Tuesday, February 21, 2012

*magelang dan cerita..

Langit biru dan iringan awan putih itu menayangkan melodi lagu hari yang akan selalu menjadi indah. Walau tidak untuk hari ini. Perjalananku menyusuri kota ku kali ini bukan hanya sekedar untuk mencari foto. Keadaan telah mengajarkanku untuk menghargai sebuah sejarah. Bahkan sejarah hidupku sendiri.
Rumah tua yang mulai merapuh di pinggirnya membuatku sedikit bergidik. Bukan karena ketakutan pastinya. Namun keindahan kenangan yang tak terlupakan. Sekejap kemudian sudut pandangku memburam. Mencemooh diriku sendiri yang mulai larut pada keadaan dan gelombang kenangan yang mungkin tak ku dapati di manapun selain tempat ini. Rumah nenekku.
Lantunan lagi lama yang terdengar semakin mengisyaratkan rangkaian kegelisahan yang tak ada tepinya. Perjalananku yang oanjang. Putri pertama dari dua manusia yang berbeda namun satu jiwa. Cucu pertama dari 2 keluarga yang besar. Hingga cicit pertama karena kedua mbak putri dan kakung anak pertama serta bapak dan ibu juga anak pertama.
Namun aku tak tumbuh dengan biasa saja. sajak sajak gelora masa lalu telah ku rasakan bahkan sebelum aku melalui hari sebagai seorang yang mengerti tentang dunia. Tumbuh dengan kakung dan mbah uti yang begitu menyayangiku. Aku benar-benar menjadi anak 2 keluarga. Namun sepi dari peristiwa yang berwibawa. Di dekap takdir yang menjadikanku penyayang sekaligus penilai kehidupan.
Lintas keadaan yang akan membuat ku bukan hanya sekedar melabuhkan gemintang. Namun begitulah aku menikam diri dengan berbagai impian. Saat ini, ketika beranjak dari masa kanak-kanak dan mimpi-mimpi masa remaja yang meninggi. Aku tetap ingin menjadi anak dan perempuan di keluarga ini. menjadikan si kucing manis yang dulu selalu di suguhi segelas susu dan duduk manis di bangku depan sementara mataku tak lepas dari mereka yang berlarian di luar rumah dengan hujan hujanan. Rantai sakitku yang membungkamku tak inginkan lebih dari sekedar bernafas dan tersenyum lagi untuk hari selanjutnya.
Tumbuh menjadi arma yang sekarang tak akan mengubah apapun. Bahkan tak mengubahku menjadi pembangkang ketika ibu memintaku pulang untuk menemaninya berbagi cerita di teras rumah di iringi lagu ebiet karena bapak kerja dan adik yang kemah. Aku masih disini. Menjadi diriku sendiri.
*magelang dan cerita..

No comments:

Post a Comment