yang selalu menjadi bacaan walau sesekali atau hanya sekedar sampai pada pemikira yang lewat dan terlintas di pikiran aku tak lagi sejalan dengan apa yang ada di lembaga kemahasiswaan yang saat ini berjalan.

Bukan hanya sekedar sikap mereka yang hanya sebatas menyelenggarakan acara namun jauh selepas itu bagaimana mereka hanya menginginkan nama mereka ingin nama mereka terletak di jejeran nama yang ada di kelas ‘excekutif’ itu.

Bukan pejuang namanya jika kita yang kiranya tidak sepaham dengan pemikiran dan bagaimana arah gerak dan perjuangan sebuah lembaga kemudian meninggalkan atau malah bersembunyi pada sikap diam dan berlindung dengan atas nama ‘apatis’.
Untuk itu bagaimana kita berusaha dekat dengan mahasiswa dan melaksanakan tugas kita sebagai lembaga kemahasiswaan yang sesungguhnya. Bagaimana mahasiswa sebagai agen yang bukan hanya berbicara lewat kacamata global namun lebih spesific dan mengerucut yaitu masalah kekinian dan masalah yang dekat dengan kita.

Mahasiswa hendaknya mampu memetakan masalah yang ada di sekitarnya dan kemudian mencari solusi. Itu yang kini mulai di tinggalkan dan kemudian mundur teratur dari jagad kamahasiswaan. Turunnya daya kritis mahasiswa bisa jadi karena prospek pikir hanya sebatas apa yang mereka inginkan yaitu nilai yang baik dan lulus dengan sempurna.

Yang ada saat ini adalah apa yang ada dalam diri setiap mahasiswa perlunya di pupuk kembali kesadaran dan kekuatan tekat dengan apa yang di perjuangkan walau itu berbeda dengan apa yang ada di sekitar . karena hal terbesar yang kemudian mempengaruhi kita adalah lingkungan. Bagaimana mengkondisikan diri dengan sempurna. Entah itu dengan lingkungan maupun tempat atau wilayah pencerdasan lain yang mampu menjaga tempo kesemangatan dan motivasi yang ada dalam diri kita.

Mahasiswa maupun lembaganya yang kini dianggap ‘matisuri’ sebenarnya tidak sepenuhnya di sebanrkan. Diskusi masih berlangsung walau dalam skala kecil, solusi terpikir walau dalam ide yang belum berkembang, keinginan atas perubahan ada walau dalam sebatas sekitar dan itu adalah modal besar pada pergerakan kemahasiswaan kedepan.

Kedepan diarapkan banyak adanya pencerdasan yang dilakukan oleh lembaga kemahasiswaan maupun mahasiswa itu sendiri dalam kesehariannya. Karena pencerdasan itu berasal dari diri sendiri. Pencerdasan itu dapat berjalan walau tanpa guru . namun pencerdasan itu pun dapat tersesat walau dengan peta. Jadi berhati-hatilah dalam memberi maupun menerima pencerdasan. Karena saya yakin di setiap diri kita memiliki waltu untuk menjadi berbangga dan luar biasa dengan pencerdasan maupun kesadaran yang kita miliki. (arma- unnes)

No comments:

Post a Comment