Wednesday, October 12, 2011

Ingin Mengenal Indonesia


Mungkin saya memang belum banyak mengenal Indonesia. Masih banyak materi dan referensi buku dan bacaan yang harus kembali saya baca dan dengar selepas ini. Ingin rasanya benar benar bisa mengenal bangsa yang nampaknya masih asri dan masih penuh dengan senyuman ini. Saya adalah salah seorang dari mereka yang ingin mengenal Indonesia. Yang mencoba meraba hati dan pikiran saya tentang wajah sesungguhnya Indonesia walau ditengah gempita globalisasi.
Bukan menyalahkan keadaan lagi terlalu kuper jaman. Namun saya ingin mengenal wajah Indonesia dan kembali bangga walau menjadi kecewa saat menjadi supporter paling semangat pada timnas Indonesia yang kalah lagi kemarin. Diantara mereka yang pragmatis dan cenderung lebih memilih nonton sinetron dan drama di stasiun televisi swasta, nampaknya gembita hati saya lebih membara saat mendengarkan cerita jaman dulu. Sampai mencoba berdiskusi dengan pikiran saya sendiri tentang sejarah Indonesia yang menurut saya luar biasa. Dan apabila harus memiliki masa, saya jujur ingin bertemu Soekarno yang faktanya seorang panglima pena dan orator Indonesia yang mampu menarik masa dengan waktu sepersekian detik hanya dengan teriakan merdeka sebanyak 3 kali ketika membuka pidatonya.
Karena itu saya ingin mengenal Indonesia. Ingin membaca banyak kisah para pahlawan kita. Perjuangan mereka lewat pena di manca negara. Atau saat para pemudanya mengambil pilihan untuk ‘menculik’ Soekarno dan kemudian memantapkan hati untuk kemudian memproklamirkan kemerdekaan Indonesia. Mungkin karena saya masih termasuk darah muda, saya enggan terlalu bijak menyikapi diri untuk berpikir harga sembako dulu.
Saya ingin mengenal Indonesia. Melintasi cakrawala yang dulunya hijau kini mulai di hiasi warna kecoklatan karena penebangan liar. Atau malah abu abu karena lumpur lapindo. Ingin tau tentang banyak hal yang menjadi problematika yang menjadi elegi tersendiri ditengah gempita pentas musik yang diadakan dimana mana. Atau malah ‘ndangdutan’ yang di hiasi dengan artis ibu kota dan gaya yang ‘syur’ . gimana lagi mereka cari uang. Jadi ya anggap saja biasa. Nggak seru juga kalo nggak begitu.ada yang kurang.
Saya benar benar ingin mengenal Indonesia. Cuma sedikit bingung soal politik. Tentang partai dan koalisi. Yang rakyat tahu Cuma harga sembako. Saat harga mahal berarti negara dalam bencana. Dan berharap segera turuk harganya . tanpa taku retorika penguasa yang sibuk menghitung harta. Sementara rakyatnya menderita.
Tegas ada yang harus bicara. Dalam baris baris aksi maupun mereka yang memegang pena. Satu diantara mereka yang peka dan mampu mengambarkan Indonesia.
Jika ada yang bicara Separak itu negaramu kawan??
Dengan lantang aku katakan ..
TIDAK..
Negeriku melimpah alamnya.
Negeriku punya sejuta mimpi dan pejuangnya.
Negeri sengan sejuta cerita..
Negeri rumit namun penuh cinta..
Hanya saja..
Penguasa tak sayang rakyatnya.
Hanya saja senjata kadang jadi pengungkap sayang nya..
Hanya saja batu kadang jadi pelempar peduliannya.

Hanya saja kita kurang peka ..
Kawan..
Kau tak percaya..
Coba tengok..
Sejenak keluar jendela ruangmu..
Ruang aman yang kau pikir semua baik-baik saja..

Ada kami disini..
Memeras hati dan pikiran..
Untuk..
Membuatmu..
Sadar dan peka..

Semarang..11 oktober 2011
‘sunyi diantara gelap pkm fe tanpa manusia ..’

No comments:

Post a Comment