Friday, November 29, 2013

Sedang (sangat) KANGEN !!




Ada waktu kita memang memberi jeda pada pertemuan. baik waktu itu di sengaja atau tidak. Baik itu di kehendaki atau tidak. Baik itu di rencanakan atau tidak. Baik itu di senangi atau tidak. Namun jeda itu akan tertap tertera dalam takdir. Karena dengannya kita menghargai pertemuan. dengan itu kita mampu berpikir tentang segala hal yang sedemikian mengesankan untuk di kenang.

Mungkin mendadak melankolis akhir-akhir ini. tulisan saya tak jauh dari pernikahan dan siluet kata hati. Tak mengapa menurutku. Normal dan cenderung baik jika itu berorientasi ke arah kebaikan bukan?

Mungkin karena sekarang memang saya benar-benar jauh dari orang tua secara fisik. Karena jika di tanya soal hati dan perhatian. Tak pernah lepas dan berjeda perhatian dan kasih sayang orang tua dari anak perempuan satu-satunya di keluarga kecil kami.

Begitu banyak yang berberda. Pastinya tak ada lagi bapak yang selalu mematika televisi ketika beranjak malam. Tak ada bapak yang senantiasa mengantarkan kemanapun saya pergi dan bersama siapa pergi jika tidak di antarkan beliau. Tak ada bapak yang selalu mengetuk kening saya dan kemudian bergumam segala tingkah saya yang membuatnya gemas. Dan tak ada lagi kecupan di pipi saya ketika melepas saya pergi kesemarang dan saya yang mencium tangannya dengan segenap cinta serta doa yang terlampir di antara kami. Walau kadang tak terucap namun saya tahu betapa bapak begitu menyayangi saya. Dan itu begitu jelas terlihat kapanpun dan di manapun ketika saya melihat sudut matanya.

Hal yang tak kalah berubah adalah adik kecil saya. Bima. Yang sedari dulu begitu kontra dengan saya. Banyak hal yang membuat kami tak sepaham dengan segala hal. bahkan hingga detik terakhir pernikahan saya. Namun kemarin ketika kembali berjumpa setelah saya jauh darinya. Ada tatapan yang jarang terlihat di matanya. Ada kasih sayang yang begitu besar pula ketika di acaknya jilbab di kepala saya. Memang umur 5 tahun di bawah saya tak membuat perbandingan tinggi kami sama dengan umur. Karena walau secara umur lebih tua , dia lebih tinggi dari saya saat ini. dan di tanyakannya hal sederhana yang mencerminkan perhatian yang istimewa untuk saya. Adik kecil saya yang setia kali foto harus membawa mainan bersamanya itu kini beranjak menjadi pemuda yang istimewa untuk menjaga bapak dan ibu di rumah.

Dan sosok tangguh yang istimewa dalam kehidupan saya. Yang tak henti menjadi pelita baik ketika dalam kandungan hingga sampai ke alam dunia. Yang doanya menjadi petunjuk yang selalu menemani saya. Yang ridhonya menjadi ridho Allah. Yang cintanya tiada akhir hingga ke akhirat kelak. Yang tak akan pernah saya jadi dewasa di depannya. Yang selamanya akan menyebut saya perempuan kecil yang akan selalu membuatnya tersenyum setiap saat. Ibu. Ingin rasanya seperti dulu menculiknya ke jogja dan menemani saya menghadiri pameran seni sampai ke tempat yang ingin saya kunjungi. Kemanapun kami, berjalan berdua sambil saling bercerita tentang kehidupan. Beliau guru terbaik, ibu teristimewa, sahabat yang luar biasa untuk saya. Untuk kehidupan saya.

Sehingga jika seorang perempuan yang kini sudah menyandang status istri ini kembali menangis ketika berucap kangen dengan ketiga orang yang teristimewa itu bagi kehidupan saya itu bukan karena saya tidak mensyukuri apa yang saat ini telah terjadi. Namun itu sebentuk ungkapan keinginan saya untuk terus merasakan dan akan selalu merasakan kehadiran dan perhatian mereka pada saya. Karena mereka tak akan terlewatkan dan mereka yang terbaik. Yang teristimewa.

No comments:

Post a Comment