Monday, April 2, 2012

Pertanyaan pada Kegelapan

Deru suara kereta terdengar lebih nyaring dari biasanya atau aku saja yang merasakannya berbeda. Degup jantung ini pun begitu hingga harus bersimpuh lebih lama ketika harus melewati dhuhur yang lebih indah di berikan senyuman senyuman penghargaan pada pilihan yang sudah di tetapkan atau hanya aku saja yang masih berpikir ini benar atau ini memang langkahku.
Namun kemudian aku tersadar melihat semburat cahaya di ujung jendela kereta itu ketika kereka perlahan meninggalkan stasiun dan berada di jalannya. Karena kita memang begitu jalan kita meninggalkan tempat yang terang dan nyaman kemudian memilih untuk melewati jalan yang gelap bukan semata mata ketakutan kita pada hal negatif yang akan ada namun fokuslah pada tempat terang yang akan kita temukan dan pengalaman hidup yang luar biasa.
Senyumanku pada gelap yang ada di luar jendela itu mungkin berarti agak aneh untuk mereka yang berada disamping ku namun ini adalah sebuah hal yang selalu ku lakukan. Ibu pernah bilang tersenyum saja dulu katakan pada dunia kalau langkahmu dan tujuanmu itu benar dengan niat yang benar dan jalan yang benar bukan hanya sekedar baik.
Dan senyuman itu yang membuatku berani untuk berkata aku siap untuk apapun yang terjadi dengan kesungguhan dan keyakinan bahwa Allah akan menolong siapapun yang berjuang di jalanNya. Sebuah pengingat yang menjadikan sejuta keraguan itu menguap. Sebuah kalimat yang membuat semburat kegelisan itu lenyap seketika sebari memberikan sebuah kalimat lagi pada bayanganku di jendela kereta.
“kau masih Arma Setyo Nugrahani kan?”
Dalam perjalanan menuju Ibukota ~ mungkin jalan ini tak memberi perubahan drastis.. namun jalan ini memberikan kami pelajaran bahwa ternyata masih banyak yang mencintai Indonesia dan peduli dengan Indonesia serta membaca realita dengan cara kami juga.

No comments:

Post a Comment