Wednesday, October 26, 2011

menuntun Indonesia tersenyum...


Terik hari ini menyanjung bumi untuk sekedar sebentar saja bersyukur dalam tundung. Menentang pengapdian mereka yang terjerembab pada keiklasan dan kemurnian hati yang mencela kaum mayoritas yang menindas rakyat jelata. Namun kita disini , berdiri dan menjadi sosok yang berbeda.

Terik mataahari ini mengusikku untuk mengiklaskan diri berada di jalan ini. Meluruskan niat atas dasar keridhoannya. Mengiklaskan apa yang sudah dan akan terjadi. Aku dan keinginanku hanya ingin satu. Membuat Indonesia lebih cepat untuk bisa tersenyum. Bukan senyum yang mereka lakukan untuk menjilat penguasa. Bukan kan simpati para pemilih di pemilu. Bukan senyum beringas atas nama mereka yang mengantri zakat namun untuk kembali di jual. Bukan senyum mereka yang tak ingin berbegi sejumput rejekinya karena enggan kehilangan labanya.

Indonesia membutuhkan kita untuk menuntunnya kembali tersenyum. Seketika kembali membuat mereka yang di dasar jembatan itu bisa tersenyum dan sekedar mrnimba kebahagiaan di rumah mereka sendiri.

Jujur pada diri sendiri. Menjadikan apa yang ada di otak kita bukan hanya soal diri kita sendiri. Bukan soal apa yang mereka sebuat dengan pacaran dan menangisisnya. Lelucon macam apa yang membuat mereka menangis karena cinta nafsu yang mereka pikir itu fakta. Bagaimana mereka bila melihat anak jalanan yang ada di jalan sana. Yang bahkan tak bisa meminta pada Nya. Bahkan tak punya tanya untuk sekedar berharap di lahirkan di tempat yang yang lebih layak.

Bila saja mereka bisa berkata. Aku ingin memeluk mereka satu per satu dan menjadikan pelukan itu di dalam dada ini sebagai simbol dimana mereka bisa menemukan cinta. Bukan dari narkoba atau dari lem yang mereka hisap.

Aku yang terlampau lemah ingin Imembuat Indonesia tersenyum dari sini.
Aku ingin membuat indonesia menjadi lebih baik dari sini. Aku tak ingin larut pada pemikiranku semata yang nantinya akan tenggelam dalam pragmatisme dan kebutaan hati dan pemikiran.

Terik matahari siang ini mengijinkanku untuk bersyukur.

Kembali bersyukur bahwa penghambaan matahari masih sama seperti sebelum nya. Mengabadikan cinta pada Tuhannya dengan cara mereka.

Dan ini caraku. Caraku mengabadikan cintaku pada Allah dengan langkahku di jalan ini.
Aku bersyukur atas kesadaran ini. Dan nanti.. semoga ada yang sadar lagi. Dan sadar lagi.. hingga kita bersama. Bisa sedikit punya waktu lebih cepat..

Untuk menuntun Indonesia tersenyum lebih cepat.


Semarang, 26 oct 2011
’pkm dan terik matahari..’

No comments:

Post a Comment