Tuesday, December 11, 2012

Catatan Seruni ~


Tiba tiba ada seseorang yang terasa mengamati dari kejauhan. Ada yang berbeda dirasakan oleh Seruni. Hatinya nampak tak nyaman walaupun di tengah keheningan. Tak biasanya seperti ini. duduk di bangku pinggir lapangan sendirian bersama buku dan keheningan adalah momen yang biasa di lakukan namun kali ini terasa berbeda.

Benar saja di ujung sana ada tatapan yang mengamatinya. Dan Seruni tahu benar itu siapa. Tahu benar tatapan itu untuk siapa. Tahu benar bagaimana melanjutkan pertemuan tatapan mata itu bagaimana.

Di bereskannya segala macam perlengkapan yang di pakainya. Di tutup buku dan laptopnya. Dan ketika ia hendak beranjak.

“ bukan masalah jika uni tak berkenan , namun masih bisa kan kita berkawan?” tiba tiba suara itu hadir tanpa ijin.

“ untukku kita bukan hanya kawan”  jawab seruni tanpa memalingkan muka.

“benarkah?” ungkap suara khas lelaki itu dengan logat yang begitu di kenali setiap rapat berlangsung.

“ iya, kita saudara seiman. Mengapa tidak bisa saling menjaga itu dan berada pada jalurnya” ucap seruni yang kemudian benar-benar beranjak.

“ bagiku , abang senior yang baik, jangan ubah itu dari pikiran uni. Assalamu’alaikum”  kata seruni sebari melangkah.

“wa’alaikumsalam” jawab lelaki itu sebari melihat seorang kawan yang begitu dikaguminya berlalu. Hanya karena sepatah kata yang tak mampu di tahannya. Dan kemudian lelaki itu tertunduk seiring hilangnya seruni di ujung jalan.

Mengiba atas apa yang sudah di rasanya belum tepat dan belum saatnya. Dan akhirnya dia memilih berbalik, dan mengambil keputusan terbaik yang bisa di tempuhnya saat ini. mengambil air wudhu dan menghadap sang pencipta dengan taubat yang terlantun dalam setiap sujudnya.

No comments:

Post a Comment