Friday, December 17, 2010

pemilu yang memilukan..


Sewajarnya setiap aspirasi itu diperbolehkan. Sepatutnya setiap massa itu bergerak dengan nurani. Sepenuhnya kita harus menghargai pendapat. Seperti kita menghargai suatu pergerakan. Dan itu sah. Dan saya menghargai itu hanya teramat aneh saat seseorang yang begitu saya kagumi berbicara tentang itu.
‘menurut saya .... adalah orang yang baik dan ia punya misi yang jelas,saya ingin mendengar dari kalian, begitu’ ujarnya sebari ingin bernada menjanjikan.
Bukan itu sosok yang selama ini saya kagumi. Bukan seperti itu sosok yang selama ini menjadi panutan saya untuk bergerak. Bukan orang itu yang menginginkan sesuatu dan menanamkan idealisme pada kami yang tak tahu menahu tentang politik di kampus.
Sejujurnya saya kecewa. Sangat kecewa. 2 kandidat yang saya kagumi dan perjuangkan , malah melakukan hal yang sama. Forum yang sama saat saya kembali dikecewakan oleh 2 kandidat yang saya pilih.
Politik dan kekuasaan membuat semua menjadi serba ‘halal’ untuk dilakukan. Ia benar tak ada yang bilang ini salah. Mungkin saya juga yang terlalu ‘kolot’ dan tidak berfikir secara rasional seperti yang lainnya. Mungkin pemikiran saya terlalu mendekte dan tidak se idealis aktivis lainnya. Namun setidaknya saya punya hati untuk merasakan apa yang salah dan apa yang benar.
Mulai dari sekarang mungkin saatnya untuk berdiri di idealisme saya sendiri yang secara otomatis tidak akan mendukung siapapun kandidat , karena fakta membuktikan hal lain yang membuat saya tak nyaman hati. Hal yang membuat saya dikecewakan oleh kedua kandidat terkuat saya? Itu begitu memilukan bukan.
Ehh.. mulai dengan kekaguman dan berakhir dengan hal yang tidak menyenangkan sungguh tidak enak. Selanjutnya apa yang akan terjadi. Apa ada yang mau kampanye dengan cara membuat pengajian atau mentoring bersama? Atau ada yang membuat forum di birokrat sekalian. Saat ini saya sedang tidak memiliki antusiasme seperti dulu. Saat beberapa waktu lalu saya kira mereka berdualah yang terbaik dan patut dipilih. Namun fakta memberikan jawaban yang lain dari jawaban yang saya inginkan. Fakta memberikan jawaban atas segala kegelisahan , yang kini membuat kegelisahan baru yang membuat saya semakin tidak tahu arah untuk menentukan.
Sama seperti jawaban saya ketika ditanya oleh seseorang yang saya kagumi itu, siapa yang kamu pilih nanti?
‘saya? Biarkan pilihan itu datang saat saya berada di bilik suara!’
Singkat padat dan jelas. Entah apa yang ada dibenak mereka yang ada di forum itu. Kehilangan satu suara? Kehilangan momentum? Ini yang disebut politik. Ini yang menggelikan dan ini yang begitu menggiurkan untuk di telisik lebih jauh. Namun politik memiliki sejuta misteri yang bisa membuat kita terpukau karena sikap ramah dan bersahabatnya.atau bisa juga mendelik geli saat tahu apa yang digambarkannya saat ini hanya kamuflase sejenak untuk membuat basis masa.
Apa guna suatu pergerakan bila diawali denga hal yang mengecewakan. Apa guna suatu demokrasi saat pilihan ditetapkan oleh kau yang ‘diatas’.Apa guna pilihan jika kita di dekte akhirnya. Fakta fakta dan fakta. Memilukan dan mendebarkan. Satu tak bisa ditebak yang lain menambah penasaran bahkan kegelisahan. Subyek yang kalian arah salah. Bukan saya. Jangan saya. Karena fakta membuktikan semua di depan mata saya.
Esok akan mulai adanya pencarian lebih dari sebelumnya. Kalo kemarin sekor kalian lebih 2 dari yang lainnya. Namun besok kemua sama 0. Tak ada yang berlebihan. Karena pilihan dan komitmen terbentuk lewat keputusan hati bukan dekte atau perintah. Itu akan menghasilkan pemimpin yang sesungguhnya.

No comments:

Post a Comment