Sunday, November 27, 2011




Beberapa waktu kembali ke tempat dimana aku dibesarkan dan mengelola diri untuk pertama kali membuatku bersyukur. Syukur pada apa yang telah dan akan terjadi nanti. Melihat sudut itu aku merindu sosok itu. Sosok yang membuatku tertidur kelelahan selepas melepas tawa riang di dekat sungai. Sosok yang membuatku berhari kecil untuk membelikan rokok atau korek api untuknya. Sosok yang keras namun begitu lembut hatinya. Alm.Mbah kakung selalu punya sudut yang tak terlupakan.

Lama kepergiannya tak membuat satupun kenangan itu terbias dan hilang. Pancingan itu. Atau sarung hijau itu. Atau foto-foto itu cukuplah membuatku kini menitihkan air mata ketika kembali mengenangnya. Mendidikku tentang senyuman dalam menunggu pancingnya mendapatkan ikan. Atau lantunan agama tanpa naskah yang beliau uraikan dengan sederhana namun luar biasa.
Merindukannya punya rasa tersendiri untuk melantunkan dia dan kerinduan ini dalam selip-selip doa yang hanya ku persembahkan untuknya..
Semoga dia mendapatkan tempat yang indah di sisi Allah..
Mbak kakung... :’)

menjadi cucu pertama dan anak pertama memiliki kesan tersendiri untukku. saat aku dijadikan tolak ukur untuk segalanya. yang membuatku harus selalu nampak sempurna namun faktanya aku tiada punya kata itu hingga saat ini. namun aku selalu bersyukur atas rahmatNya yang tiada henti mengijinkanku untuk memeluk kebahagiaan menjadi yang pertama.

dan bila nanti aku di ijinkan menjadi yang pertama juga untuk dia di ujung sana.. :)

semarang, 27 - 11 - 2011
"membara pramuka di depan meja bundar"

No comments:

Post a Comment