Monday, July 2, 2012

Inspiring Senja



Sebuah senja dapat berarti banyak bagi seseorang. Termasuk saya sepertinya. Seperti biasa ketika menemukan senja luang yang ada di jadwal maka itulah saatnya saya ingin berbagi cinta dengan mereka yang ada jauh dari kehidupan keseharian saya. Hingga akhirnya bertemu dengan salah seorang senior yang sempat berkenalan dengan suatu agenda membuat saya cukup tertarik tentang bagaimana beliau menimba keilmuan yang mendalam khususnya tentang keilmuan beliau tentang ‘Menganalisis Isu’.

Berbincang dengan seseorang yang cukup berpengalaman membuat saya agak canggung untuk secepatnya meneguk ilmu yang sebanyak banyaknya. Namun penampilan kalemnya membuat siapapun mungkin akan berpikir dua kali untuk bersegera beranjak dari sisinya. Apalagi saya.

Jilbab biru muda itu nampak cantik di paras ayunya. Hingga obrolan tentang sebuah pergerakan mulanya membuat saya agak tertarik dengan kiprah beliau yang belum lama ini tulisannya di terbitkan di media massa terkemuka. Bagaimana beliau menemukan sebuah pemahaman yang faktanya tak pernah jauh dari kegagalan dan rintangan namun menyerah adalah kata yang  dikenalnya namun enggan di jabarkan dalam kehidupan.

Hingga beliau berbincang tentang kemampuan kader yang berkembang dlam perjalanan dakwah yang semakin lama semakin bergidik untuk di lewati. Bagaimana beliau menjajakan sebuah pemahaman tentang relvansi yang ada di dlaam internal maupun Eksternal dakwah yang ada di lingkungan saat ini.

Lebih jauh beliau menjelaskan bahwa aktivitas dakwah saat ini sudah seharusnya ada sebuah analisis tentang bagaiman kita dapat melihat, menyelidiki dan kemudian menyimpukan bukan hanya sekedar untuk berwacana saja namun untuk mengadakan sebuah langkah kongkret untuk melakukan agenda besar kedepan untuk perbaikan.

Sehingga beliau mengutip bahwa makna isu selalu harus mampu di bedakan keberadaannya adalah masalah yang di bawa dan dari mana berita atau asal muasal berita tersebut di hembuskan. Karena melihat berbagai arah ada tendensi yang ada di lingkungan saat ini banyak adanya tendensi dan adanya sebuah sikap yang cenderung memiliki banyak potensi adanya pemanfaatan isu untuk kepentingan yang berbeda-beda.

Bagaimana seseorang yang piawai untuk mengolah isu tentu harus paham dalam hal isi atau materi isu dan bagaimana menempatkan pemahamanya. Faktor kecerdasan dan kedewasaan di bawa secara benar sehingga mampu mengolah informasi dengan benar dan tidak dengan emosi semata.

Sehingga beliau melibatkan diri untuk menanganalisis isu dengan lebih dewasa dengan cara beliau. Sikap dan sebuah presepsi yang benar harus di tenamkan bahwa beliau ataupun nanti siapapun yang menganalisis isu harus mampu berdikap obyektif dan tanpa tendensi pribadi maupun golongan.

Sore menjelang senja mengakhiri perbincangan kami yang gurih untuk di nikmati lebih lama namun kemudian kami tahu. Waktu mengijinkan kami untuk memilih lebih luas untuk memiliki masa untuk hidup kami teruntuk penghambaan yang sesungguhnya kepadaNya.

Senja menyuguhkan sebuah kenangan manis sebelum beliau dan saya kembali merantau di tengah gempita ideologi. Entah dimana kami kelak menempatkan diri. Sesungguhnya bukan kami yang akan saling kehilangan ,namun bagaimana sebagai pribadi yang masih cinta dengan jalanNya kami saling tahu. Hanya hati yang tertaut pada Sang Pencipta yang akan mempertemukan kemenangan hakiki pada kemulyaan menjamah Din-Nya yang hakiki di dunia maupun di akhirat kelak. (arma – unnes) 

2 comments: