Monday, July 9, 2012

Realita


Pagi ini saya enggan beranjak dari pemikiran saya. Ada banyak hal yang berkecamuk namun tak mampu saya ungkapkan lewat kata. Dan akhirnya. Hampir seharian di kamar kos adalah salah satu tantangan seseorang seperti saya menikmati  riuh redam kamar dengan lagu sheila on  7 dan letto. Tak lupa dengan perbincangan khas yang saya lakukan dengan buku-buku yang ada di atas meja serta teh hangat yang menemani saya dengan setia.

Sedang mencoba mengelak dengan pikiran saya sendiri. Saat sebagian orang bertingkah aneh akhir akhir ini. dengan pikiran dan prasangaka mereka. Jujur memang baik bahkan tindakan mulia. Namun untuk saya diam  adalah sebuah pilihan yang saya pilih untuk tidak menyakiti siapapun termasuk diri saya sendiri.

Berbicara dengan beberapa orang juga membuat saya kagum. Beberapa sosok yang cukup berperan aktif maupun pasif dalam hidup saya. Beberapa senior yang mengajak canda yang justru membuat simbol hidup bernama senyum itu kian ringkas mengenali kejadian demi kejadian.

Lantunan nada lagu bersahaja mengalun dari bibir itu. Senyumnya mengembang seraya beberapa sapa dari teman teman. Seakan ingin mengabaikan masalahnya sendiri dan berkata bahwa hidup ini baik baik saja.

Dan mengenal dan menatap anugrah terindah Allah
dalam bingkisan seseorang itupun kian membuat keadaan ini semakin baik saja. Melihatnya adalah sebuah anugrah tersendiri. Senyum tersembunyi di balik wajah  itu sebuah kesempurnaan pribadi yang berbeda dengan dia yang dulu lu temui sekitar 2 tahun yang lalu.

“kalo nanti sudah mengerti, dek arma juga tau.. kalo hidup ini begitu menyenangkan untuk di syukuri setiap detiknya” gumamnya ketika aku bertanya alasannya begitu bergembira hari ini.

Mengijinkan seseorang masuk dalam kehidupan saya bukan hal yang mudah. Menuai banyak kata iya untuk mereka yang keluar dan masuk dalam kehidupan kita punya rasa tersendiri. Dan saat ini, saya sendiri tengah enggan untuk berpikir tentang ego. Itu salah memang, namun mencoba untuk menikmati kehidupan ini barang sebentar membuat saya sendiri terlupa dengan beberapa teman pagi dan siang berwarna merah jambu dan hijau berbentuk pil itu.

Mereka bilang tersenyum adalah cara paling indah untuk beribadah. Namun untuk saya, ingin rasanya menempatkan segalanya sebagai ibadah. Langkah dengan niat yang benar. Mengubah persepsi yang benar. Menghindari perbincangan dan pertengkaran tak berguna. Membuat ibu berbahagia dengan kehadiran saya. Dan membiarkan beliau bercerita apapun yang beliau alami ketika saya tidak ada dirumah. Itu begitu mengesankan untuk di tinggalkan.

Dan ketika mereka bertanya kenapa saya tidak berkata ‘iya’ untuk sesuatu yang mereka pinta. Jangan tanyakan itu saat ini. ada jauh lebih banyak cinta yang ibu ingin berikan. Ada jauh lebih banyak waktu yang tersita bukan hanya milik saya. Atau jika waktu kelak bukan legi milik saya. Harapan saya Cuma satu. Dikenang sebagai anak, kakak, teman dan sahabat yang mengesankan.

Senja menyibari sore dengan indahnya. Nampaknya setiap perbincangan selalu berakhir manis. Namun rangkaian kata yang di tulis dari pagi hingga sore ini berhenti dengan ucapan.

Terima kasih untuk segalanya..
Dan kata yang terindah untuk hari ini adalah..
Alhamdulillah J

3 juli 2012
‘kamar putih’ ~

No comments:

Post a Comment