Tuesday, November 19, 2013

Tentang Hujan ~

Ku raih lagi tetes hujan yang jatuh di tanganku. Ku genggam seakan ingin meyakinkan diriku sendiri. Dan sekejap kemudian ku buka mata. Hingga ku temukan pandangan yang sama. Pemandangan belakang rumah dengan pohon mangga di sana. seperti di mimpi. Selayaknya dalam pintaku. Dan sekejap itu aku terpaku.

Ini minggu ketiga selepas ikrar itu tertera. Terlantun dalam majelis yang penuh doa , pengharapan dan pinta. Dia yang berniat menjagaku dari realita dunia dengan segala kekurangan dan ketangguhannya. Siapa yang menyangka sosoknya yang kini ku lihat pertama kali ketika aku membuka mata. Bahkan ketika aku terbangun di tengah malam seperti kebiasaanku sedari dulu.

Nyatanya hari demi hari berganti. Dan rumah tangga ini di bina dari niatan nan mulai tak hanya sekedar gurat niat namun juga ikhtiar yang benar dan seutuhnya hanya bertujuan untukNya. Ketika itu terlantun dalam ikhtiar begitu mengesankan untuk ku rindukan ketika meninggakannya melaksanakan tugas negara untuk melaksanakan Kuliah Kerja Nyata atau KKN.

Bahkan pelaksanaan penerjuanan KKN saja bertepatan dengan dimulainya hubungan kami dalam ikatan suci. Hingga setiap rapat evaluasi agenda program KKN rasanya menjadi sebuah simbolis evaluasi diri dalam diam antara aku , hatiku dan Allah yang menyapa dalam setiap kerai bisik hati dalam jiwa.

Saat dimana beberapa orang mulai menjelma dalam keadaan yang sedemikian rupa ku inginkan. Senyuman mereka bagai sebuah peneguh keputusan untuk menaklukan keraguan. Doa mereka bagai menumbangkan bingkai kegelisahan. Hingga pelukan keluarga yang membuatku kian tangguh untuk melanjutkan segala hal yang telah kami jalani bersama dan enggan berbalik lagi.

Begitulah kami mengeja kehidupan kini dan nanti. Rintik hujan di antara semai senyuman dan canda kami bagai merekam segala hal. hujan membingkainya dalam intrumen kehidupan yang kian lengkap dengan syukur dan kesabaran. Hujan membuat kami sadar bahwa hadir nya di antara kami membawa keceriaan dalam setiap rintiknya.
Ku tatap lagi langit kelabu yang berarak di kejauhan. Bukan hanya sekedar simbol mendung akan hujan yang baru datang. Namun mengisyratkan banyak hal. kami membina sebuah hubungan bukan hanya pada antar manusia namun juga dengan takdir dan keputusan langit. Yang sudah tertera bahkan sebelum di lahirkan.


Dan aku begitu menyukai hujan. Semua yang menyayangiku tahu itu. Siluet kesan yang membuat banyak orang merasa terganggu dengan rintiknya,. Namun untukku, hujan seperti teman yang selalu tiba pada saatnya. Lebih dari sekedar membaca hati. Memahami realita. Dan langit merekamnya dalam cuaca. Hingga mendung  dan hujan tiba. 

No comments:

Post a Comment